Sudah sedari dulu banyak diskriminasi yang diterima oleh kaum perempuan. Kebanyakan diskriminasi itu umumnya berhubungan dengan kemampuan fisik.
Padahal faktanya terbalik. Fisik kaum hawa terbilang lebih kuat daripada para pria dan itu sudah dibuktikan lewat berbagai penelitian ilmiah.
Penasaran apa saja? Berikut ini adalah fakta-fakta pendukung bahwa fisik perempuan jauh lebih kuat daripada pria!
Situs Scientific American merilis artikel berjudul “Why Women Live Longer” dan disebutkan bahwa umur panjang itu dikarenakan gaya hidup perempuan cenderung lebih sehat ketimbang pria. Rata-rata mereka lebih lama hidup enam hingga tujuh tahun. Rata-rataa perempuan juga hidup lebih bersih daripada pria.
Ada yang dinamakan tantangan persalinan dan itu dilakukan para pria di media sosial negara-negara maju. Tahukah kamu bahwa rata-rata dari mereka tidak bisa menahan rasa sakitnya? Luar biasa ya, ketahanan perempuan dari rasa sakit.
Ini berbicara tentang payudara perempuan. Ukuran dari organ bagian depan perempuan tersebut menyesuaikan ukurannya.
Diketahui bahwa payudara dengan ukuran cup A punya berat sekitar 200g. Namun untuk satu pasang cup D, itu bisa disetarakan dengan berat bayi enam bulan. Bayangkan seorang perempuan yang harus 'membawa'nya tiap hari.
Tubuh perempuan ternyata punya lapisan lemak yang lebih tebal di bawah kulit dan itu menyebabkan mereka jauh lebih tahan dingin ketimbang pria. Penelitian melihat kemampuan tersebut bertujuan untuk menjaga kehangatan janin saat melahirkan.
Studi dari McGill University Health Centre membuktikan bahwa perempuan sebenarnya lebih tahan penyakit. Itu disebabkan karena produksi hormon estrogen mereka lebih banyak dan membuat perlindungan ekstra dari organisme patogen.
Hal yang cukup diperdebatkan karena pada dasarnya ini berhubungan dengan pendidikan yang diterima. Akan tetapi riset dari James Flynn, peneliti asal Selandia Baru, menunjukkan bahwa IQ perempuan, yang dulunya (di zaman dulu) lebih rendah dari pria, perlahan-lahan naik dan itu jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan. Nah, inilah pentingnya kesetaraan dalam pendidikan.
Kita sering disodorkan persepsi saat perempuan sedang emosional, mereka tidak bisa berpikir tenang dan jelas. Itu membuat pria menjadi pengambil keputusan yang lebih baik.
Namun neurolog Mara Mather tidak setuju akan hal itu dan malah melihat pria lebih sering mengambil keputusan yang berisiko tinggi saat stres. Malah berpotensi gegabah, kan?
Siklus menstruasi bukan sekadar perubahan hormon tubuh yang mengubah mood para perempuan saja. Datang bulan memperlambat proses penuaan, karena reaksi tubuh mengeluarkan zat besi yang dapat mengurangi penyakit jantung hingga stroke.
Dengan semua fakta ilmiah di atas, tidak semestinya pria merasa superior lebih kuat daripada perempuan. Jika melihat lebih jauh, setiap orang punya karakteristik kekuatan dan kelemahannya masing-masing, tanpa melihat jenis kelaminnya. Penjelasan di atas sekadar sebagai informasi ilmiah yang terjadi secara rata-rata.