Ekonom: Reshuffle Kabinet Belum Sesuai Ekspektasi

- Wijayanto meyakini Prabowo akan melakukan reshuffle tahap berikutnya.
- Reshuffle yang terjadi baru-baru ini tidak terlalu berkaitan langsung dengan dampak ekonomi.
- Langkah reshuffle memunculkan harapan baru dari publik.
Jakarta, IDN Times - Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto belum sesuai dengan ekspektasi.
"Reshuffle ini sesuatu yang ditunggu oleh banyak pihak. Hanya memang reshuffle yang terjadi jauh dari harapan," katanya dalam diskusi daring pada Rabu (10/9/2025).
Menurutnya, perombakan itu sebenarnya dinantikan publik, tetapi hasilnya masih jauh dari harapan. Dia menilai masih banyak menteri yang kinerjanya tidak melampaui batas minimal dan seharusnya terkena reshuffle.
"Ya mestinya ada begitu banyak menteri yang selama ini tidak menunjukkan kinerja yang melampaui batas minimal saja layak untuk di-reshuffle," ujarnya.
1. Diharapkan ada reshuffle tahap berikutnya

Wijayanto meyakini Prabowo akan melakukan reshuffle tahap berikutnya. Dia menyinggung masih adanya dua kursi kosong, yaitu Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam) serta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
"Saya punya impian pengisian dua posisi menteri itu bersamaan dengan reshuffle menteri-menteri lainnya yang mempunyai kinerja buruk," ujar dia.
2. Menteri Keuangan bukan satu-satunya penentu

Menurut Wijayanto, reshuffle yang terjadi baru-baru ini tidak terlalu berkaitan langsung dengan dampak ekonomi. Dia menjelaskan, Menteri Keuangan hanyalah satu pemain dalam tim besar pemerintahan.
"Saya melihat apa yang dilakukan tidak terlalu terkait dengan dampak ekonomi. Karena saya sepakat, Menteri Ekonomi, Menteri Keuangan, itu hanya merupakan satu pemain," tuturnya.
Dia mengibaratkan posisi Menteri Keuangan seperti striker dalam sepak bola. Striker tidak akan mampu mencetak gol jika tidak mendapat suplai bola dari pemain lain.
Selain itu, dia juga menyebut Menteri Keuangan layaknya pemanen buah. Jika pohon tidak ditanam dan dirawat, maka tak akan ada buah yang bisa dipanen.
3. Harapan publik pasca reshuffle masih diuji

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eisha Maghfiruha Rachbini, menyebut langkah reshuffle memunculkan harapan baru dari publik.
Namun, pemerintah masih menghadapi tantangan untuk menjawab keresahan masyarakat. Dia mempertanyakan apakah reshuffle benar-benar bisa menyembuhkan kondisi ekonomi Indonesia dan membuatnya lebih baik ke depan.
"Apakah benar-benar reshuffle ini kemudian nanti bisa menjawab atau menyembuhkan ekonomi kita dan membuat ekonomi kita lebih baik lagi?" ujar Eisha.