Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mulai Investasi di Usia 20-an, Bangun Aset Sejak Muda!

ilustrasi berinvestasi di umur 20-an (istock.com/gorodenkoff)
ilustrasi berinvestasi di umur 20-an (istock.com/gorodenkoff)

Memasuki usia 20-an biasanya dipenuhi dengan kesibukan mengejar pendidikan hingga karier. Saat sudah mulai bekerja, sering kali gaji hanya sekadar numpang lewat karena harus membayar berbagai tagihan. Akibatnya, investasi sering kali tidak menjadi prioritas.

Berinvestasi sejak usia 20-an bisa memperbesar peluangmu untuk pensiun dengan nyaman. Namun, tidak bisa asal terjun ke dunia investasi, ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan sebelum memulainya. Berikut 5 cara yang bisa kamu lakukan untuk mulai berinvestasi di usia 20-an!

1. Pahami tujuan melakukan investasi

ilustrasi investasi di umur 20-an (pexels.com/AlphaTradeZone)
ilustrasi investasi di umur 20-an (pexels.com/AlphaTradeZone)

Saat memulai investasi, jangan hanya tergoda tren atau FOMO. Pastikan terlebih dahulu apa tujuanmu berinvestasi, apakah untuk jangka pendek atau jangka panjang. Menentukan tujuan ini sangat penting sebelum kamu melangkah lebih jauh.

Investasi jangka pendek biasanya memiliki target dalam waktu kurang dari lima tahun, seperti membeli kendaraan baru atau liburan. Sementara itu, investasi jangka panjang membutuhkan waktu lebih lama, seperti untuk dana pensiun atau membeli properti. Menentukan tujuan, akan membantumu memilih strategi dan risiko yang sesuai.

Jika sudah mengetahui tujuan investasi, pastikan kamu juga menetapkan jangka waktunya. Jangka waktu yang jelas membantu menentukan prioritas dan seberapa besar risiko yang siap kamu tanggung. Meskipun di usia 20-an terasa seru mengambil risiko besar, tidak semua tujuan cocok dengan strategi tersebut.

Tujuan investasi jangka pendek mungkin bisa mengambil risiko lebih besar. Namun, untuk jangka panjang, sebaiknya pilih strategi yang lebih aman dan stabil. Perubahan ekonomi yang tidak menentu bisa berdampak buruk pada investasi berisiko tinggi, terutama untuk tujuan jangka panjang.

Kamu juga perlu ingat bahwa keuntungan besar selalu datang dengan risiko yang besar pula. Artinya, kemungkinan gagal juga lebih tinggi dibandingkan investasi yang lebih konservatif. Pertimbangkan dengan matang antara potensi keuntungan dan risikonya sesuai dengan tujuanmu.

2. Buat rencana keuangan

ilustrasi rencana keuangan (istock.com/Worawee Meepian)
ilustrasi rencana keuangan (istock.com/Worawee Meepian)

Di usia 20-an, sering kali uang terasa cepat habis begitu saja. Namun, jika kamu sudah memutuskan untuk mulai berinvestasi, penting untuk membuat perencanaan keuangan terlebih dahulu. Perencanaan ini akan memastikan semua kebutuhan dasar terpenuhi sebelum kamu mulai berinvestasi.

Kamu bisa memulai dengan menyusun daftar pengeluaran yang paling penting. Misalnya, mana saja kebutuhan yang harus dipenuhi dan mana yang bisa ditunda. Dengan begitu, kamu bisa lebih bijak mengelola uangmu.

Selain itu, jangan lupa memperhitungkan hutang yang kamu miliki. Apakah bunga dan cicilannya besar atau justru tinggal sedikit lagi selesai. Sebelum berinvestasi, sebaiknya prioritaskan pelunasan hutang yang berbunga besar agar tidak menjadi beban.

Setelah itu, susun anggaran bulananmu dengan baik. Tentukan berapa yang dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari dan berapa yang bisa dialokasikan untuk investasi. Pastikan anggaranmu seimbang dan tidak melebihi pendapatan.

3. Pastikan dana darurat dan tabungan aman

ilustrasi menabung (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi menabung (pexels.com/Monstera Production)

Kesialan bisa datang kapan saja tanpa bisa diprediksi. Oleh sebab itu, penting untuk memastikan dana daruratmu sudah cukup sebelum mulai investasi. Dana darurat ini akan menjadi penyelamat saat ada kejadian tak terduga.

Bagi kamu yang masih single dan berusia 20-an, idealnya dana darurat setara dengan tiga hingga enam kali gaji. Dana ini harus disimpan di tempat yang mudah diakses dan bisa segera dicairkan jika diperlukan. Ini akan membantumu menghadapi kondisi darurat seperti kecelakaan atau kehilangan pekerjaan.

Selain dana darurat, pastikan juga kamu memiliki tabungan yang cukup sebelum berinvestasi. Tabungan ini bisa disimpan di rekening dengan bunga yang menguntungkan dan tetap likuid. Jangan lupa untuk menabung secara rutin sekitar 10–15 persen dari gajimu setiap bulannya.

4. Cari tahu instrumen investasi yang cocok

ilustrasi bermacam instrumen investasi (istock.com/Khanchit Khirisutchalual)
ilustrasi bermacam instrumen investasi (istock.com/Khanchit Khirisutchalual)

Ada banyak pilihan instrumen investasi yang bisa dipertimbangkan, seperti reksa dana, saham, dan obligasi. Setiap instrumen memiliki karakteristik dan risiko yang berbeda. Sehungga penting untuk memilih instrumen yang sesuai dengan profil risikomu.

Jika kamu memilih reksa dana, uangmu akan dikelola oleh manajer investasi. Manajer ini akan membantu mengelola investasimu sesuai dengan tingkat risiko yang telah kamu sepakati. Reksa dana cocok untuk pemula di usia 20-an karena relatif aman dan praktis.

Saham memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana atau obligasi. Jika memilih saham, kamu harus rajin memantau pergerakan pasar dan memiliki pengetahuan yang cukup mendalam. Harga saham bisa berubah dengan cepat, dan kurangnya pemantauan bisa berujung pada kerugian.

Jika tidak punya banyak waktu untuk memantau pasar, obligasi bisa menjadi pilihan. Obligasi cenderung lebih aman dibandingkan saham dan memberikan keuntungan berupa kupon dan capital gain. Pemilihan instrumen investasi tergantung pada tujuan dan tingkat risiko yang ingin kamu ambil.

5. Diversifikasi portofolio investasi

ilustrasi diversifikasi portofolio investasi (istock.com/tadamichi)
ilustrasi diversifikasi portofolio investasi (istock.com/tadamichi)

Saham memang menawarkan imbal hasil yang tinggi dan bisa sangat menggiurkan. Namun, berinvestasi hanya pada satu jenis instrumen seperti saham bisa berisiko. Diversifikasi adalah kunci untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan.

Diversifikasi portofolio artinya kamu membagi investasimu ke dalam beberapa instrumen berbeda. Misalnya, dari Rp1.000.000, kamu bisa mengalokasikan Rp600.000 untuk saham A, Rp200.000 untuk reksa dana B, dan Rp200.000 lagi untuk obligasi C.

Dengan melakukan diversifikasi portofolio investasi, kamu bisa meminimalkan risiko kerugian yang mungkin timbul. Diversifikasi juga dapat memaksimalkan keuntunganmu tanpa harus mengambil risiko tinggi. Sehingga, tujuan investasimu akan mudah tercapai.

Memulai investasi di usia 20-an memang bisa terasa menantang. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Mulailah dengan membangun kebiasaan keuangan yang sehat. Kamu dapat memulainya dengan menetapkan tujuan. Kemudian buat rencana keuangan dan memastikan dana darurat serta tabungan sudah aman. Setelah itu, kamu bisa memulai merencanakan investasi dengan memilih instrumen dan diversifikasi portofoliomu.

Walaupun terlihat ribet, tidak ada salahnya untuk mengikuti cara-cara yang sudah disebutkan. Hal tersebut dilakukan demi menghindari kerugian dan memaksimalkan keuntungan sesuai tujuan investasimu. Yuk, mulai investasi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us