[PUISI] Yang Kau Pahami
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kau tak suka berpikir terlalu lama memikirkan teh yang hangat akan menjadi dingin.
Kau lebih suka pada aromanya yang selalu kau hirup berjarak 2 sentimeter dari wajahmu
Kau suka berkelana pada tanggal merah yang kau rancang sendiri
Yang kau pahami
Tak bisa kupahami
Pita merah yang sengaja kau kaitkan dengan tali sepatumu
Agar terlihat menawan
Katamu begitu
Yang kau pahami
Sulit aku mengerti
Jalanan berlubang
Sesekali kau tak takut terperosok melihatnya
Kau menutupnya dengan daun pisang yang kau petik dari kebun rumahku
Tak pedulikan takut terperosok
Hanya saja ingin mengisi bagian yang kosong
Yang kau pahami
Tak dapat lagi aku pahami
Jika saja jake menghitung langkah kakinya setelah ia berhitung
Kau menghitung sebelum menjelang pagi
Yang kau pahami
Tak bisa kupahami
Kau menerbangkan anganmu
Pada saat Nirmala yang masih tersenyum di langit malam
Sesekali kau mewarnai semestamu
Walaupun malam tak lagi bersahabat
Nirmala tahu malamnya sangat pekat dengan gelap
Kau mewarnai semestamu dan juga semestaku
"Agar kontras dan seirama.. "
Tuturmu begitu
Yang kupahami
Tak lagi sulit aku mengerti
Baca Juga: [PUISI] Cahaya Mata Misterius
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.