Tidak Anti Barat, Prabowo: Aku Suka Burger King

Jakarta, IDN Times - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto menegaskan tidak anti dengan Barat. Bahkan dia sempat menyinggung kecintaannya terhadap makanan asal Barat, Burger King.
"Saya bukan anti-Barat, saya sebetulnya sangat cinta sama Barat. Masalahnya kadang-kadang Barat tidak cinta sama kita, itu masalahnya. Aku suka makan Burger King," kata Prabowo, dalam Dialog Capres 02 Prabowo Subianto bersama Kadin di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2024).
Perlu diketahui, Burger King adalah jaringan restoran spesialis hamburger terbesar kedua di Amerika Serikat setelah McDonald's. Di awal abad ke-21, Burger King mengklaim memiliki sekitar 14 ribu toko di hampir 100 negara.
1. Prabowo singgung hubungan RI dan IMF

Prabowo lantas mencontohkan perubahan peran Badan Urusan Logistik alias Bulog dahulu sempat dipengaruhi oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Alhasil, dia pun menyinggung tentang hubungan Indonesia dengan International Monetary Fund (IMF).
Sebelumnya, pemerintah Indonesia sempat percaya jika IMF cinta kepada Indonesia. Padahal, itu salah karena semuanya karena adanya kepentingan kelompok.
"Kita percaya bahwa mereka cinta sama kita, padahal tidak ada. Dalam hubungan antara negara tidak ada rasa cinta, yang penting adalah kepentingan mereka. Kalau kita ambruk, enggak ada urusan lagi mereka," tegasnya.
2. Sindir peran IMF saat krisis

Menurutnya, tugas Bulog yang benar adalah melakukan operasi pengendalian. Artinya, Bulog bisa mengendalikan harga di tingkat petani dengan tetap menjaga harga di tingkat konsumen, namun ketika Indonesia mengalami krisis pada 1998, pemerintah lebih mengikuti saran Dana Moneter Internasional (IMF).
Tepat pada 15 Januari 1998, dokumen Letter of Intent (LoI) resmi ditandatangani Soeharto dan IMF. Paket pemulihan ekonomi ala IMF secara garis besar meliputi tiga kebijakan: pengetatan sektor moneter, pembenahan bank, dan pengetatan fiskal
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah RI tersebut, merupakan awal kehancuran sistem produksi pangan di Indonesia. Karena peranan Bulog sebagai stabilisator harga pangan khususnya beras diubah.
"Tapi waktu itu kita menyerah dengan IMF. Kita percaya bahwa mereka cinta dengan kita, padahal tidak ada. Hubungan negara tidak ada rasa cinta yang penting adalah kepentingan mereka kalau kita ambruk nggak ada urusan bagi mereka," ungkapnya.
Di sisi lain, Prabowo pun menyoroti banyak anak muda yang menjadi petani karena melihat orang tuanya yang hidup susah. Itu adalah salah satu penyebab turunnya angka petani di Indonesia. Oleh karena itu, food estate harus terus dikembangkan agar petani hidup sejahtera seperti petani di Jerman.
"Kita harus bantu semua petani, kita harus bikin petani makmur. Jadi anaknya petani mau jadi petani seperti di Jerman. Dia kerja di ladang sore, dia pulang naik mobil golf, malam-malam ke disko," tuturnya.
3. Puji pengelolaan pangan zaman Soeharto

Terkait upaya mendorong kemandirian pangan, Prabowo pun memuji pengelolaan pangan di zaman Soeharto. Dia pun mempertanyakan mengapa pemerintah membongkar strategi pangan itu.
"Makanya pengelolaan pangan yang sudah baik di zaman Pak Harto kenapa dibongkar?" kata Prabowo.