Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jepang-Rusia Sepakati Negosiasi soal Penangkapan Ikan di ZEE

Ilustrasi kapal nelayan. (unsplash.com/Paul Einerhand)

Jakarta, IDN Times - Jepang dan Rusia telah mencapai kesepakatan tentang kuota penangkapan ikan tahunan Tokyo untuk salmon dan trout yang bertelur di sungai Rusia. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Badan Perikanan Jepang pada Sabtu (23/4/2022).

Dilansir AP News, Nantinya penandatanganan dokumen tersebut akan dilakukan oleh kedua pemerintah pada Senin mendatang. Dengan kesepakatan itu, diharapkan nelayan Jepang dapat mulai beroperasi di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil dekat prefektur Hokkaido, pulau paling utara Jepang.

Kesepakatan negosiasi terjadi di tengah ketegangan hubungan antar Tokyo-Moskow.

1. Kesepakatan Jepang-Rusia

Menurut laporan Kyodo News, Dari kesepakatan Jepang-Rusia, disetujui bahwa kuota tahun ini ditetapkan sama dengan tahun lalu, yakni sebesar 2.050 ton salmon dan trout. Jepang juga telah setuju untuk membayar biaya kerja sama tahunan ke Rusia sebesar 200-300 juta yen (sekitar Rp22,3-Rp33,5 miliar), tergantung pada hasil tangkapan.

Biaya minimum tahun ini pun telah diturunkan sekitar 60 juta yen (sekitar Rp6,7 miliar) karena penurunan hasil tangkapan dalam beberapa tahun terakhir. Untuk diketahui, perihal pembayaran ikan yang dilakukan Tokyo ke Moskow telah diatur berdasarkan Konvensi PBB tentang hukum laut.

2. Perihal negosiasi tahunan penangkapan ikan Jepang-Rusia

Ilustrasi hasil laut. (unsplash.com/Duangphorn Wiriya)

Pada tahun ini, negosiasi kuota penangkapan ikan tahunan yang membahas rincian operasional antar pejabat pemerintah Jepang dan Rusia dimulai pada 11 April. Pada perjanjian tersebut, hanya menetapkan kuota di zona ekonomi Jepang, dan Jepang pun masih perlu menegosiasikan kuota di ZEE Rusia.

Larangan penangkapan ikan di Hokkaido dengan menggunakan jaring secara tradisional untuk salmon dan trout biasanya dimulai pada 10 April. Akan tetapi, tahun ini penangkapan ikan tidak diizinkan sebab larangan tersebut tetap berlaku sambil menunggu hasil dari kesepakatan negosiasi.

3. Negosiasi sempat terhambat, imbas invasi Rusia ke Ukraina

Ilustrasi orang-orang yang melakukan protes melawan perang di Ukraina. (pexels.com/Katie Godowski)

Pembicaraan tahun ini antara Tokyo-Moskow dipandang tidak biasa, imbas serangkaian sanksi yang dijatuhkan oleh Jepang terhadap invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung pada 24 Februari silam.

Seperti yang diketahui, Jepang bersama negara-negara G7 lainnya menerapkan sanksi pada apa yang disebut Moskow sebagai 'operasi militer khusus' di Ukraina, dengan membekukan aset para pemimpin, miliarder, hingga kelompok Rusia. Tokyo juga membatasi perdagangan dan mencabut status perdagangan 'most-favored nation'.

Rusia pun membalas tindakan Jepang dengan menangguhkan pembicaraan perjanjian damai pasca-Perang Dunia II, termasuk negosiasi atas pulau-pulau yang disengketakan yang sangat ingin dikuasai kembali oleh Jepang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us