Soal Peluang Peningkatan Produksi Tembaga, Tony Wenas: Gak Semudah Itu
- Tony Wenas menegaskan sulitnya meningkatkan produksi tembaga karena perbedaan dengan industri manufaktur.
- Freeport Indonesia hampir mencapai peak production level dan mengalami fluktuasi sesuai rencana perusahaan.
- Pertambangan adalah price taker bukan price maker, sehingga produksi harus dilakukan secara aman dan berkelanjutan.
Jakarta, IDN Times - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas menegaskan bukan perkara mudah untuk meningkatkan produksi tembaga. Menurut Tony, industri ini berbeda dengan industri manufaktur.
“Tembaga nggak seperti manufacturing. Yang kalau kemudian demand tinggi, dia produce lebih banyak, bisa dengan mudah beli raw material, kemudian tambah karyawan dan lain sebagainya. Tapi kalau pertambangan kan harus ada memperhatikan teknis pertambangan dan juga daya dukung lingkungan,” kata Tony dalam sesi bertajuk “Global Trade and Investment: Positioning Indonesia as a Key Player” di Indonesia Summit 2025 yang berlangsung di The Tribrata, Jakarta pada Rabu (27/8/2025).
Menurut Tony, Freeport Indonesia saat ini hampir mencapai peak production level. Dia mengakui akan ada fluktuasi yang terjadi, namun masih sesuai dengan rencana yang disiapkan perusahaan.
“Kami kalau bilang mau meningkatkan kapasitas produksi nggak semudah itu. Jadi memang tembaga ini atau pertambangan adalah price taker bukan price maker. Kita nggak bisa menentukan harganya berapa. So we just continue to produce safely and sustainably. Sesuai dengan mind plan kita,” kata Tony.
Indonesia Summit 2025, khususnya sesi Visionary Leaders, merupakan sebuah konferensi independen yang diselenggarakan IDN Times untuk dan melibatkan Generasi Millennial dan Gen Z di Tanah Air. Indonesia Summit 2025 mengusung tema "Thriving Beyond Turbulence, Celebrating 80's Years Independence", bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh Nusantara.
