OpenAI Batalkan Rencana Jadi Perusahaan Profit

- OpenAI membatalkan rencana konversi menjadi perusahaan berorientasi profit setelah tekanan dari otoritas hukum dan pemimpin sipil.
- Struktur baru akan mengubah divisi for-profit menjadi public benefit corporation (PBC) untuk menjaga integritas visi jangka panjang sambil tetap terbuka terhadap pendanaan eksternal.
- Keputusan ini mendapat sambutan positif dari komunitas teknologi sebagai penegasan komitmen OpenAI terhadap pengembangan AI yang bertanggung jawab, namun beberapa pengamat menilai keputusan ini hanya solusi sementara.
Jakarta, IDN Times - OpenAI resmi membatalkan rencana konversi menjadi perusahaan berorientasi profit. Keputusan ini diambil setelah melalui proses panjang bersama otoritas hukum dan pemimpin masyarakat sipil. Organisasi induk nonprofit tetap akan mengontrol penuh operasional perusahaan.
Langkah ini muncul sebagai respons atas kekhawatiran bahwa struktur for-profit bisa menyimpang dari misi awal perusahaan. Dalam pernyataan resminya, OpenAI menyebut struktur baru akan mengubah divisi for-profit menjadi public benefit corporation (PBC), yang tetap menjunjung nilai sosial meski bisa menerima investasi.
Perubahan ini dimaksudkan untuk menjaga integritas visi jangka panjang sambil tetap terbuka terhadap pendanaan eksternal. CEO OpenAI, Sam Altman, mengatakan keputusan ini diambil setelah melalui pertimbangan serius.
"Kami memutuskan nonprofit tetap memegang kendali setelah mendengar masukan dari pemimpin sipil dan berdiskusi dengan otoritas hukum," ujarnya dalam wawancara yang dikutip dari Semafor.
1. Latar belakang keputusan
OpenAI sempat merancang transisi menjadi entitas for-profit demi percepatan riset dan dukungan investor. Namun, rencana ini mendapat penolakan luas karena dianggap mengorbankan kepentingan publik. Banyak pihak menilai bahwa orientasi keuntungan berisiko menggiring perusahaan menjauh dari nilai-nilai ilmiah yang inklusif.
Titik balik terjadi setelah Kejaksaan Agung California dan Delaware menyampaikan potensi pelanggaran terhadap kewajiban fidusia OpenAI jika struktur berubah. Tekanan dari regulator membuat manajemen meninjau ulang strategi yang sebelumnya sudah diumumkan.
“Kami diberi pemahaman bahwa perubahan tersebut bisa mengancam fondasi hukum nonprofit kami,” kata Altman, dikutip dari Semafor.
Dinamika internal pun ikut memengaruhi keputusan ini. Sebagian dewan dan karyawan menyuarakan keberatan atas konversi profit, menyebutnya sebagai langkah yang melemahkan independensi riset.
“Kami ingin memastikan bahwa tujuan sosial tetap menjadi prioritas utama,” ujar seorang anggota dewan, dikutip Bloomberg.
2. Transformasi jadi public benefit corporation
Sebagai kompromi, anak perusahaan OpenAI akan diubah menjadi public benefit corporation (PBC) mulai Rabu, (7/5/2025). PBC memungkinkan pencarian laba sekaligus pengabdian pada misi sosial, seperti etika dalam pengembangan AI.
Struktur ini diyakini dapat menjembatani kebutuhan pendanaan tanpa mengorbankan nilai dasar. Melalui status PBC, OpenAI dapat menerima dana investor sambil tetap berada dalam pengawasan entitas nonprofit.
“Struktur ini memungkinkan kami menjaga keseimbangan antara inovasi dan tanggung jawab sosial,” ujar juru bicara OpenAI kepada Reuters.
Perubahan ini juga dinilai dapat menjawab kekhawatiran regulator tentang potensi dominasi pasar. Meski fleksibel, status PBC tetap membawa tantangan. OpenAI harus membuktikan bahwa mereka bisa menjalankan fungsi ganda tanpa konflik kepentingan.
“Kami memahami ekspektasi publik dan akan menjaganya lewat transparansi dan akuntabilitas,” tambah juru bicara tersebut dalam wawancara yang sama.
3. Dampak dan prospek ke depan
Keputusan mempertahankan kendali nonprofit mendapat sambutan positif dari komunitas teknologi. Banyak pihak melihat langkah ini sebagai penegasan komitmen OpenAI terhadap pengembangan AI yang bertanggung jawab.
Langkah ini juga dinilai dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap OpenAI sebagai lembaga riset yang etis. Meski begitu, tantangan ke depan tetap besar. OpenAI harus mampu bersaing dengan raksasa teknologi yang memiliki kapasitas pendanaan lebih besar.
“Kami akan terus mencari model pendanaan inovatif yang selaras dengan misi kami,” kata Altman kepada The Guardian.
Beberapa pengamat menilai keputusan ini hanya solusi sementara. Tekanan pasar dapat memaksa OpenAI kembali mempertimbangkan pendekatan profit di masa mendatang.
“Komitmen terhadap struktur ini harus dikawal agar tidak bergeser,” ujar analis, dikutip Financial Times.