Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bank Indonesia Ramal Ekonomi Global Tumbuh 3,1 Persen

Screenshot 2025-10-22 155110.jpg
Rapat Dewan Gubernur BI edisi Oktober. (Dok/Screenshot Zoom).
Intinya sih...
  • AS kembali kenakan tambahan tarif ke beberapa sektor, memperlemah kinerja perdagangan global.
  • Probabilitas penurunan The Fed semakin besar, aliran modal ke emerging market masih berfluktuasi.
  • BI optimistis pertumbuhan ekonomi RI akan membaik, ditopang oleh kenaikan ekspor dan permintaan domestik yang perlu diperkuat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 3,1 persen selama tahun 2025. Angka ini naik tipis dari proyeksi bulan sebelumnya yang sebesar 3 persen

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, kondisi perekonomian dunia masih dalam tren melambat akibat dampak tarif Amerika Serikat (AS) yang mendorong ketidakpastian tetap tinggi. Pada saat yang sama kinerja perekonomian China, Jepang, dan Eropa juga berdampak pada kinerja perekonomian dunia.

“Perkembangan ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia 2025 yang diperkirakan sebesar 3,1 persen, sedikit di atas perkiraan sebelumnya 3 persen,” ucap Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Oktober 2025 pada Rabu (22/10/2025).

1. AS kembali kenakan tambahan tarif ke beberapa sektor

Ilustrasi ekspor-impor (Pixabay)
Ilustrasi ekspor-impor (Pixabay)

Ketidakpastian yang tetap tinggi ini disebabkan oleh AS yang kembali mengenakan tambahan tarif kepada sektor farmasi, mebel, dan otomotif sejak 1 Oktober 2025 serta mengumumkan rencana pengenaan tarif tambahan sebesar 100 persen terhadap produk asal China.

Berbagai indikator menunjukkan kebijakan tarif AS memperlemah kinerja perdagangan global, tecermin dari melambatnya ekspor dan impor di sebagian besar negara.

"Di AS, pertumbuhan ekonomi masih lemah sehingga mendorong berlanjutnya penurunan kondisi ketenagakerjaan," tegasnya.

2. Probabilitas penurunan The Fed semakin besar

Gedung Federal Reserve (Instagram/the Fed)
Gedung Federal Reserve (Instagram/the Fed)

Di sisi lain, probabilitas penurunan kembali Fed Funds Rate (FFR) semakin besar sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan di AS yang lemah. Sejalan dengan itu, yield US Treasury jangka pendek kembali menurun dan indeks mata uang dolar AS (DXY) cenderung melemah.

Dengan perkembangan ini, aliran modal ke emerging market (EM) masih berfluktuasi seiring dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. 

"Perkembangan ini menuntut kewaspadaan dan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak rambatan ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global yang masih tinggi tersebut terhadap perekonomian domestik," ucapnya.

3. BI optimistis pertumbuhan ekonomi RI akan membaik

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, Perry optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan perlu terus didorong agar sesuai dengan kapasitas perekonomian.

Perkembangan terkini menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2025 ditopang oleh kenaikan ekspor sebagai antisipasi terhadap pengenaan tarif resiprokal AS, terutama terjadi pada komoditas minyak kelapa sawit (CPO) dan besi baja.

"Sementara itu, permintaan domestik masih perlu terus diperkuat sehingga dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga dan investasi. Belanja Pemerintah berkontribusi pada penguatan permintaan domestik dan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in Business

See More

Mentan: 27 Ribu Anak Muda Jadi Petani, Pendapatan sampai Rp20 Juta

22 Okt 2025, 17:56 WIBBusiness