5 Kura-kura Tempurung Lunak yang Ada di Indonesia, Pernah Ketemu?

Kura-kura merupakan jenis reptil yang paling mudah dikenali dan paling terkenal. Lebih lanjut, kebanyakan spesies kura-kura memiliki tempurung keras yang digunakan untuk melindungi diri dari predator. Tapi setelah diulik ternyata ada kura-kura yang memiliki tempurung lunak, lho. Tak cuma itu, bahkan beberapa spesies kura-kura tempurung lunak bisa dijumpai di Indonesia.
Uniknya, mereka tak hanya memiliki tempurung lunak yang tipis dan datar. Setelah diulik, tiap spesies juga memiliki keunikannya tersendiri. Sebagai contoh, ada spesies yang memiliki bentuk hidung unik. Selain itu, ada juga spesies yang berukuran raksasa. Tak mau kalah, ada juga spesies yang populasinya terus menurun dan jadi hewan terancam punah. Nah, kita akan membahas semua hal tersebut secara rinci, mendetail, dan mendalam di artikel ini!
1. Bulus

Diantara kura-kura tempurung lunak lain, Amyda cartilaginea atau bulus jadi yang paling terkenal. Hal ini tidak mengherankan mengingat ia bisa ditemukan di sawah, sungai, danau, sampai selokan di dekat rumah. Penyebarannya juga luas karena mencakup wilayah Indonesia, Malaysia, Brunei, sampai Thailand. Sayangnya, hewan ini termasuk hewan terancam punah dan masuk ke kategori vulnerable atau rentan, jelas Animal Diversity Web.
Saat ini, populasi bulus terancam oleh tiga hal, yaitu perburuan liar, kerusakan habitat, dan industrialisasi. Bulus sendiri mudah dikenali dari lima ciri, yaitu badannya yang datar, tempurungnya yang lunak, gerakannya yang lambat, moncongnya yang panjang, dan ukurannya yang mencapai 75 centimeter. Kemampuan kamuflase bulus juga cukup baik dan ia sering terlihat bersantai atau berdiam diri di dasar sungai dan di dedaunan kering.
2. Labi-labi hutan

Seperti namanya, Dogania subplana atau labi-labi hutan sering ditemukan di hutan yang lebat. Spesifiknya, hewan ini sangat suka mendiami perairan, sungai, dan hutan di dataran tinggi, jelas Thai National Parks. Di hutan dan sungai, hewan sepanjang 35 centimeter ini sering mencari makanan yang berupa keong dan moluska lain. Nah, dalam memakan keong, labi-labi hutan mengandalkan rahangnya yang sangat kuat.
Selain di Indonesia, reptil ini juga bisa dijumpai di wilayah Asia Tenggara lain, seperti Thailand, Singapura, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Myanmar. Sebenarnya, hewan ini cukup terkenal dan sering berjumpa dengan warga desa yang hidup di pinggir hutan. Sayangnya, tak banyak yang diketahui tentangnya. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena ia hidup di dalam hutan yang jarang dijamah oleh manusia. Alhasil, penelitian terhadap labi-labi hutan jarang dilakukan.
3. Labi-labi moncong babi

Dilansir Atlas of Living Australia, Carettochelys insculpta atau labi-labi moncong babi bisa dijumpai di Pulau Papua dan Australia utara. Biasanya, hewan ini kerap ditemukan di sungai air tawar. Sebenarnya, reptil ini cukup besar dengan panjang 70 centimeter dan bobot mencapai 20 kilogram. Sayangnya, hewan ini jadi hewan terancam punah dan masuk kategori endangered (terancam). Ia juga termasuk hewan yang dilindungi oleh pemerintah, jadi kamu tak boleh sembarangan memelihara atau menangkapnya.
Sekilas, kura-kura ini sangat mirip dengan penyu dengan kaki yang seperti sirip dan tempurung yang datar. Hanya saja, hewan ini memiliki hidung memanjang dan lubang hidung bulat yang serupa dengan hidung babi. Di Papua sendiri reptil ini kerap diburu untuk dimakan yang mana turut berkontribusi akan menurunnya populasi reptil ini. Untungnya, upaya konservasi sudah dilakukan oleh pemerintah. Tapi jika tak ada kerja sama dari masyarakat maka upaya tersebut akan sia-sia.
4. Bulus raksasa berwajah katak

Seperti namanya, Pelochelys cantorii atau bulus raksasa berwajah katak memiliki ukuran yang tak main-main. Bayangkan saja, panjangnya bisa mencapai 1,8 meter dan bobot maksimalnya ada di angka 250 kilogram. Tak hanya ukuran individu dewasanya, ukuran telurnya juga cukup besar dengan diameter sekitar 3 sampai 3,6 centimeter. Tapi tentunya tempurung hewan ini tetap lunak dan tidak sekeras kura-kura raksasa lain seperti kura-kura galapagos.
Namun dibalik keunikan tersebut hewan ini merupakan hewan terancam punah. Data dari IUCN Red List menyebutkan kalau ia masuk ke kategori critically endangered atau sangat terancam. Populasinya juga terus menurun dan ia terancam oleh berbagai hal, seperti kerusakan habitat, perburuan liar, perubahan iklim, sampai aktivitas manusia. Sayangnya, ia bukan termasuk hewan yang dilidungi oleh pemerintah sehingga kurang diperhatikan.
5. Kura-kura aramia

Chelodina parkeri atau kura-kura aramia merupakan spesies kura-kura yang cukup misterius karena sangat sulit ditemukan. Secara umum, penyebarannya mencakup wilayah Papua Nugini, jelas iNaturalist dan The Reptile Database. Namun, beberapa orang juga pernah menemukannya di wilayah Papua, Indonesia. Nah, karena sangat sulit ditemukan, alhasil tak banyak yang diketahui tentang reptil ini. Saat ini, para ahli hanya tahu tentang ciri fisiknya yang mana ia punya tubuh datar, warna gelap, dan leher memanjang layaknya ular.
Bulus, bulus raksasa berwajah katak, labi-labi hutan, labi-labi moncong babi, dan kura-kura aramia merupakan beberapa kura-kura tempurung lunak yang ada di Indonesia. Mereka memiliki beberapa persamaan, yaitu memiliki tubuh datar, sering terlihat di daerah lembab, dan cukup sulit ditemukan. Tak hanya itu, beberapa spesies juga termasuk hewan dilindungi dan terancam punah yang harus dijaga dan dilestarikan.