Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Barang yang Sebaiknya Gak Kamu Beli saat Ekonomi sedang Lesu

ilustrasi ekonomi lesu (freepik.com/rawpixel.com)

Kondisi ekonomi belakangan ini terasa makin berat. Harga kebutuhan pokok naik, lapangan kerja makin ketat, dan banyak orang mulai mengencangkan ikat pinggang demi bertahan. Gak sedikit juga yang mulai menunda berbagai rencana besar karena situasi yang belum pasti. Di tengah ketidakpastian ini, pengelolaan keuangan jadi hal yang makin penting.

Kamu mungkin tetap punya penghasilan, tapi pengeluaran harus mulai dipilah dengan cermat. Salah langkah dikit, bisa-bisa keuangan jebol dan sulit bangkit lagi. Momen seperti ini sebaiknya kamu manfaatkan untuk menata ulang prioritas belanja, apalagi untuk barang-barang yang sebenarnya gak terlalu mendesak.

Berikut ini tujuh jenis barang yang sebaiknya kamu hindari dulu saat kondisi ekonomi sedang gak bersahabat.

1. Kendaraan baru

ilustrasi beli mobil (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Beli mobil baru saat kondisi ekonomi lagi gak stabil bisa jadi beban besar. Selain harga mobil baru yang mahal, nilai kendaraannya juga langsung turun begitu keluar dari dealer.

Kalau suatu saat kamu butuh dana cepat dan harus jual mobil itu, nilai jualnya bisa bikin kamu rugi besar. Belum lagi cicilan bulanannya yang cukup menguras cash flow.

2. Barang mewah dan branded

ilustrasi tas branded (pexels.com/Harper Sunday)

Barang-barang branded memang menggoda, tapi di masa sulit, keinginan ini perlu dikendalikan. Fakta menarik, pengeluaran rumah tangga untuk barang fashion mewah turun 9 persen sepanjang 2024. Artinya, banyak orang mulai menyadari bahwa alokasi dana ke barang mewah bisa dialihkan ke hal yang lebih penting seperti dana darurat atau pelunasan utang.

3. Rumah baru atau properti mahal

ilustrasi kredit rumah (pexels.com/RODNAE Productions)

Beli rumah atau properti baru memang kelihatan seperti langkah besar menuju kemapanan. Tapi kalau ekonomi sedang gak stabil, cicilan rumah justru bisa membebani.

Biaya tambahan seperti pajak, asuransi, dan perawatan properti juga gak sedikit. Di masa seperti ini, nyewa tempat tinggal bisa jadi pilihan lebih fleksibel, sambil nunggu situasi lebih kondusif.

4. Utang berbunga tinggi dan belanja pakai kartu kredit

ilustrasi belanja dengan kartu kredit (pexels.com/Cup of Couple)

Ngambil utang dengan bunga tinggi saat ekonomi gak stabil bisa jadi jebakan. Apalagi kalau pakai kartu kredit untuk belanja kebutuhan non-esensial.

Rata-rata bunga kartu kredit sekarang sudah tembus 22 persen. Bayangkan kalau kamu kehilangan pendapatan, cicilan utang bisa jadi beban berat. Mending utang dikurangi, bukan ditambah.

5. Kredit rumah dengan suku bunga mengambang

ilustrasi KPR (vecteezy.com/Jittawit Tachakanjanapong)

Kredit rumah jenis adjustable-rate mortgage (ARM) sering kelihatan menarik karena bunganya lebih rendah di awal. Tapi saat suku bunga naik atau penghasilan kamu goyah, cicilan rumah bisa ikut melonjak.

Di masa ekonomi gak menentu, cicilan yang gak bisa diprediksi bakal bikin stres. Kredit bunga tetap jauh lebih aman dan tenang untuk keuanganmu.

6. Belanja besar-besaran dan stok berlebihan

ilustrasi belanja di supermarket (pexels.com/Ninthgrid)

Belanja dalam jumlah besar memang bisa bikin harga per item lebih murah, tapi uangmu jadi nyangkut di barang-barang yang belum tentu langsung dipakai. Ketika kamu butuh uang tunai untuk hal mendesak, stok sabun atau tisu dalam jumlah besar jelas gak bisa dicairkan. Di masa seperti ini, punya dana likuid lebih penting daripada hemat beberapa ribu rupiah per barang.

7. Elektronik mahal dan upgrade gadget

ilustrasi gadget (freepik.com/katemangostar)

Beli gadget terbaru memang seru, tapi coba pikir ulang: apakah kamu benar-benar butuh fitur terbaru itu? Smartphone dan laptop yang kamu punya sekarang kemungkinan besar masih cukup untuk kerja atau hiburan sehari-hari. Selama belum rusak atau gak bisa dipakai, lebih baik ditahan dulu keinginan buat upgrade.

Ekonomi lesu bukan berarti kamu gak boleh belanja sama sekali. Tapi ini saat yang tepat untuk memilah mana keinginan, mana kebutuhan. Dengan lebih cermat dalam mengambil keputusan, kamu gak cuma bisa bertahan, tapi juga menata keuangan dengan lebih bijak ke depannya. Prioritaskan pengeluaran yang benar-benar penting, dan tahan dulu godaan beli barang yang bisa menunggu. Lebih baik aman sekarang daripada menyesal nanti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us