Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mentan Sebut Stok Beras Tidak Langka, Tapi Ada Pergeseran Distribusi

IMG_7335.jpeg
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Penggilingan kecil distribusi beras ke pasar tradisional
  • Produksi beras aman
  • Distribusi beras bakal membaik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman memastikan stok beras tidak langka. Terkait pasokan beras di ritel-ritel yang terbatas, menurutnya disebabkan oleh pergeseran pola distribusi dari penggilingan besar ke penggilingan kecil.

"Pabrik kecil ini mampu menggiling seluruh gabah yang diproduksi di Republik ini, paham maksudku? Kemudian ada tambahan kapasitas yang besar dengan sedang 50 juta ton. Kalau yang besar-sedang ini menurun produksinya, ini bergeser ke pabrik kecil," kata Amran di kantor pusat Perum Bulog, Jakarta, Selasa (2/9/2025).

1. Penggilingan kecil distribusi beras ke pasar tradisional

Serapan gabah Bulog Yogyakarta capai 83 ribu ton. (Dok. Dok. Humas Bulog Yogyakarta)
Serapan gabah Bulog Yogyakarta capai 83 ribu ton. (Dok. Dok. Humas Bulog Yogyakarta)

Pemerintah saat ini berupaya menggencarkan produksi beras dari penggilingan-penggilingan kecil. Dikarenakan kondisi itu, sebagian besar beras yang diproduksi penggilingan disalurkan ke pasar tradisional. Hal itulah yang menyebabkan stok beras di ritel modern terbatas.

"Dia masuk ke pasar tradisional. Saya ulangi ya ini penjelasannya, kapasitas pabrik kecil, saya ulangi supaya lebih jelas, kapasitas pabrik kecil itu kemampuannya 116 juta ton. Perhatikan baik-baik kemudian produksi gabah hanya 65 juta. Artinya apa? Pabrik kecil ini mampu menggiling seluruh gabah yang diproduksi di Republik ini," ujar Amran.

2. Produksi beras aman

Ilustrasi proses serap gabah petani oleh Bulog Yogyakarta. (Dok. Humas Bulog Yogya)
Ilustrasi proses serap gabah petani oleh Bulog Yogyakarta. (Dok. Humas Bulog Yogya)

Amran mengatakan, beras bisa dikatakan langka saat produksinya menurun dan terjadi lonjakan inflasi beras. Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi dalam bentuk gabah kering panen (GKP) pada Juli 2025 sebanyak 5,78 juta ton, naik 35,41 persen dibandingkan Juli 2024.

Selain itu, inflasi beras pada Agustus 2025 sebesar 0,73 persen, turun dari Juli 2025 yang sebesar 1,35 persen.

"Yang dikatakan langka kalau produksi turun, nah itu langka. Kalau ini ada pergeseran. Salah satu parameter yang kita gunakan adalah inflasi, kemudian produksi, dan ini semua alhamdulillah baik ya," tutur Amran.

3. Distribusi beras bakal membaik

IMG_7343.jpeg
Ilustrasi beras SPHP. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Amran memastikan, pemerintah terus memperbaiki alur distribusi beras, dari hulu ke hilir. Saat ini, yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) adalah di sisi hilir, alias di level konsumen.

"Kalau ini hilir selesai, ekosistem pangan sudah selesai. Dari hulu ke hilir kita benahi. Bayangkan berapa, 17 Inpres yang keluar," ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us