Teknologi Ramah Lingkungan yang Digunakan PT Vale Indonesia

- Pengolahan limbah cair dengan teknologi LGS dan kolam endapan untuk menjaga kualitas air di Danau Matano.
- Pemanfaatan tenaga air sebagai pembangkit listrik dengan tiga PLTA di Sorowako, mampu memenuhi kebutuhan PT Vale Indonesia dan masyarakat sekitar.
- Program 3R, pengurangan limbah B3, energi surya, biomassa, dan bus listrik sebagai upaya PT Vale Indonesia dalam praktik ramah lingkungan.
Pertambangan selama ini selalu identik dengan kegiatan eksploitasi yang merusak alam. Banyak sekali industri penambangan yang hanya fokus memperoleh profit saja tanpa memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Beberapa perusahaan tambang bahkan meninggalkan berbagai permasalahan, seperti pencemaran lingkungan oleh adanya limbah yang tidak diproses dengan benar. Alhasil banyak ekosistem sekitar area tambang yang mengalami kerusakan oleh adanya limbah.
Maka dari itu, penting sekali untuk sebuah perusahaan pertambangan menerapkan teknologi ramah lingkungan. Selain dapat mendorong keseimbangan ekosistem, teknologi ini juga mendukung nilai keberlanjutan. Salah satu jajaran perusahaan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan adalah PT Vale Indonesia. PT Vale Indonesia tidak hanya mengejar profit semata tetapi peduli lingkungan dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Supaya kamu lebih tahu lagi, berikut ini beberapa teknologi ramah lingkungan yang digunakan PT Vale Indoneisa demi selalu senantiasa dalam #MenambangKebaikan. Coba kita cek, yuk!
1. Pengolahan limbah cair

Upaya PT Vale Indonesia melakukan pengolahan limbah cair melalui kolam endapan dan teknologi Lamella Gravity Settler (LGS). Dilansir YouTube PT Vale, pengelolaan limbah cair harus ditampung dahulu melalui kolam endapan. Setelah memenuhi baku mutu, baru airnya dialirkan ke Danau Matano, sehingga tidak mengherankan jika air di Danau Matano sangat jernih.
Kolam pengendapan ini dilengkapi dua fasilitas, yakni pakalangkai wastewater treatment, yang beroperasi sejak 2013 dan Lamella Gravity Settler (LGS) yang beroperasi sejak 2014. Dilansir laman resmi vale.com, teknologi LGS adalah teknologi standar dalam penjernihan air untuk pengolahan bahan baku air minum dan PT Vale Indonesia menjadi pionir yang mengadopsi teknologi tersebut.
2. Menggunakan sumber daya terbarukan

PT Vale Indonesia menjadi satu-satunya perusahaan pertambangan yang menggunakan tenaga air sebagai pembangkit listrik. Total ada tiga PLTA di Sorowako, yakni (PLTA) Larona berkapasitas sebesar 165 megawatt (MW), PLTA Balambano dengan kapasitas 110 MW, dan PLTA Karebbe yang berkapasitas 90 MW.
PT Vale Indonesia berani menginvestasikan ketiga PLTA tersebut dengan nilai lebih dari 1 miliar dolar AS. Kehadiran ketiga PLTA ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan PT Vale Indonesia saja, tetapi juga masyarakat sekitar. Selain itu, PLTA ini mencegah emisi karbon setara dengan 1 juta CO2eq. Hal ini sejalan dengan komitmen dari PT Vale Indonesia untuk melakukan penurunan gas rumah kaca sebesar 33 persen CO2eq hingga 2030.
3. Pengelolaan limbah dengan praktik 3R

Salah satu inti dari praktik 3R adalah mendaur ulang kembali sampah agar bisa digunakan kembali. Dalam hal ini, PT Vale Indonesia melakukan program refuse-derived fuel (RDF).
Pada 2025, PT Vale Indonesia bekerja sama dengan PT Trakindo Utama dan PT United Tractors dalam program Zero Hour Refurbished Truck yang merekondisi dua unit truk 100T, yaitu CAT 777 dan Komatsu HD 785 dari rusak berat menjadi baru kembali.
PT Vale Indonesia memanfaatkan sampah organik dan enceng gondok untuk dijadikan sebagai pupuk kompos. Sedangkan untuk ban bekas, bisa diolah kembali sebagai penguat struktur tebing pengganti bronjong. Lalu, untuk mengurangi penggunaan kertas terkait kegiatan administrasi, PT Vale Indonesia memanfaatkan teknologi IT Software untuk mengadakan meeting secara daring.
Program ini sesuai dengan komitmen PT Vale Indonesia untuk mencapai nol limbah ke tempat pembuangan atau zero waste to landfill pada 2025, lebih cepat 5 tahun dari target pemerintah, seperti tercantum di situs vale.com.
4. Pengolahan limbah B3

Limbah B3 meliputi oli, baterai bekas, aki bekas, cat, gemuk bekas, filter, kain majun, bahan kimia kadaluarsa, asbes, dan limbah medis. Upaya yang dilakukan PT Vale Indonesia untuk mengurangi limbah B3, seperti dilansir vale.com, adalah dengan mengurangi limbah B3 sebesar 50 ton per tahun dan memanfaatkan limbah B3 sebesar 1.000 ton per tahun.
Upaya ini dilakukan dengan menggunakan kidney lube dan pengoperasian modular screening station untuk mengurangi penggunaan minyak pelumas hidrolik bekas, kain majun, aki bekas, dan filter oli bekas menggunakan iso tank untuk mengganti penggunaan drum bekas, memanfaatkan oli bekas untuk substitusi bahan bakar HSFO.
5. Penggunaan energi surya

Energi surya mulai digunakan oleh PT Vale Indonesia pada pemasangan sun switch di area perumahan karyawan. Alat ini bertujuan mengurangi penggunaan lampu di perumahan karyawan. Saat matahari bersinar terang, maka lampu otomatis padam.
Selain itu, PT Vale juga mengupayakan pemanfaatan sinar matahari untuk pembangkit listrik tenaga surya. Upaya ini bertujuan untuk efisiensi dan mereduksi konsumsi energi.
6. Penggunaan bahan bakar alternatif

PT Vale Indonesia selalu menunjukkan bukti nyata dalam penggunaan bahan bakar alternatif. Salah satunya dengan penggunaan biomassa sebagai bahan reduktor di pabrik pengolahan bijih nikel.
Biomassa dihasilkan dari kayu bakar atau tanaman yang mudah dibakar. Dari proses pembakaran itu menghasilkan energi panas yang digunakan untuk memanaskan air hingga menjadi uap dengan tekanan tinggi sehingga dapat memutar turbin untuk menggerakkan generator yang pada akhirnya menghasilkan listrik.
Listrik itu digunakan untuk mengoperasikan boiler listrik yang diadopsi oleh PT Vale Indonesia menggantikan boiler tradisional menjadi salah satu upaya menghilangkan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, seperti MFO atau diesel. Peralihan inovatif ini sejalan dengan komitmen PT Vale Indonesia dalam pendekatan operasional yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Upaya yang lain dengan penggunaan bus listrik. Bus ini diluncurkan pada 14 Desember 2023 di Blok Sorowako, Luwu Timur. "Penggunaan bus listrik ditargetkan dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) absolut sebesar 33 persen pada 2030, serta menuju net zero emission pada 2050," tulis PT Vale dalam situs vale.com.
Itulah teknologi ramah lingkungan yang diadopsi oleh PT Vale Indonesia. Teknologi ramah lingkungan ini untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan,sehingga terwujud keberlanjutan lingkungan yang dimulai dari diri kita sendiri atau #StartsWithMe.