5 Fakta Spotted Bat, Pakai Frekuensi Rendah untuk Cari Mangsa

Spotted bat atau kelelawar tutul merupakan spesies kelelawar yang cukup misterius, tidak banyak informasi detail tentangnya. Mereka berada dalam famili Vespertilionidae dan satu-satunya spesies dalam genus Euderma, nama ilmiahnya adalah Euderma maculatum. Untuk memberimu gambaran lebih jelas, panjang tubuhnya bisa mencapai 12 sentimeter dan seberat 15 gram. Sementara itu, panjang kepakan sayapnya kisaran 35 sentimeter.
Telinga besarnya bisa tumbuh hingga 4 sentimeter, dikatakan bahwa spesies ini memiliki telinga terbesar dari semua spesies kelelawar di Amerika Utara. Warna tubuhnya hitam dan terdapat dua bintik besar di bahunya, ada satu lagi di bagian pantatnya. Walaupun tidak banyak informasi tentangnya, fakta-fakta berikut masih bisa membantumu mengenalinya lebih baik!
1. Wilayah penyebaran spotted bat

Penyebaran kelelawar tutul tidak merata, membantang mulai dari bagian utara Meksiko hingga British Columbia. Diketahui bahwa mereka juga berada di Pacific Coast hingga di pedalaman Rocky Mountains. Animal Diveristy menginformasikan bahwa kelelawar tutul biasanya mencari makan di berbagai habitat, termasuk hutan gersang dan tanah rawa.
Spesies kelelawar ini memilih bertengger di celah-celah kecil tebing dan singkapan bebatuan. Mereka bisa kamu temui di ketinggian 3000 meter di atas permukaan laut.
2. Menggunakan frekuensi rendah untuk menemukan mangsa

Sama seperti kebanyakan kelalawar lainnya, kelelawar tutul juga menggunakan ekolokasi. Tapi, spesies ini menggunakan frekuensi yang sangat rendah untuk mendeteksi mangsa, kisaran 9-12 kHz. Karenanya, frekuensi tersebut membatasi kelelawar tutul untuk menangkap serangga terbang berukuran besar.
Tampaknya hanya berspesialisasi untuk menangkap ngengat besar yang tidak bisa mendeteksi panggilan ekolokasi pada frekuensi rendah. Serangga biasanya disergap di udara dengan kecepatan 45 detik. Kelelawar tutul cenderung mencari makan saat jam 11 malam hingga jam 3 pagi.
3. Melakukan migrasi dan hibernasi

Berdasarkan informasi dari Arizona-Sonora Desert Museum, kelelawar tutul akan bermigrasi dari area dingin menuju area yang lebih hangat saat musim dingin. Tidak hanya itu, mereka juga akan memasuki periode torpor atau tidak aktif di cuaca dingin. Pada periode tersebut, suhu tubuhnya akan menurun dan detak jantungnya juga melambat.
4. Lebih suka hidup menyendiri

Kamu tentu saja tahu bahwa kelelawar pada umumnya suka hidup dalam kelompok atau koloni. Akan tetapi, kelelawar tutul cukup berbeda sebab mereka lebih suka hidup menyendiri dan sangat teritorial. Mereka juga mencari makan sendirian saat malam hari dan cenderung kembali ke tempat yang sama selama beberapa malam, dilansir Washington Department of Fish and Wildlife.
5. Sistem perkawinan kelelawar tutul

Tidak banyak informasi yang diketahui mengenai sistem perkawinan spotted bat, tapi betina biasanya melahirkan di bulan Juni atau Juli. Anaknya lahir dengan berat sekitar 20 persen dari berat betina. Mereka tidak memiliki bintik-bintik pada tubuhnya seperti kelelawar dewasa atau telinga yang sempurna sejak lahir. Betina diamati masih menyusui anaknya hingga bulan Agustus.
Sekarang kamu tahu bahwa kelelawar tutul ternyata agak berbeda dari kelelawar lainnya sebab mereka lebih memilih hidup menyendiri. Selain itu, mereka juga menggunakan frekuensi yang sangat rendah untuk mencari mangsa. Sayangnya, tidak banyak informasi lebih detail mengenai mereka secara keseluruhan.
Penggunaan pestisida dan insektisida lainnya di tahun 1960-an pernah membuat populasi kelelawar tutul menurun. Tapi dari pengamatan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa populasinya mungkin lebih banyak dari yang diperkirakan. Sayangnya, tren populasi dan ancamannya juga tidak diketahui.