5 Kesalahan Finansial Akibat Gak Paham Bedanya Gaji Kotor dan Bersih

- Gaji kotor dan bersih memiliki perbedaan penting
- Gaji kotor adalah jumlah yang disepakati bersama perusahaan saat kamu tanda tangan kontrak kerja, sebelum dikurangi potongan
- Gaji bersih adalah jumlah yang kamu terima setelah dikurangi potongan-potongan, seperti pajak, BPJS, asuransi, hingga iuran pensiun.
Buat kamu yang baru mulai kerja atau sudah lama kerja tapi masih sering bingung mengatur duit, penting banget paham soal gaji kotor dan gaji bersih. Meskipun kedengarannya simpel, faktanya banyak orang keliru dalam menghitung dan merencanakan keuangan karena salah paham soal dua istilah ini.
Gaji kotor adalah jumlah yang disepakati sama perusahaan saat kamu tanda tangan kontrak kerja. Tapi sayangnya, kamu gak akan menerima angka itu utuh-utuh di rekening setiap bulan. Soalnya, ada potongan pajak, BPJS, asuransi, bahkan iuran pensiun. Nah, hasil akhir setelah semua potongan tersebut disebut gaji bersih alias uang sebenarnya yang kamu terima atau gunakan.
Kalau kamu salah pakai acuan, bisa jadi keputusan finansialmu malah jadi berantakan. Misalnya, pengajuan KPR atau cicilan mobil bisa gagal gara-gara tidak sadar ternyata penghasilan bersihmu gak mencukupi.
Supaya gak salah langkah, yuk simak lima kesalahan finansial yang sering terjadi gara-gara tidak paham bedanya gaji kotor dan bersih!
1. Salah hitung kemampuan bayar cicilan

Ini salah satu kesalahan paling umum. Banyak orang menentukan kemampuan bayar cicilan berdasarkan gaji kotor, padahal yang dipakai untuk bayar tagihan itu ya gaji bersih. Akibatnya, banyak yang akhirnya kelabakan di tengah bulan karena cicilannya kegedean.
Pengajuan pinjaman memang sering dihitung berdasarkan gaji kotor. Tapi, pengeluaran rumah tangga kamu sendiri gak dihitung secara detail. Jadi kalau kamu gak realistis, bisa-bisa jatuh ke dalam jebakan overborrowing alias pinjam lebih dari yang sanggup kamu bayar.
2. Gagal bikin anggaran bulanan yang realistis

Kamu mungkin merasa sudah bikin budget bulanan yang rapi, tapi kenapa tetap boncos di akhir bulan? Bisa jadi karena kamu menghitungnya pakai gaji kotor. Padahal, budgeting itu harusnya mengacu ke gaji bersih. Soalnya, itu uang yang benar-benar masuk ke dompetmu.
Gaji bersih seharusnya jadi dasar semua perencanaan pengeluaran rumah tangga karena, itu uang yang kamu pakai buat bayar sewa, makan, transportasi, dan kebutuhan harian lainnya. Kalau salah menghitung, bisa bikin kamu merasa semua serba kurang, padahal masalah utamanya cuma salah acuan.
3. Salah menentukan target tabungan dan investasi

Menabung dan investasi itu penting, tapi harus realistis. Kalau kamu menentukan target berdasarkan gaji kotor, bisa bikin kamu terlalu optimistis.
Misalnya, kamu menargetkan nabung 30 persen dari gaji Rp10 juta, padahal setelah dipotong ini-itu, yang masuk cuma Rp7,5 juta. Akhirnya kamu merasa gagal terus karena target tidak tercapai.
Saran terbaik, selalu hitung berapa gaji bersih yang kamu punya tiap bulan. Dari situ baru bagi ke berbagai pos, mulai dari kebutuhan harian, tabungan, investasi, sampai dana darurat.
4. Keliru saat bandingkan tawaran kerja

Pernah mendapat tawaran kerja baru dengan gaji lebih tinggi, tapi pas pindah malah kerasa lebih “mepet”? Bisa jadi kamu cuma lihat gaji kotornya doang, padahal beda perusahaan bisa beda juga potongannya.
Gaji kotor bisa bikin kamu merasa sudah naik level, tapi kenyataannya belum tentu gaji bersihnya lebih besar. Oleh sebab itu, sewaktu nego gaji atau membandingkan dua tawaran kerja, pastikan kamu juga tahu detail potongan-potongannya. Gaji bersih lebih penting daripada angka di atas kertas.
5. Meremehkan pentingnya benefit dari perusahaan

Banyak karyawan terlalu fokus ke nominal gaji kotor dan lupa mempertimbangkan benefit. Padahal, beberapa benefit seperti BPJS Kesehatan, asuransi tambahan, sampai dana pensiun, semuanya dipotong dari gaji sebelum kamu terima uangnya.
Pemerintah bahkan mengizinkan kamu pakai gaji kotor untuk bayar benefit tertentu supaya bebas pajak. Jadi, kalau kamu mendapat benefit lengkap dari kantor, itu sebenarnya bisa mengurangi beban pengeluaran pribadi. Tapi kamu tetap harus tahu, itu artinya gaji bersihmu jadi lebih kecil karena sudah otomatis terpotong.
Memahami perbedaan antara gaji kotor dan bersih bukan cuma soal angka. Ini soal gimana kamu mengatur hidup. Salah perhitungan bisa bikin kamu terjebak utang, gagal investasi, bahkan stres tiap akhir bulan.
Mulai sekarang, pastikan semua keputusan finansial kamu, entah itu nyicil, nabung, atau ambil kerjaan baru, selalu didasarkan pada gaji bersih, bukan angka besar yang belum tentu masuk rekening. Uang yang bisa kamu pakai itu yang paling penting. Jadi, yuk lebih bijak dalam mengelola gaji supaya masa depan kamu lebih aman dan stabil!