Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Langkah Nyata PT Vale Indonesia Menuju Net Zero Emission 2060

ilustrasi kota masa depan (vale.com)
ilustrasi kota masa depan (vale.com)

Dunia pertambangan skala besar memiliki kekhawatiran tersendiri akan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Misalnya tentang kerusakan alam, banyak kayu-kayu di tebang, atau lubang bekas pertambangan menganga di mana-mana. Selain itu pasti ada kekhawatiran masyarakat terhadap kelestarian kehidupan lingkungannya.

Namun, PT Vale Indonesia telah membuktikan bahwa kegiatan pertambangan yang dilakukan mampu membawa dampak positif bagi semua pihak yang terlibat, termasuk lingkungan dan warga. Lantas, apa saja langkah yang diambil PT Vale Indonesia dalam menjaga alam untuk menambang kenaikan? Simak artikel ini sampai selesai!

1. Membangun PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)

PLTA menjadi salah satu penompang utama energi terbarukan di PT Vale (vale.com)
PLTA menjadi salah satu penompang utama energi terbarukan di PT Vale (vale.com)

Untuk menjaga alam supaya lebih terjaga dari polusi, PT Vale Indonesia selalu mengembangkan inovasi dalam operasionalnya. Seperti pembuatan PLTA di Larona sejak tahun 1979 yang memiliki kapasitas listrik hingga 165 megawatt (MW). Karena dirasa efisien, kemudian lanjut membangun kembali PLTA di tahun 1999 tepatnya berada di daerah Balambano, sehingga memiliki listrik dengankapasitas 110 MW. Selain itu, di tahun 2011 PT Vale kembali meresmikan PLTA Karebbe yang berkapasitas 90 MW. 

Adanya PLTA tersebut sangat membantu operasional perusahaan, sehingga tanpa banyak bergantung dengan energi fosil berlebih sebagai bahan utama. Bahkan sejak tahun 2023 perusahaan raksasa nikel tersebut juga sedang mengembangkan biomassa sebagai bahan energi yang terbarukan. Diharapkan pada tahun 2025 ini implementasi sudah bisa dilakukan secara menyeluruh.

2. Menerapkan biodiesel B30 untuk operasional

PT Vale memprioritaskan energi ramah lingkungan (vale.com)
PT Vale memprioritaskan energi ramah lingkungan (vale.com)

Dalam upaya pengurangan ketergantungan bahan bakar dari fosil, lagi-lagi PT Vale berusaha mengembangkan sumber energi baru, yaitu Biodiesel B30. Sedangkan B30 itu sendiri adalah olahan dari minyak terbarukan yang berasal dari minyak sawit, minyak jelantah, atau berasal dari minyak hewan yang dicampur dengan solar. Bahan bakar tersebut diklaim bisa lebih ramah lingkungan.

Pemanfaatan B30 tersebut membawa dampak positif dalam lingkungan. Program tersebut akan mewujudkan harapan terhadap kontribusi pengurangan emisi sekitar 700.000 ton CO2eq pada tahun 2030. Dalam menambang kebaikan, PT Vale akan selalu memberikan yang terbaik kepada alam dan penduduk sekitar, bukan hanya berorientasi pada profit semata.

3. Kolaborasi dengan Pertamina dalam pemanfaatan HVO

penggunaan HVO pada alat berat PT Vale (vale.com)
penggunaan HVO pada alat berat PT Vale (vale.com)

Energi terbarukan merupakan poin penting dalam operasional PT Vale Indonesia. Salah satu tujuannya adalah mendukung target nasional Net Zero Emission 2060, dan pada tahun 2030 emisi karbon sudah bisa berkurang sebanyak 33%. Dengan alasan tersebut, PT Vale menggandeng Pertamina Patra Niaga dalam mewujudkan cita-cita.

Kolaborasi bidang energi tersebut menyangkut dalam pengembangan dan pemakaian Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), atau Pertamina Renewable Diesel yang diuji coba pada operasional alat berat. Setelah penelitian dilakukan, hasilnya cukup menggembirakan, terbukti bisa mengurangi emisi gas rumah kaca hingga mencapai 80%. Dengan kata lain, meski tanpa menggunakan energi fosil, operasional masih bisa dikerjakan dengan baik berkat energi terbarukan.

4. Konsisten dalam program reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas tambang

Lingkungan hijau dan kesehatan bumi selalu menjadi perhatian utama bagi PT Vale (vale.com)
Lingkungan hijau dan kesehatan bumi selalu menjadi perhatian utama bagi PT Vale (vale.com)

Reklamasi pasca tambang bukan hanya tanggung jawab moral, tapi merupakan sebuah kebutuhan. PT Vale selalu merencanakan jauh-jauh hari pasca pertambangan telah dipensiunkan. Sadar akan dampak yang ditimbulkan, mereka berupaya membuat lahan yang sebelumnya penuh galian kembali hijau dan sehat seutuhnya.

Dilansir vale.com, dalam mendukung pemulihan lahan bekas pertambangan, PT Vale membuat nursery atau yang biasa dikenal dengan persemaian modern. Lahan tersebut berdiri di area dengan 2.5 Ha, letaknya berada di Blok Sorowako. Produksi tanaman bisa mencapai 700.000 bibit per tahun. Setidaknya ada 65 jenis yang dikembangkan. Prioritas utamanya seperti pohon Eboni (Diospyros celebica) dan Pohon Dengen (Dillenia sp.). Saat ini lahan-lahan bekas tambang PT Vale sudah kembali hijau berkat program tersebut.

5. Menggunakan boiler (tenaga uap) sebagai penggerak

pemanfaatan energi boiler (vale.com)
pemanfaatan energi boiler (vale.com)

Di tahun 2019 PT Vale menggunakan boiler listrik sebagai salah satu sumber operasional yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan ketel besar akan menghasilkan tenaga uap sebagai tenaga penggerak.

Adanya boiler tersebut membawa penghematan besar secara signifikan, bahkan mencapai Rp3.108.655.000. Selain itu dengan memanfaatkan energi terbarukan tersebut, boiler juga mampu mengurangi emisi sebesar 19.490 tCO2-e dibandingkan dengan menggunakan sulfur dioksida (SO2) dan partikulat, yang bisa mengganggu kesehatan.

Pada dasarnya, meski PT Vale Indonesia merupakan raksasa pertambangan di bidang nikel, tapi kepeduliannya terhadap lingkungan sangat besar sehingga mampu #MenambangKebaikan. Buktinya mereka selalu mencari alternatif tenaga terbarukan dalam operasional dengan target zero emotion di tahun 2060. Bagi PT Vale segala perubahan ada dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu alias #StartWithMe.

 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us