Romanov: Keluarga Kekaisaran Rusia yang Berakhir Mengerikan

Nama Romanov mungkin adalah nama yang sangat asing bagi kita, tetapi nama ini akan terdengar lebih familier di telinga orang Rusia. Membahas soal Rusia, kamu mungkin akan langsung teringat dengan presidennya yakni, Vladimir Putin.
Saat ini, Rusia memang merupakan negara republik yang dipimpin oleh seorang presiden. Namun beberapa puluh tahun yang lalu, negara ini merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia dan dipimpin oleh Tsar Nicholas II dari Keluarga Romanov. Siapa mereka? Berikut kisah lengkapnya!
1. Keluarga Romanov menguasai Rusia selama 300 tahun

Sebelum diperintah oleh Keluarga Romanov, Kekaisaran Rusia dipimpin oleh Dinasti Rurik yang sudah memerintah wilayah itu sejak tahun 1500-an. Meski begitu, keluarga Romanov juga bukan berasal dari kalangan rakyat jelata.
Dilansir History, Keluarga Romanov adalah keluarga bangsawan dengan kedudukan tinggi di abad ke 16. Setelah Dinasti Rurik jatuh, Mikhail Romanov mengambil alih kekuasaan di tahun 1613, dan menyebut dirinya sebagai Mikhail I.
Sejak saat itu, anak dan cucu Mikhail Romanov turun temurun menempati takhta Kekaisaran Rusia hingga akhirnya digulingkan pada tahun 1917. Tsar Nicholas II adalah anggota Keluarga Romanov terakhir yang memerintah negara tersebut.
2. Keluarga Romanov memiliki andil besar dalam luasnya wilayah Uni Soviet

Setelah Keluarga Romanov digulingkan, Kekaisaran Rusia berubah menjadi Uni Soviet pada tahun 1922. Saat itu, Uni Soviet juga menduduki peringkat pertama sebagai negara terluas di dunia dengan wilayah seluas 22,4 juta km persegi.
Menariknya, meski pemerintah Uni Soviet menggulingkan Keluarga Romanov, mereka tetap harus berterima kasih kepada keturunan Mikhail Romanov. Dilansir History, pasalnya sebelum tahun 1682, Kekaisaran Rusia hanyalah negara kecil. Cucu Mikhail Romanov, Peter The Great kemudian mengubahnya menjadi negara besar dengan kekuasaan meliputi Laut Hitam dan wilayah Baltik.
3. Anggota keluarga Romanov terakhir masih bersaudara dengan Kerajaan Inggris

Di abad 18 hingga 19 Masehi, kebanyakan negara Eropa masih berbentuk kerajaan. Luar biasanya lagi, mereka semua sebenarnya masih saudara karena merupakan keturunan Ratu Victoria dari Inggris. Hal yang sama juga berlaku bagi Keluarga Romanov.
Dilansir The Travel, nenek Ratu Elizabeth II dan ibu Tsar Nicholas II adalah anak Ratu Victoria dari Inggris. Tidak hanya itu, tidak lama setelah pengangkatannya sebagai kaisar, Tsar Nicholas II menikah dengan Putri Alexandra dari Kekaisaran Jerman yang juga merupakan cucu kesayangan Ratu Victoria. Keduanya menikah tahun 1894, dan dikaruniai lima anak, yakni Olga, Tatiana, Maria, Anastasia, dan Alexei.
4. Ironisnya, persaudaraan ini justru memicu sebuah tragedi

Demi menjaga agar semua keturunannya tetap berdarah biru, Ratu Victoria dari Inggris menikahkan anak-anaknya dengan pangeran dan putri dari beberapa Kerajaan Eropa. Sayangnya, pernikahan ini membawa bencana bagi Keluarga Romanov.
Dilansir Factinate, Putri Alexandra yang merupakan cucu kesayangan Ratu Victoria menularkan penyakit hemofilia bagi Keluarga Romanov. Lebih ironisnya lagi, penyakit ini justru diturunkan ke satu-satunya anak laki-laki mereka, Pangeran Alexei.
Ketika Alexei lahir, dokter kerajaan memperhatikan bahwa luka dari bekas tali pusar Alexei tidak berhenti mengeluarkan darah. Ini adalah pertanda bahwa anak malang ini mewarisi penyakit hemofilia dari keluarga ibunya.
Dilansir MedlinePlus, hemofilia adalah penyakit kelainan darah di mana tubuh kesulitan untuk melakukan pembekuan darah. Orang-orang yang menderita hemofilia umumnya akan terus mengalami pendarahan setelah terluka.
5. Putus asa menghadapi penyakit anaknya membuat Putri Alix terpaksa meminta bantuan seorang dukun

Umumnya, orang Eropa tidak terlalu mempercayai dukun atau sejenisnya. Hal yang sama juga sebenarnya berlaku di era Kekaisaran Rusia. Namun kesedihan dan rasa putus asa melihat putranya menderita, membuat Putri Alexandra kehilangan akal sehat.
Dilansir History, Putri Alexandra memanggil seorang dukun bernama Grigori Rasputin dari sebuah desa di Siberia yang mengaku dapat menyembuhkan penyakit sang pangeran kecil.
Anehnya, sehari setelah didoakan Rasputin, Alexei yang saat itu mengalami pendarahan hebat berangsur membaik. Terkesima melihat progres yang luar biasa itu, membuat Putri Alexandra jadi sangat memuja Grigori Rasputin.
6. Orang Rusia tidak pernah benar-benar menyukai Putri Alexandra

Pada dasarnya, Putri Alexandra dan masyarakat Rusia tidak pernah benar-benar saling menyukai. Dilansir History, Putri Alexandra terang-terangan mengatakan bahwa dia membenci budaya Rusia yang membuat rakyatnya sendiri tersinggung.
Di sisi lain, rakyat Rusia membenci Alexandra karena darah Jerman yang dimilikinya. Hal itu diperparah dengan kepercayaan Putri Alexandra kepada Rasputin yang sering dianggap sebagai penipu agama oleh masyarakat. Ketika Perang Dunia I hampir dimulai, sentimen anti-Jerman di Rusia meningkat dan membuat kebencian rakyat terhadap Keluarga Romanov semakin sempurna.
7. Awal Perang Dunia I menjadi akhir dari segalanya bagi Keluarga Romanov

Ketika Perang Dunia I pecah tahun 1914, Tsar Nicholas II yang tidak siap menghadapi peperangan, harus mengambil tanggung jawab penuh untuk memimpin pasukan angkatan darat mereka di medan perang.
Dilansir History, usaha itu mengalami kegagalan total. Kondisi negara diperparah dengan korupsi yang merajalela, kesulitan ekonomi selama perang, dan kerusuhan yang terjadi di berbagai kota. Situasi ini pada akhirnya membuat sang raja kehilangan kepercayaan.
Pada tanggal 15 Maret 1917, Tsar Nicholas II resmi digulingkan dan mengakhiri kekuasaan Keluarga Romanov atas Rusia. Kekuasaan kemudian dipegang oleh kaum sosialis Bolshevik yang dipimpin oleh Vladimir Lenin.
8. Akhir tragis Keluarga Romanov

Setelah Vladimir Lenin mengambil alih kekuasaan, Keluarga Romanov ditangkap dan menjadi tahanan rumah di Kota Tobolsk, dekat St. Petersburg. Dilansir The Travel, keluarga ini kemudian dipindahkan ke sebuah rumah di Yekaterinburg pada April 1918.
Keluarga Romanov yang terbiasa hidup senang, harus mulai mencuci dan mengurus diri mereka sendiri. Pada 17 Juli 1918 tengah malam, keluarga ini dipanggil ke ruang bawah tanah dan diperintahkan untuk berdiri berjejer, sebelum akhirnya dieksekusi oleh regu tembak Bolshevik.
Jasad mereka dilemparkan ke ranjau, dikuburkan di kuburan tanpa tanda, dan disiram dengan cairan asam. Puluhan tahun berlalu, sisa-sisa jasad Tsar Nicholas, Putri Alexandra, dan ketiga putrinya ditemukan tahun 1991 di Pegunungan Ural. Selang 16 tahun kemudian, para ahli berhasil menemukan sisa jasad lain milik Alexei dan Anastasia Romanov.
Semua awalan pasti memiliki akhir, begitu juga dengan Keluarga Romanov. Sayangnya, setelah 300 tahun penuh menguasai wilayah Kekaisaran Rusia, keluarga ini harus berakhir dengan cara yang begitu brutal.