[PUISI] Hilang di Hujan, Ditemukan dalam Kenangan 

Ayah, biarlah hujan mencuci kerinduanku

Di bawah hujan rintik yang melodi

Aku terjebak dalam kenangan sepi

Ayah, dirimu, cahaya yang tenggelam

Namun di hati, cerita tak berhenti bernyanyi


Jejak langkahmu menghilang di genangan

Seakan hujan ingin menelan kenangan

Pintu waktu terkunci, kau di sisi lain

Sedangkan di sini, aku menanti dalam rindu


Pelukanmu, payung di tengah hujan

Kini kugenggam hanya bayang-bayang yang beranjak

Air mata langit, serupa air mata hati

Membanjiri ruang kosong, tanpa kata perpisahan


Di malam hujan, kenangan bergulir seperti lagu

Dering senyummu terdengar di setiap tetes air

Pernahkah kau mendengar bisikan hujan

Yang mengajakku menyusuri lorong waktu?


Ayah, kau bagai puisi yang tak kunjung usai

Hanya terdengar saat hujan menyanyikan kerinduan

Namun, meski hujan turun dan malam melingkup

Cinta kita terjalin dalam benang-benang tak terlihat


Hujan membasahi wajahku, seakan menangis bersama

Menyaksikan perpisahan yang terukir dalam gerimis

Namun, setiap titik air yang jatuh

Merupakan doa bahwa kasih kita takkan mati


Kini, hujan tak lagi tentang payung bersama

Tetapi tentang kenangan yang abadi dalam diam

Ayah, biarlah hujan mencuci kerinduanku

Sampai kita bertemu di pelukan abadi kelak

Baca Juga: [PUISI] Seniman Tanpa Karya Rupa 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Fairuz Marhaenda Prasida Photo Verified Writer Fairuz Marhaenda Prasida

Semoga tulisanku bermanfaat :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ken Ameera

Berita Terkini Lainnya