Spirit Airlines akan Setop Penerbangan di 12 Kota AS

- Spirit Airlines akan menghentikan penerbangan ke 12 kota di AS mulai 2 Oktober 2025 karena krisis keuangan serius yang menekan bisnisnya.
- CEO Dave Davis berencana memangkas rute penerbangan dan jumlah armada untuk menekan kerugian, sementara United dan Frontier meluncurkan rute baru.
- Maskapai besar seperti United dan Delta Air Lines berpotensi diuntungkan dari krisis Spirit, namun Spirit tetap berkomitmen menjaga tiket murah bagi masyarakat.
Jakarta, IDN Times – Spirit Airlines, maskapai berbiaya rendah asal Florida, akan menghentikan penerbangan ke 12 kota di Amerika Serikat (AS) mulai 2 Oktober 2025. Kota-kota itu antara lain Albuquerque, Birmingham, Boise, Chattanooga, Oakland, Columbia, Portland, Sacramento, Salt Lake City, San Diego, San Jose, serta Macon yang rencana pembukaannya pada 16 Oktober 2025 ikut dibatalkan.
Langkah ini diambil saat Spirit berjuang menghadapi krisis keuangan serius yang makin menekan bisnisnya. Maskapai menyampaikan penyesalan atas dampak kebijakan tersebut kepada para penumpang.
“Kami meminta maaf kepada para Tamu kami atas ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan dan akan menghubungi mereka yang memiliki reservasi yang terdampak untuk memberi tahu mereka tentang opsi mereka, termasuk pengembalian dana,” kata pihak Spirit kepada CBS News.
Setelah bangkit dari kebangkrutan pertama pada Maret 2025, Spirit kembali goyah akibat permintaan yang rendah dan biaya operasional tinggi hingga mencatat kerugian hampir 257 juta dolar AS (setara Ro4,21 triliun) pada kuartal II-2025.
1. Spirit jalani restrukturisasi dan upaya pemangkasan biaya

Untuk menekan kerugian, Spirit Airlines berencana memangkas rute penerbangan sekaligus memperkecil jumlah armada. Strategi itu diproyeksikan bisa menghemat ratusan juta dolar AS setiap tahun. CEO Dave Davis menilai transformasi lebih dalam masih dibutuhkan agar maskapai mampu bertahan di masa depan.
“Sejak keluar dari restrukturisasi sebelumnya, yang ditargetkan hanya untuk mengurangi utang yang didanai Spirit dan meningkatkan modal ekuitas, telah menjadi jelas bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan banyak alat yang tersedia untuk memposisikan Spirit dengan baik untuk masa depan,” ujar Davis, dikutip dari CNBC.
Pada Agustus 2025, Spirit juga mengakui kemungkinan tidak mampu bertahan setahun ke depan tanpa tambahan cadangan kas. Kondisi semakin sulit karena fasilitas kredit senilai 275 juta dolar AS telah habis digunakan dan rencana pengurangan ratusan pilot sudah disiapkan.
2. United dan Frontier rebut pasar Spirit Airlines

Maskapai pesaing cepat memanfaatkan peluang dari keterpurukan Spirit. United Airlines pada Kamis (4/9/2025) mengumumkan pembukaan 15 rute baru mulai 6 Januari 2026 ke kota-kota penting Spirit seperti Fort Lauderdale, Orlando, Las Vegas, Houston, dan Chicago. United menilai tambahan rute ini bisa menjadi alternatif bagi penumpang jika Spirit berhenti beroperasi.
“Jika Spirit tiba-tiba berhenti beroperasi, itu akan sangat mengganggu, jadi kami menambahkan penerbangan ini untuk memberikan opsi lain kepada pelanggan mereka jika mereka menginginkan atau membutuhkannya,” jelas Patrick Quayle, Wakil Presiden Senior United Airlines.
Frontier Airlines juga ikut agresif dengan meluncurkan 20 rute baru dari kota besar seperti Detroit, Houston, dan Dallas dengan tarif 29–89 dolar AS (setara Rp476 ribu hingga Rp1,46 juta). Seorang analis dari TD Cowen menyebut Frontier menyaingi 39 persen kursi Spirit, jauh di atas United yang hanya 18 persen.
Spirit tak tinggal diam menghadapi manuver kompetitornya.
“Meskipun kami menghargai obsesi yang dimiliki eksekutif maskapai tertentu terhadap kami, kami fokus untuk bersaing dan menjalankan operasi yang hebat. Menyarankan hal lain adalah angan-angan dari maskapai berbiaya tinggi yang ingin menghilangkan pesaing berbiaya rendah sehingga mereka dapat mencapai tujuan utama mereka untuk membebankan tarif tertinggi kepada pelancong Amerika untuk mengunjungi orang-orang dan tempat-tempat yang mereka cintai,” tegas Duncan Dee, Wakil Presiden Senior Komunikasi Korporat Spirit.
3. Dampak pasar dan komitmen Spirit Airlines ke depan

Pengamat menilai maskapai besar seperti United Airlines dan Delta Air Lines berpotensi paling diuntungkan dari krisis Spirit. Mereka menawarkan jaringan global sekaligus produk basic economyyang ramah kantong. Conor Cunningham dari Melius Research menilai konsumen kini makin condong memilih maskapai besar yang memberi layanan lengkap.
“Dengan maskapai besar yang meningkatkan produk di pesawat (premium, Wi-Fi gratis, hiburan dalam penerbangan) dan perluasan jaringan, konsumen semakin memilih maskapai jaringan seperti Delta dan United dibandingkan pengganggu pasar historis,” kata Cunningham.
Meski begitu, Spirit memastikan operasional tetap berjalan normal selama restrukturisasi kebangkrutan. Duncan Dee menambahkan bahwa Spirit tetap berkomitmen menjaga tiket murah agar bisa diakses masyarakat.
“Spirit bertanggung jawab untuk membuat tarif rendah tersedia bagi konsumen selama lebih dari 30 tahun, baik mereka terbang bersama kami atau tidak. Kami memiliki harapan penuh untuk terus melakukannya selama bertahun-tahun ke depan,” kata Dee.
Maskapai menyebut pelanggan tetap bisa memesan tiket dan menggunakan layanan meski berada dalam proses kebangkrutan.