Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Yellow-Bellied Sapsucker, Burung yang Peduli Ekosistem

commons.wikimedia.org/dfaulder
commons.wikimedia.org/dfaulder
Intinya sih...
  • Yellow-Bellied Sapsucker membuat lubang di pohon untuk mendapatkan getah dan serangga kecil
  • Membuat lubang tersebut menjaga ekosistem secara tidak langsung dengan meningkatkan keanekaragaman hayati
  • Lubang-lubang yang dibuat oleh Yellow-Bellied Sapsucker menjadi tanda keberadaan mereka di hutan dan menarik berbagai jenis satwa liar lainnya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yellow-Bellied Sapsucker, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Pelatuk Beludru Kuning, adalah salah satu burung pelatuk yang paling unik di Amerika Utara. Nama ilmiahnya Sphyrapicus varius, dan mereka tergolong dalam keluarga Picidae. Memiliki tubuh berukuran sedang, burung ini umumnya memiliki panjang sekitar 19-21 cm dengan warna bulu campuran hitam, putih, dan kuning. Habitatnya paling banyak adalah hutan gugur dan boreal di Amerika Utara


Meskipun ukurannya tidak sebesar beberapa spesies pelatuk lainnya, Yellow-Bellied Sapsucker memiliki peran ekosistem yang penting. Mereka membuat lubang di pohon untuk mendapatkan getah, yang kemudian juga digunakan oleh serangga dan burung lain. Terdapat banyak fakta menarik tentang burung ini yang mungkin akan membuatmu lebih penasaran untuk mengenalnya lebih jauh!

1. Pengrajin lubang profesional

flickr.com/Lalo Pangue
flickr.com/Lalo Pangue

Yellow-Bellied Sapsucker dikenal sebagai pengrajin lubang profesional. Mereka membuat barisan lubang kecil di batang pohon untuk mendapatkan getah. Dilansir American Bird Conservancy, burung yang berkategori sebagai burung pelatuk ini mempunyai suara mematuk pohon yang khas, yakni tidak teratur dan dengan tempo yang lambat. 


Saat burung tersebut mematuk pohon, mereka akan menunggu getah yang dihasilkan untuk keluar dari batang, lalu akan menyesapnya dengan lidah yang seperti kuas. Dalam mengumpulkan makanan, burung ini tidak hanya mengandalkan getah, tetapi juga serangga kecil yang tertarik ke getah tersebut. Getah akan mengenai serangga yang berada di dekat sana lalu ikut termakan olehnya. Dilansir dari laman All About Birds, burung lain seperti kolibri, kelelawar dan mamalia kecil seperti landak juga tertarik pada getah yang mengalir dari lubang pohon tempat burung pelatuk tersebut berada. 

2. Menjaga ekosistem secara tidak langsung

flickr.com/Courtney Celley (USFWS)
flickr.com/Courtney Celley (USFWS)

Meski terlihat sepele, membuat lubang tersebut memerlukan keterampilan khusus agar pohon tidak mati dan tetap menghasilkan getah. Burung ini dengan hati-hati membuat lubang agar getah terus mengalir tanpa membahayakan pohon.


Perilaku unik ini menjadikan Yellow-Bellied Sapsucker sebagai spesies penting dalam ekosistem hutan. Pohon yang ditinggalkan dengan lubang-lubang mereka sering kali menjadi tempat tinggal atau sumber makanan bagi burung dan serangga lain. Keberadaan lubang ini meningkatkan keanekaragaman hayati di sekitarnya.

3. Corak lubang yang khas

flickr.com/Dennis Church
flickr.com/Dennis Church

Lubang-lubang yang dibuat oleh Yellow-Bellied Sapsucker tidak hanya berfungsi sebagai sumber makanan, tetapi juga menjadi tanda keberadaan mereka di hutan. Barisan lubang yang teratur ini sering kali membuat pohon tampak seperti telah dicat oleh pelukis apabila diamati lebih jauh. Pola lubang ini bisa menjadi indikator kehadiran burung tersebut dalam suatu area sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengamat burung dan fotografer alam. Pola ini tidak hanya menarik bagi manusia tetapi juga menarik berbagai jenis satwa liar lainnya. 

4. Menarik lawan jenis dengan cara unik

flickr.com/Bill B
flickr.com/Bill B

Burung jantan akan menarik perhatian betina dengan pameran visual dan suara khas yang disebut "drumming." Setelah betina tertarik, mereka akan bekerja sama untuk membangun sarang di dalam pohon. Betina akan mengerami telur sementara jantan mencari makanan dan menjaga sarang.


Kerjasama ini tidak hanya terjadi selama periode bertelur tetapi juga saat membesarkan anak. Kedua orang tua berbagi tanggung jawab dalam memberi makan dan melindungi anak-anak mereka, menjadikan mereka pasangan yang sangat kompak.

5. Perubahan warna bulu

flickr.com/Jetpendragon
flickr.com/Jetpendragon

Salah satu fakta menarik dari Yellow-Bellied Sapsucker adalah perubahan warna bulu mereka seiring musim. Selama musim kawin, bulu-bulu mereka menjadi lebih cerah, terutama pada bagian kepala dan tenggorokan untuk menarik perhatian pasangan. Warna cerah ini juga berfungsi sebagai peringatan bagi burung pesaing lainnya. Setelah musim kawin, bulu mereka kembali ke warna yang lebih pudar.


Perubahan warna bulu ini merupakan adaptasi mereka agar tidak terlalu mencolok di luar musim kawin sehingga mampu memaksimalkan reproduksi. Fenomena ini menunjukkan seberapa kompleks adaptasi mereka terhadap lingkungannya. 

6. Populasi yang stabil tapi rentan

flickr.com/611catbirds,too
flickr.com/611catbirds,too

Berdasarkan informasi dari National Geographic, Yellow-Bellied Sapsucker memiliki populasi yang stabil. Meskipun begitu, perubahan iklim, deforestasi, dan hilangnya habitat alami merupakan ancaman utama bagi kelangsungan hidup mereka. Meski mereka memiliki kemampuan adaptasi yang baik, perubahan lingkungan yang cepat dapat mempengaruhi populasi mereka secara signifikan.


Konservasi habitat dan pelestarian lingkungan menjadi penting untuk memastikan keberlangsungan spesies ini. Mendukung upaya pelestarian dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keanekaragaman hayati dapat membantu melindungi Yellow-Bellied Sapsucker dari ancaman yang terus berkembang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Unik Yinchuan, Kota Oasis dengan Nuansa Islam di China Barat

16 Okt 2025, 19:49 WIBScience