Apakah Chromebook Bisa Jadi Alternatif Laptop? Simak Poin Pentingnya!

- Chromebook menggunakan ChromeOS yang bergantung pada koneksi internet, sementara laptop biasa menggunakan Windows atau macOS untuk penggunaan offline.
- Chromebook hanya bisa menginstal aplikasi web dan dari Google Play Store, sedangkan laptop konvensional memiliki kebebasan untuk menginstal software apapun yang dibutuhkan.
- Chromebook cocok untuk tugas ringan seperti browsing dan mengetik, sementara laptop lebih bertenaga untuk tugas berat seperti editing video dan gaming.
Chromebook memang bisa banget jadi alternatif laptop untuk kamu pertimbangkan. Harganya juga tergolong sangat murah bila dibandingkan dengan laptop Windows entry level sekalipun. Nah, pertanyaannya, benarkah perangkat ini bisa menggantikan laptop konvensional sepenuhnya? Atau ada aspek yang harus dikorbankan?
Berbicara di balik harganya yang tergolong murah, ada satu hal penting yang wajib kamu tahu. Chromebook bukanlah laptop Windows versi murah. Ia adalah jenis perangkat yang sama sekali berbeda dengan cara kerja yang sangat bergantung pada koneksi internet. Biar nggak salah beli dan menyesal, yuk, bedah perbedaan mendasarnya. Simak sampai tuntas, ya!
1. Sistem operasinya berbeda: Chromebook lebih optimal dengan koneksi internet

Perbedaan paling mendasar terletak pada "otak"-nya. Chromebook berjalan menggunakan ChromeOS, yang pada dasarnya adalah browser Google Chrome yang diubah menjadi sistem operasi. Hal ini membuatnya super ringan, cepat dinyalakan, dan sangat aman dari virus. Fokus utamanya adalah pekerjaan berbasis online atau cloud, di mana semua datamu terhubung dengan akun Google. Tapi bukan berarti Chromebook tidak bisa digunakan offline, ya. Kamu tetap bisa menginstal aplikasi pengolah data dari Google Play Store buat menyimpan pekerjaan kamu.
Sementara itu, laptop biasa menggunakan Windows atau macOS, sistem operasi yang jauh lebih kompleks dan kuat. Keduanya dirancang untuk fleksibilitas maksimum dan penggunaan offline. Kamu punya kebebasan penuh untuk mengelola file di dalam hard drive dan menjalankan berbagai macam program tanpa harus selalu terhubung ke internet.
2. Aplikasi di Chromebook mirip dengan Android

Ini adalah faktor penentu yang paling krusial. Pada Chromebook, kamu tidak bisa menginstal aplikasi desktop yang biasa kamu pakai di Windows atau Mac (file .exe atau .dmg). Pilihanmu terbatas pada aplikasi berbasis web (seperti Google Docs atau Canva versi web) dan aplikasi dari Google Play Store, yang pada dasarnya adalah aplikasi HP Android.
Di sinilah laptop biasa menunjukkan keunggulan mutlaknya. Kamu punya kebebasan untuk menginstal software apa pun yang kamu butuhkan. Jika pekerjaan atau jurusan kuliahmu membutuhkan aplikasi spesifik seperti Microsoft Office versi offline, Adobe Photoshop, aplikasi arsitektur, atau game-game PC dari Steam, maka laptop konvensional adalah satu-satunya pilihan yang valid.
3. Chromebook cukup gesit buat tugas ringan, Laptop lebih bertenaga buat tugas berat

Berkat sistem operasinya yang super ringan, Chromebook terasa sangat ngebut untuk penggunaan sehari-hari. Proses booting-nya hanya beberapa detik dan membuka aplikasi web terasa instan, bahkan pada Chromebook dengan spesifikasi rendah sekalipun. Untuk aktivitas seperti browsing, mengetik, atau streaming, performanya sangat gesit dan responsif.
Namun, laptop biasa dirancang untuk tugas-tugas yang lebih berat. Meskipun laptop Windows murah mungkin terasa lebih lambat saat booting, komponen di dalamnya punya power yang lebih besar. Saat kamu perlu melakukan hal-hal seperti mengedit video, merender desain 3D, atau memainkan game kelas berat, hanya laptop konvensional yang punya kekuatan untuk menanganinya.
4. Penyimpanan Chromebook terbatas

Cara menyimpan file pada kedua perangkat ini sangat berbeda. Chromebook biasanya hanya dibekali penyimpanan internal yang sangat kecil, misalnya 64GB. Ini karena targetnya adalah cloud-first, di mana kamu diharapkan untuk menyimpan semua dokumen, foto, dan file lainnya secara online di Google Drive. Dengan catatan, beberapa merk Chromebook menyediakan SD Card slot yang bisa menambah jumlah storage di perangkat kamu. Tapi by default, jumlah storage internalnya memang sedikit.
Sementara itu, laptop biasa mengandalkan penyimpanan lokal yang besar di Hard Drive atau SSD, mulai dari 256GB hingga ber-tera-tera. Ini memungkinkanmu untuk menyimpan banyak sekali aplikasi berat, game, atau file video berukuran besar. Jika kamu sering bekerja di tempat tanpa koneksi internet atau butuh akses cepat ke file-file berukuran raksasa, laptop konvensional adalah pilihan yang tepat.
5. Harga dan ketahanan baterai: Chromebook lebih unggul

Di dua area ini, Chromebook adalah pemenang mutlak. Dengan harga yang sangat terjangkau, kamu sudah bisa mendapatkan perangkat yang terasa cepat dan responsif. Ditambah lagi, karena sistem operasinya yang ringan, daya tahan baterai Chromebook luar biasa awet, sering kali bisa dengan mudah bertahan lebih dari 10 jam untuk pemakaian normal.
Sementara itu, laptop biasa punya rentang harga dan daya tahan baterai yang sangat bervariasi. Memang ada laptop Windows murah, tapi biasanya performanya lambat dan baterainya sangat boros. Untuk mendapatkan laptop konvensional dengan performa bagus dan baterai yang awet, kamu harus siap merogoh kocek jauh lebih dalam dibandingkan harga sebuah Chromebook.
Jadi apakah Chromebook bisa jadi alternatif laptop? Jawabannya adalah, iya, tentu saja. Terutama buat kamu yang punya dana terbatas, namun, tetap butuh kenyamanan perangkat berbentuk laptop dengan keyboard fisik untuk mengerjakan tugas-tugas esensial. Semua pekerjaan seperti mengetik dokumen, membuat presentasi, atau mengolah data bisa dengan lancar kamu lakukan pakai Chromebook ini. Semoga artikel ini membantu kamu, ya!