Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Intermittent Fasting, Bikin Gagal Diet!

ilustrasi intermitten fasting (freepik.com/user14908974)
ilustrasi intermitten fasting (freepik.com/user14908974)

Intermittent fasting adalah metode diet yang cukup populer di kalangan masyarakat karena dinilai efektif untuk menurunkan berat badan. Ini bahkan dibuktikan melalui studi dalam jurnal Nutrients. Di samping penurunan berat badan, penelitian menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.

Metode intermittent fasting melibatkan pergantian antara periode makan dan puasa, di mana waktu untuk makan (eating window) lebih pendek daripada waktu untuk puasa. Misalnya seseorang makan selama 8 jam dan berpuasa selama 16 jam dalam sehari. 

Dilansir Healthline, dalam intermittent fasting, seseorang hanya diperbolehkan minum air putih atau minuman rendah kalori seperti kopi hitam selama puasa. Sayangnya, metode ini tidak mengatur jenis makanan yang boleh dikonsumsi selama periode eating window.

Alhasil, banyak orang membuat kesalahan yang menghambat mereka dalam mencapai target berat badan ideal. Untuk menghindari hal tersebut, simak daftar kesalahan intermittent fasting berikut ini, yuk!

1. Makan terlalu banyak saat eating window

ilustrasi orang makan berlebihan (freepik.com/wayhomestudio)
ilustrasi orang makan berlebihan (freepik.com/wayhomestudio)

Meskipun periode makan saat intermittent fasting lebih singkat dibandingkan periode puasa, hal ini ternyata tidak otomatis menekan asupan kalori seseorang. Justru, banyak orang kehilangan kontrol diri dan kalap saat "berbuka" puasa, sehingga mengonsumsi makanan dalam jumlah besar tanpa memerhatikan kalorinya.

"Sangat mudah untuk makan banyak setelah berpuasa. Ini bisa karena seseorang merasa sangat lapar atau mereka balas dendam karena telah lama berpuasa," papar Libby Mills, M.S., RDN, seorang ahli gizi di Villanova University's College of Nursing melalui Eatingwell.

Untuk menurunkan berat badan, asupan kalori yang masuk harus lebih kecil dibanding yang keluar. Jika asupan makan saat intermittent fasting sama saja seperti hari-hari biasa, maka metode ini tidak bisa membantu mencapai berat badan yang diharapkan. 

2. Mengonsumsi minuman berkalori saat periode puasa

ilustrasi orang minum soda (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi orang minum soda (pexels.com/Karolina Grabowska)

Selama berpuasa, seseorang yang menerapkan diet intermittent fasting diperbolehkan untuk minum air putih dan minuman rendah kalori seperti kopi hitam. Namun, mereka tidak diperkenankan untuk mengonsumsi jus, soda, kopi susu, atau minuman tinggi kalori lainnya.

Orang yang sedang melakukan intermittent fasting juga tidak disarankan untuk minum kopi hitam terlalu banyak selama periode puasa. Sebab, kafein bisa membuat seseorang gelisah sehingga terdorong untuk mengonsumsi makanan manis. Karenanya, fokuslah minum air putih agar rasa lapar terkendali dan kebutuhan hidrasi terpenuhi.

3. Buka puasa dengan makanan rendah protein dan serat

ilustrasi makanan tinggi kalori (pexels.com/Helena Lopes)
ilustrasi makanan tinggi kalori (pexels.com/Helena Lopes)

Tak sedikit orang memilih berbuka dengan makanan tinggi karbohidrat dan lemak saat menjalani intermitten fasting. Padahal, protein rendah lemak dan serat lebih dianjurkan karena merupakan kombinasi sempurna yang memberikan sensasi kenyang tahan lama. Ini membuat tubuh tidak mudah lapar sehingga mencegah kelebihan makan.

Hal ini karena kedua zat gizi tersebut membutuhkan waktu dan proses pencernaan yang panjang, sebagaimana dijelaskan oleh Canadian Digestive Health Foundation. Selain itu, protein juga bisa memperbaiki dan meningkatkan laju metabolisme, yang membantu proses pembakaran terjadi secara efektif.

4. Mengurangi makan dengan ekstrem

ilustrasi orang merasa lapar (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi orang merasa lapar (pexels.com/cottonbro)

Mengonsumsi kurang dari 1.200 kalori per hari memang dapat mempercepat penurunan berat badan. Tetapi, ini juga bisa mengurangi massa tulang dan otot yang penting untuk metabolisme tubuh. Cara ini jelas tidak sehat sehingga tak bisa dipertahankan dalam jangka panjang.

Selain itu, hindari mempersingkat jendela waktu makan hingga kurang dari delapan jam sehari. Sebab, kamu akan kesulitan memenuhi kebutuhan nutrisi penting yang dapat mendukung fungsi tubuh. Kebiasaan ini juga tidak berkelanjutan karena kamu bisa saja menyerah di tengah jalan dan kembali ke pola makan awal yang membuat rencana diet gagal total.

5. Kurang minum sepanjang hari

ilustrasi orang minum (freepik.com/jcomp)
ilustrasi orang minum (freepik.com/jcomp)

Saat menjalani intermittent fasting, banyak orang lupa minum air putih sehingga mengalami kekurangan cairan. Padahal, minum air diperbolehkan sepanjang hari, baik saat periode puasa ataupun saat periode makan.

Dikutip laman Dr. Lulidi, menjaga tubuh tetap terhidrasi sangat penting untuk kesehatan. Pasalnya, air merupakan komponen penting dalam proses metabolisme tubuh. Memenuhi hidrasi juga akan mencegah kita untuk menerjemahkan rasa haus sebagai rasa lapar, sehingga menghindari makan berlebihan.

Intermittent fasting dapat menjadi metode diet yang efektif jika dilakukan dengan benar. Untuk itu, hindari kesalahan di atas agar kamu bisa meraih berat badan yang sehat dan ideal. Pastikan untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga, tidur teratur, dan mengelola stres dengan baik agar hasilnya lebih maksimal, ya!

Referensi

Fekete M, dkk. Nutrition Strategies Promoting Healthy Aging: From Improvement of Cardiovascular and Brain Health to Prevention of Age-Associated Diseases. Nutrients. 2022 Dec 22;15(1):47.
Healthline. "Intermittent Fasting 101 — The Ultimate Beginner’s Guide". Diakses Agustus 2024. 
Eatingwell. "Intermittent Fasting: 10 Common Mistakes". Diakses Agustus 2024. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nadhifa Arnesya
EditorNadhifa Arnesya
Follow Us