5 Bedanya Sinking Fund dan Dana Darurat yang Harus Kamu Tahu

- Tujuan penggunaan berbeda: Sinking fund untuk pengeluaran terencana seperti liburan, sementara dana darurat untuk kebutuhan mendesak yang tak terduga.
- Waktu penggunaan sudah direncanakan: Sinking fund digunakan sesuai jadwal, sedangkan dana darurat hanya saat kondisi darurat tanpa jadwal tetap.
Mengatur keuangan pribadi memang bukan hal yang mudah, apalagi kalau kamu baru mulai belajar mengelola gaji. Dua istilah yang sering bikin bingung adalah sinking fund dan dana darurat.
Sekilas keduanya sama-sama berbentuk tabungan, tapi sebenarnya punya fungsi dan tujuan yang sangat berbeda, lho. Kalau kamu tahu perbedaannya, kamu bisa lebih bijak dalam mempersiapkan kebutuhan masa depan tanpa harus panik ketika ada pengeluaran mendadak.
Banyak orang masih menganggap sinking fund itu sama saja dengan dana darurat karena sama-sama menyimpan uang. Padahal, cara penggunaannya, waktu memakainya, bahkan jenis pengelolaannya gak sama.
Supaya kamu gak salah langkah dalam merencanakan keuangan, yuk pahami perbedaan penting antara keduanya lewat penjelasan berikut ini!
1. Tujuan penggunaan berbeda

Perbedaan paling mendasar antara sinking fund dan dana darurat terletak pada tujuannya. Sinking fund dibuat untuk pengeluaran yang sudah direncanakan sejak awal, seperti liburan, servis kendaraan, atau renovasi rumah. Artinya, kamu memang tahu uang itu akan digunakan suatu saat nanti.
Sedangkan dana darurat digunakan untuk hal-hal tak terduga yang sifatnya mendesak. Misalnya, kehilangan pekerjaan, biaya pengobatan karena sakit mendadak, atau kebutuhan darurat lainnya yang tidak bisa ditunda. Dana darurat berfungsi sebagai jaring pengaman agar kamu gak perlu berutang ketika kondisi tak terduga terjadi.
Dengan kata lain, sinking fund disiapkan untuk pengeluaran pasti akan terjadi, sementara dana darurat disiapkan untuk pengeluaran tidak tahu kapan terjadi.
2. Waktu penggunaan sudah direncanakan

Kamu bisa menentukan kapan sinking fund akan digunakan, karena biasanya pengeluarannya sudah bisa diprediksi. Misalnya kamu ingin mengganti ban mobil setahun sekali, berarti kamu bisa menyisihkan uang tiap bulan untuk keperluan itu. Dengan cara ini, pengeluaran besar terasa lebih ringan karena sudah dicicil dari jauh hari.
Berbeda dengan dana darurat, kamu gak tahu kapan harus menggunakannya. Dana ini hanya dipakai saat kondisi benar-benar darurat, jadi gak ada jadwal tetap. Justru kalau bisa, dana darurat diharapkan jarang tersentuh supaya tetap aman saat dibutuhkan.
Jadi, sinking fund itu seperti tabungan terencana, sedangkan dana darurat seperti payung yang disiapkan saat hujan tiba-tiba datang.
3. Dampak terhadap kondisi keuangan

Kalau kamu menggunakan sinking fund, artinya kamu sudah mengantisipasi pengeluaran besar agar tidak mengganggu keuangan bulanan. Dengan perencanaan ini, kamu bisa tetap fokus pada tujuan finansial tanpa perlu mengambil uang dari tabungan utama atau dana darurat.
Sebaliknya, dana darurat tidak meningkatkan kekayaan, tapi membantumu bertahan saat kondisi sulit. Saat dana darurat digunakan, fokusmu bukan menambah aset, melainkan menjaga stabilitas keuangan agar tidak jatuh dalam utang.
Keduanya penting, tapi sinking fund membuatmu lebih terencana, sedangkan dana darurat membuatmu lebih siap menghadapi risiko tak terduga.
4. Jenis rekening atau tempat penyimpanan

Menurut panduan keuangan pribadi, sinking fund sebaiknya disimpan di rekening yang mudah diakses tapi terpisah dari tabungan utama. Misalnya di rekening tabungan berjangka atau akun money market dengan bunga lebih tinggi. Tujuannya supaya kamu gak tergoda memakainya untuk hal lain, tapi tetap mudah diambil saat waktunya tiba.
Sementara itu, dana darurat sebaiknya disimpan di rekening yang sangat likuid, artinya bisa dicairkan kapan saja tanpa penalti atau proses lama. Beberapa orang bahkan menyarankan untuk menaruhnya di rekening khusus agar benar-benar terpisah dan tidak tercampur dengan keuangan harian.
Dengan cara ini, kamu bisa memastikan kedua dana tersebut bekerja sesuai fungsinya: sinking fund untuk rencana, dana darurat untuk perlindungan.
5. Cara mengelola dan mengisinya

Untuk membuat sinking fund, kamu bisa menghitung total biaya yang dibutuhkan lalu membaginya dengan jumlah bulan menuju waktu penggunaan. Misalnya, kamu ingin menyiapkan Rp12 juta untuk liburan tahun depan, berarti cukup sisihkan Rp1 juta per bulan. Metode ini membuat pengeluaran besar terasa lebih ringan.
Sedangkan dana darurat dihitung berdasarkan kebutuhan hidup bulanan. Biasanya disarankan menyimpan minimal tiga hingga enam kali total pengeluaran bulanan. Dana ini bisa kamu kumpulkan secara bertahap sampai mencapai target, lalu tetap dijaga agar tidak berkurang kecuali untuk kondisi darurat.
Kuncinya adalah disiplin. Sinking fund butuh konsistensi dalam menyisihkan uang, sementara dana darurat butuh komitmen untuk tidak digunakan sembarangan.
Sekarang kamu sudah tahu kalau sinking fund dan dana darurat punya fungsi yang sangat berbeda. Sinking fund membantumu merencanakan pengeluaran besar agar tetap nyaman secara finansial, sedangkan dana darurat melindungi kamu dari risiko tak terduga. Keduanya sama-sama penting untuk menjaga stabilitas keuangan, jadi jangan pilih salah satu saja, ya.
Mulailah dengan menentukan prioritas dan tujuan finansialmu. Setelah itu, buat strategi agar keduanya bisa berjalan berdampingan. Dengan perencanaan yang matang, kamu gak hanya terhindar dari stres keuangan, tapi juga bisa menikmati hidup dengan lebih tenang karena tahu setiap kebutuhan sudah dipersiapkan dengan baik.