Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mansa Musa, Raja Terkaya yang Bagi-bagi Emas saat Perjalanan Haji

Ilustrasi emas (unsplash.com/Zlaťáky.cz)
Ilustrasi emas (unsplash.com/Zlaťáky.cz)

Jakarta, IDN Times - Mansa Musa atau Musa I merupakan raja dari Kerajaan Mali. Dia berkuasa pada 1312 Masehi hingga 1337 Masehi.

Pada masa pemerintahannya, Mali menjadi salah satu kerajaan terkaya di Afrika. Hal ini menjadikan Mansa Musa sebagai orang terkaya di dunia pada saat itu.

Dikutip dari National Geographic, kerajaan kuno Mali tersebar di wilayah Mali modern, Senegal, Gambia, Guinea, Niger, Nigeria, Chad, Mauritania, dan Burkina Faso.

1. Sumber kekayaan Mali berupa emas hingga gading gajah

ilustrasi emas batangan (pixabay.com/Steve Bidmead)
ilustrasi emas batangan (pixabay.com/Steve Bidmead)

Mansa Musa berkuasa setelah raja sebelumnya, Abu Bakar II menghilang di laut. Mansa Abu Bakar II berangkat dengan armada kapal besar untuk menjelajahi Samudera Atlantik, dan tidak pernah kembali.

Mansa Musa akhirnya mewarisi kerajaan yang sudah kaya raya, namun kiprahnya dalam memperluas perdagangan menjadikan Mali sebagai kerajaan terkaya di Afrika.

Adapun kekayaannya berasal dari penambangan garam dan emas dalam jumlah besar. Gading gajah juga merupakan sumber kekayaan utama kerajaan Mali.

Mengutip Celebrity Net Worth, kekayaan Mansa Musa diperkirakan setara 400 miliar dolar AS di masa kini. Jika dikonversi ke rupiah, sekitar Rp6.560 triliun, dengan asumsi Rp16.400 per dolar AS.

Sebagai perbandingan, orang terkaya di dunia saat ini Elon Musk, menurut data Real Time Billionaires Forbes, memiliki harta 213,1 miliar dolar AS atau Rp3.494,8 triliun.

2. Mansa Musa naik haji dan bagi-bagi emas di Mesir

Mansa Musa menunaikan ibadah haji ke Makkah pada 1324 Masehi. Perjalanannya melalui Mesir menimbulkan kehebohan.

Kerajaan Mali sebelumnya tidak dikenal di luar Afrika Barat sampai dia melakukan perjalanan haji. Para penulis Arab pada masa itu mengatakan bahwa Mansa Musa melakukan perjalanan dengan rombongan puluhan ribu orang dan puluhan ekor unta, masing-masing membawa 136 kilogram (kg) emas.

Saat berada di Kairo, Mansa Musa bertemu dengan Sultan Mesir, dan kafilahnya. Dia menghabiskan dan menyumbangkan begitu banyak emas sehingga nilai keseluruhan emas di Mesir menurun selama 12 tahun berikutnya.

Kisah kekayaannya yang luar biasa bahkan sampai ke Eropa. Atlas Catalan, yang dibuat pada 1375 Masehi oleh kartografer Spanyol, menunjukkan Afrika Barat didominasi oleh gambaran Mansa Musa duduk di atas takhta, memegang bongkahan emas di satu tangan dan tongkat emas di tangan lainnya.

Setelah penerbitan atlas ini, Mansa Musa menjadi melekat dalam imajinasi global sebagai sosok dengan kekayaan luar biasa besar.

3. Merevitalisasi kota

Ilustrasi benua Afrika (Pixabay)
Ilustrasi benua Afrika (Pixabay)

Sepulangnya dari Makkah, Mansa Musa mulai melakukan revitalisasi kota-kota di Mali. Dia membangun masjid dan bangunan besar di kota-kota seperti Gao dan Timbuktu.

Timbuktu menjadi pusat universitas Islam besar pada abad ke-14. Bahkan Mansa Musa membawa arsitek dan cendekiawan dari seluruh dunia Islam ke kerajaannya, sehingga reputasi kerajaan Mali pun berkembang.

Kerajaan Mali mencapai puncak kejayaannya pada saat itu. Mali menjadi kerajaan yang ramai dan kaya berkat ekspansi dan pemerintahan Mansa Musa.

Mansa Musa meninggal pada 1337, dan digantikan oleh putra-putranya. Pemerintahannya yang terampil membuat kerajaannya makmur pada saat kepergiannya, namun pewarisnya tidak mampu mempertahankan kejayaan kerajaan tersebut, sehingga perlahan runtuh.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us