Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

TNP2K Tak Yakin Target Jokowi Turunkan Kemiskinan Tercapai di 2022

Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Kepala Kelompok Kerja Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Elan Satriawan menilai target Presiden Joko "Jokowi" Widodo menurunkan tingkat kemiskinan ke single digit di 2022 sangat sulit untuk dicapai.

Jokowi sendiri menargetkan tingkat kemiskinan di kisaran 8,5-9,0 persen pada 2022 mendatang. Sementara itu, tingkat kemiskinan pada Maret lalu sebesar 10,14 persen. Tingkat kemiskinan kembali naik ke single digit karena adanya pandemik COVID-19 yang menekan perekonomian masyarakat.

"Terkait dengan kemiskinan, targetnya 8,5-9,0 persen, ini memang instruksi atau arahan Pak Presiden yang ingin kemiskinan kita kembali ke satu digit. Tapi memang kemudian ini berat sekali, ambisius," kata Elan dalam webinar kemarin, Rabu (18/8/2021).

1. Butuh waktu lama turunkan tingkat kemiskinan hingga 1 poin

ilustrasi uang Rupiah. (IDN Times/Umi Kalsum)

Untuk mencapai tingkat kemiskinan di batas atas target pemerintah, maka dibutuhkan penurunan 1,14 poin. Menurut dia, untuk mencapai hal tersebut membutuhkan waktu yang lama. 

"Dalam 10 tahun ini kita turun 10,14 ke 9,0 itu sudah 1,14 poin. Sementara dalam 10 tahun terakhir kita turun 1 poin itu adalah sekitar 2011 ke 2012. Setelah itu kita hanya turun sekitar 0,5 poin," kata Elan.

2. Tingkat kemiskinan tak hanya bisa turun dengan bansos

Ilustrasi Bantuan Sosial (Bansos). (IDN Times/Aditya Pratama)

Elan mengatakan untuk menurunkan tingkat kemiskinan kembali menjadi single digit tak cukup dengan penyaluran bantuan sosial (bansos), ataupun bentuk perlindungan sosial lainnya.

"Kemiskinan bukan hanya diatasi lewat perlindungan sosial, tapi juga yang lain, termasuk kualitas programnya sendiri dan faktor-faktor makro seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan sebagainya," ucap dia.

Oleh sebab itu, menurutnya butuh kerja keras untuk mencapai target tersebut. 

"Nah jadi ini yang kemudian saya kira, implikasinya kalau kita ingin mencapai target ini perlu kerja keras luar biasa, dan juga perlu pendekatan multisektoral," kata Elan.

3. Jurus Jokowi turunkan angka kemiskinan ke single digit

Ilustrasi warga miskin kota menarik gerobak bersama dua anaknya (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Jokowi pernah sukses menurunkan tingkat kemiskinan ke single digit untuk pertama kalinya sejak era reformasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada September 2017 tingkat kemiskinan Indonesia masih double digit, yakni 10,12 persen. Lalu, di Maret 2018 turun menjadi 9,82 persen. 

Lalu, tingkat kemiskinan single digit bertahan sampai September 2018, yakni 9,66 persen. Kemudian, pada Maret 2019 turun lagi ke 9,41 persen, dan di September 2019 juga turun lagi ke 9,22 persen.

Pada 2020, tingkat kemiskinan kembali naik ke 9,78 persen. Pandemik COVID-19 menyebabkan semakin banyak penduduk Indonesia ke yang jatuh miskin. Di September 2020, tingkat kemiskinan kembali ke double digit, yakni 10,19 persen, juga di Maret 2021 sebesar 10,14 persen.

Untuk mencapai target pemerintah, Jokowi mengatakan pihaknya mengalokasikan anggaran perlindungan sosial sebesar Rp427,5 triliun pada RAPBN 2022.

"Untuk membantu masyarakat miskin dan rentan memenuhi kebutuhan dasarnya, dan dalam jangka panjang diharapkan akan mampu memotong rantai kemiskinan," ujar Jokowi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us