BINUS University Hadirkan Eco-Enzyme dan Kompetisi Inovasi untuk SDG's

- Cairan fermentasi limbah organik bersifat antibakteri, antijamur, dan pembersih alam.
- Produk turunan seperti sabun cuci tangan alami, disinfektan rumah tangga, dan deterjen ramah lingkungan.
- Mendukung konsep circular economy dengan mengubah limbah organik menjadi produk bermanfaat
- Seluruh produk diuji secara ilmiah untuk membuktikan efektivitas dan keamanan.
- Pendekatan ilmiah menegaskan komitmen bahwa keberlanjutan harus berjalan seiring.
Jakarta, IDN Times - Pembangunan berkelanjutan kini menjadi kebutuhan mendesak yang menuntut aksi nyata. Sustainable Development Goals (SDG's) yang dicanangkan PBB hadir sebagai panduan global untuk menjawab tantangan lingkungan, kesehatan, hingga energi. Salah satu bidang ilmu yang berperan besar dalam upaya ini adalah bioteknologi, yang mampu menghadirkan solusi praktis sekaligus ramah lingkungan.
BINUS University melalui Program Studi Bioteknologi aktif mengintegrasikan riset, pengembangan produk, serta edukasi publik demi mendukung SDG's. Fokus utama ditujukan pada pemanfaatan eco-enzyme berbasis limbah organik serta kompetisi inovasi siswa SMA.
"Kami mengembangkan eco-enzyme sebagai produk pembersih ramah lingkungan sekaligus mengadakan kompetisi untuk melatih generasi muda agar peduli isu keberlanjutan," ujar Ketua Program Studi Bioteknologi BINUS University, Dr. Dwiyantari Widyaningrum, pada Senin (29/9/2025).
1. Eco-Enzyme: solusi dari limbah organik

Eco-enzyme adalah cairan fermentasi limbah organik yang bersifat antibakteri, antijamur, dan pembersih alami. BINUS University mengembangkan produk turunan seperti sabun cuci tangan alami, disinfektan rumah tangga, dan deterjen ramah lingkungan. Inovasi ini mendukung konsep circular economy dengan mengubah limbah organik menjadi produk bermanfaat sekaligus mengurangi pencemaran.
Produk eco-enzyme tersebut tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bernilai komersial. Keunggulan ini menunjukkan bahwa bioteknologi dapat berkontribusi langsung dalam menciptakan gaya hidup berkelanjutan yang sehat dan praktis.
2. Pengujian ilmiah pada produk

Inovasi eco-enzyme BINUS tidak berhenti pada tahap produksi. Seluruh produk diuji secara ilmiah untuk membuktikan efektivitas dan keamanan. Disinfektan diuji dari sisi antibakteri, sementara produk personal care diuji melalui analisis sensori untuk menilai aroma, tekstur, hingga kenyamanan penggunaan.
Pendekatan ilmiah ini menegaskan komitmen bahwa keberlanjutan harus berjalan seiring dengan kualitas dan kenyamanan pengguna. Dengan demikian, inovasi bioteknologi tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dapat diterima luas oleh masyarakat.
3. Biospheric Competition: Membangun generasi yang peduli SDG's

Selain riset produk, Bioteknologi BINUS University mendorong partisipasi generasi muda lewat Biospheric Competition. Kompetisi bertema "Leveraging Biosecures for a Sustainable Future" ini diikuti oleh 82 tim siswa SMA dari berbagai daerah di Indonesia.
Peserta menghadirkan ide kreatif, mulai dari bioplastik berbahan limbah organik, chitosan pembersih sungai, hingga kosmetik alami dari limbah buah. Selain kompetisi, siswa juga mendapat pelatihan keterampilan bioteknologi sehingga mampu melihat potensi nyata sains dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan eco-enzyme dan kompetisi inovasi, BINUS University membuktikan bahwa pendidikan tinggi dapat menjadi motor penggerak SDG's. Dari laboratorium hingga masyarakat, bioteknologi hadir sebagai solusi nyata dalam menciptakan masa depan yang lebih sehat, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.