[PUISI] Samudra Tabah

Samudra tabah
kau sampaikan hangat
melalui lisan yang dikunci rapat,
telinga yang mencoba mengerti,
serta ruang hati yang setiap pagi kau sapu dengan air mata.
Sedang aku,
meneriakkanmu dengan pisau kata
bertingkah seolah menahu segalanya
mengilah ucapanmu bahkan sebelum kau sempat melayangkan sebutir kata.
Beribu kali kata maaf
tidak sedikitpun menutup lara,
bila dipandang dari kaca mata manusia.
Namun, bagimu maaf adalah cuma-cuma
tak pernah kau mengharap lebih,
selain tawa yang terlukis di wajah anaknya.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.