Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Begini Cara Astra International Jadi Perusahaan Berkelanjutan

Gedung Astra (dok. Astra)
Gedung Astra (dok. Astra)

Jakarta, IDN Times - PT Astra International Tbk (ASII) meluncurkan Sustainabilty Framework mereka yang baru pada tahun lalu. Framework tersebut bakal jadi panduan ASII dalam transisi menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan tangguh pada masa mendatang.

Dari Sustainability Framework tersebut, Astra International menetapkan 10 Aspirasi Berkelanjutan yang ingin dicapai pada 2030 mendatang.

"Melalui 10 Sustainability Aspirations, kami berkomitmen untuk mengombinasikan fokus kami pada masyarakat dengan fokus pada iklim dan keberlangsungan Bumi," ucap Direktur Astra International, Gita Tiffani Boer dalam Diskusi Astra 2030 Sustainability Aspirations, Jumat (13/1/2023).

Berikut ini beberapa aspirasi ASII yang digunakan dalam transisi menjadi perusahaan yang berkelanjutan pada 2030 nanti.

1. Mengurangi emisi gas rumah kaca

Direktur PT Astra International, Gita Tiffany Boer (IDN Times/Anata)
Direktur PT Astra International, Gita Tiffany Boer (IDN Times/Anata)

Dalam salah satu aspirasinya untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan tangguh pada 2030, ASII bertekad mengurangi emisi gas rumah kaca. Tiffani mengatakan, aspirasi tersebut sangat penting mengingat bisa berdampak langsung ke lingkungan.

"Kami beraspirasi untuk mengurangi gas rumah kaca scope 1 dan scope 2 sebesar 30 persen pada 2030 dengan menggunakan tahun 2019 sebagai baseline," ujar dia.

Tiffani menambahkan, aspirasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca didukung oleh tiga inisiatif unggulan. Pertama adalah Fuel Smart, kedua Renew dan Reduce, dan ketiga Go Nature. Fuel smart merupakan inisiatif ASII untuk melakukan penghematan energi dalam kegiatan operasional perusahaan.

"Beberapa hal yang sudah kami lakukan adalah penggunaan digitalisasi untuk memonitor efisiensi penggunaan bahan bakar yang digunakan oleh alat berat kami khususnya di Pamapersada," kata Tiffani.

Kemudian Renew dan Reduce adalah inisiatif untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam kegiatan operasional perusahaan Grup Astra.

"Kami juga telah menggunakan solar PV di berbagai fasilitas Grup Astra. Di Astra Agro Lestari, anak usaha kami di kelapa sawit terus meningkatkan penggunaan biomass dari cangkang dan serat kelapa sawitnya sebagai sumber energi alternatif," beber Tiffani.

Kemudian inisiatif Go Nature direalisasikan dengan rencana penanaman tiga juta pohon hingga 2030.

2. Menumbuhkan pendapatan 88 persen dari nonbatu bara

Ilustrasi grafik (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi grafik (IDN Times/Arief Rahmat)

Aspirasi berikutnya yang hendak dicapai ASII adalah meningkatkan ketangguhan bisnis dengan menumbuhkan pendapatan dari non-batu bara sebesar 88 persen. Dalam menetapkan aspirasi tersebut, ASII memasukkan pendapatan dari anak usahanya di sektor kontraktor pertambangan, PT Pamapersada Nusantara (Pama) sebagai pendapatan batu bara.

"Jadi, meskipun jasa yang diberikan Pama ini terkait lebih menggali tanah untuk pihak ketiga dan pendapatan kami sebenarnya dari jumlah lapisan tanah atau overburden yang dipindahkan, tetapi karena kontennya batu bara maka kami mengangap kegiatan itu tetap terkait dengan batu bara," tutur Tiffani.

Tiffani pun meyakini pihaknya bisa merealisasikan aspirasi pertumbuhan pendapatan 88 persen dari non-batu bara hingga 2030 nanti.

"Jika dilihat dalam tiga tahun terakhir, rata-rata pendapatan konsolidasi Grup Astra dari non-batu bara itu sekitar 78 persen, jadi kami ingin mendorong hingga 88 persen di tahun 2030," katanya.

Adapun untuk mewujudkan aspirasi tersebut, ASII berkomitmen tidak akan mengakuisisi aset tambang batu bara baru dan juga tidak melakukan investasi pada pembangkit listrik bertenaga batu bara.

"Jadi kami tidak akan berinvestasi di aset tambang batu bara baru, baik batu bara thermal maupun metalurgi," ucap Tiffani.

3. Tiga inisiatif mencapai aspirasi pendapatan 88 persen dari nonbatu bara

Menara Astra (Dok. Istimewa/Astra)
Menara Astra (Dok. Istimewa/Astra)

Ada tiga inisiatif utama yang digunakan ASII untuk mewujudkan pendapatan 88 persen dari non-batu bara. Pertama adalah Renewable Future. Tiffani mengatakan, inisiatif tersebut fokus meningkatkan investasi dan proyek energi terbarukan ASII.

"Pada saat ini kami memiliki bisnis solar PV dan minihydro power plant. Solar PV per Desember 2022 telah terpasang sebesar 13,9 MWp (megawatt peak) dan untuk minihydro power plant saat ini kapaistas total adalah 17,9 MWp. Kami ingin terus tingkatkan investasi kami di pembangkit listrik tenaga surya dan air," kata Tiffani.

Inisiatif kedua adalah Future of Mobility, yang fokus mengejar investasi dalam ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pada akhir 2021, ASII telah meluncurkan Battery Electric Vehicle (BEV) Lexus UX 300e. Kemudian, pada November lalu, Astra juga meluncurkan BEV Toyota pertama, BZ4X.

"Sedangkan di two wheeler, Astra Honda motor telah mengumumkan akhir tahun lalu akan meluncurkan tujuh model sepeda motor listrik sampai 2030 di mana dua model akan diluncurkan tahun ini dan ditargetkan akan menjual satu juta unit pada 2030," tutur Tiffani.

Di sisi lain, Astra Otoparts juga telah mengembangkan EV charging station dan saat ini telah terpasang sebanyak delapan unit. Kedelapan unit EV charging station tersebut ada di Menara Astra, Kementerian Sekretariat Negara, Kelapa Gading, Galaxy-Bekasi, Cibubur, Fatmawati, Serpong, dan Meruya.

"Inisiatif ketiga adalah Future of Mines, yang fokus pada diversifikasi pertambangan mineral bukan batu bara seperti nikel, bjih besi, dan emas," ujar Tiffani.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Umi Kalsum
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us