[PUISI] Yang Kau Pahami

Yang Kau Pahami, Tapi Tak Ku Pahami

Kau tak suka berpikir terlalu lama memikirkan teh yang hangat akan menjadi dingin.
Kau lebih suka pada aromanya yang selalu kau hirup berjarak 2 sentimeter dari wajahmu

Kau suka berkelana pada tanggal merah yang kau rancang sendiri

Yang kau pahami
Tak bisa kupahami

Pita merah yang sengaja kau kaitkan dengan tali sepatumu
Agar terlihat menawan
Katamu begitu

Yang kau pahami
Sulit aku mengerti

Jalanan berlubang
Sesekali kau tak takut terperosok melihatnya
Kau menutupnya dengan daun pisang yang kau petik dari kebun rumahku
Tak pedulikan takut terperosok
Hanya saja ingin mengisi bagian yang kosong

Yang kau pahami
Tak dapat lagi aku pahami

Jika saja jake menghitung langkah kakinya setelah ia berhitung
Kau menghitung sebelum menjelang pagi

Yang kau pahami
Tak bisa kupahami

Kau menerbangkan anganmu
Pada saat Nirmala yang masih tersenyum di langit malam
Sesekali kau mewarnai semestamu
Walaupun malam tak lagi bersahabat
Nirmala tahu malamnya sangat pekat dengan gelap
Kau mewarnai semestamu dan juga semestaku
"Agar kontras dan seirama.. "
Tuturmu begitu

Yang kupahami
Tak lagi sulit aku mengerti

Baca Juga: [PUISI] Cahaya Mata Misterius

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Fionny Dita Arianti Photo Writer Fionny Dita Arianti

Hiasan orang muda ialah kekuatannya Write with your imagination

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya