Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Fakta Keajaiban ASI, Berubah Sesuai Kebutuhan Bayi

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Jonathan Borba)
ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Jonathan Borba)

Banyak dari kita mungkin sudah tahu bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi. Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa ASI memiliki kemampuan yang luar biasa, yaitu dapat berubah sesuai dengan kebutuhan bayi. Fakta ini menjadikan ASI sebagai salah satu keajaiban biologis yang diciptakan oleh tubuh manusia. Dari hari pertama kelahiran hingga masa penyapihan, ASI terus beradaptasi, memberikan nutrisi, antibodi, dan faktor pertumbuhan yang optimal untuk bayi pada setiap tahap kehidupannya.

ASI bukan hanya sekadar susu biasa, tetapi cairan hidup yang penuh dengan komponen biologis aktif. Penelitian telah mengungkapkan bagaimana ASI bisa merespons kebutuhan unik setiap bayi, bahkan dalam situasi tertentu seperti ketika bayi sakit atau masa growth spurt. Fenomena ini telah memukau para ilmuwan yang menyadarkan pentingnya memberikan ASI eksklusif selama 2 tahun kehidupan anak. Lalu, bagaimana sebenarnya ASI bisa berubah dan apa saja manfaatnya? Artikel ini akan membahas fakta-fakta menarik tentang keajaiban ASI.

1. ASI mengalami perubahan saat menyusui

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Wendy Wei)
ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Wendy Wei)

Selama sesi menyusui, ASI berubah dari foremilk ke hindmilk. Foremilk, yang keluar di awal sesi, memiliki konsistensi yang lebih encer dan kaya akan laktosa serta protein untuk menghidrasi bayi. Sementara itu, hindmilk, yang keluar di akhir sesi, lebih kental dengan kandungan lemak yang lebih tinggi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Pinky McKay, konsultan laktasi bersertifikat internasional (IBCLC) asal Australia, menyatakan bahwa perubahan ini memastikan bayi mendapatkan nutrisi seimbang selama menyusui. Inilah sebabnya penting bagi ibu untuk menyusui sampai payudara terasa kosong agar bayi mendapatkan hindmilk yang kaya lemak.

2. ASI mengalami perubahan seiring pertumbuhan bayi

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/MART PRODUCTION)

Komposisi ASI menyesuaikan kebutuhan bayi pada setiap tahap pertumbuhannya. Misalnya, ASI untuk bayi prematur mengandung lebih banyak kalori, lemak, protein, natrium, dan imunoglobulin A sekretori dibandingkan ASI untuk bayi cukup bulan. Nutrisi tambahan ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur yang lebih rentan.

Menurut Pinky McKay, produksi hormon ASI dipengaruhi oleh plasenta dan penurunan hormon progesteron setelah melahirkan. Hal ini menunjukkan bahwa tubuh ibu secara otomatis memahami kebutuhan spesifik bayi pada setiap tahap perkembangan.

3. Komponen penyusun ASI berbeda pada siang dan malam hari

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Helena Lopes)
ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Helena Lopes)

Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Spanyol menemukan bahwa ASI di malam hari mengandung kadar nukleotida yang lebih tinggi, yang berfungsi merangsang produksi GABA (asam gamma-aminobutirat). GABA adalah neurotransmitter yang membantu bayi tidur lebih nyenyak. Selain itu, ASI malam kaya akan triptofan, prekursor serotonin, yang mendukung fungsi otak dan siklus tidur bayi.

Memberi bayi ASI di malam hari bukan hanya memenuhi kebutuhan nutrisi tetapi juga membantu mengatur pola tidur dan mendukung perkembangan otaknya secara optimal. Penelitian menunjukkan bahwa triptofan dalam ASI berperan penting dalam pembentukan serotonin yang mendukung tumbuh kembang bayi.

4. Kandungan ASI akan berubah sesuai pola makan ibu

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Helena Lopes)
ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Helena Lopes)

Pola makan ibu memengaruhi proporsi berbagai komponen dalam ASI, seperti asam lemak, vitamin, dan unsur mineral seperti selenium dan yodium. Pinky McKay menjelaskan bahwa semakin baik kualitas pola makan ibu, semakin optimal pula kandungan ASI yang dihasilkan. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi terbaik.

5. Rasa ASI bisa berubah sesuai makanan yang dikonsumsi ibu

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/MART PRODUCTION)

Penelitian menunjukkan bahwa rasa makanan yang dikonsumsi ibu dapat terserap ke dalam ASI. Bayi diketahui menyukai rasa tertentu seperti vanila, bawang putih, dan kayu manis, yang dapat membuat mereka lebih sering menyusui dan mengosongkan payudara dengan lebih efektif. Hal ini secara tidak langsung bisa meningkatkan produksi ASI.

Perubahan rasa ini juga membantu mengenalkan bayi pada berbagai rasa makanan sejak dini, yang nantinya memengaruhi preferensi makannya saat mulai mengonsumsi makanan padat.

6. ASI bisa berubah warna

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/RDNE Stock project)

Menurut Sandink, seorang konsultan laktasi bersertifikat, warna ASI bisa bervariasi dari kebiruan, kuning, krem, hingga oranye, dan semua itu tetap aman untuk bayi. Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik minocycline, bahkan bisa mengubah warna ASI menjadi hitam. Namun, kondisi ini jarang terjadi dan ASI tetap aman untuk dikonsumsi bayi. Jika terjadi perubahan warna yang mencurigakan, ibu disarankan berkonsultasi dengan tenaga medis.

7. Mencium bayi bisa mengubah ASI

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Greta Fotografía)
ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Greta Fotografía)

Saat ibu mencium bayi, tubuh ibu mengambil sampel patogen dari kulit bayi. Informasi ini diteruskan ke sistem limfatik ibu, yang kemudian menghasilkan antibodi spesifik terhadap kuman tersebut.

Antibodi ini disalurkan melalui ASI, membantu meningkatkan sistem kekebalan bayi. Pinky McKay menjelaskan bahwa proses alami ini menunjukkan betapa adaptif dan personalnya ASI dalam melindungi bayi dari penyakit.

8. ASI mengalami perubahan saat bayi sakit

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/RDNE Stock project)

Ketika bayi sakit, air liur bayi yang masuk ke payudara memberi sinyal kepada tubuh ibu untuk memproduksi antibodi yang diperlukan. Antibodi ini kemudian ditransfer ke bayi melalui ASI, memberikan perlindungan tambahan terhadap penyakit. Menurut Pinky McKay, mekanisme ini adalah bukti nyata bahwa tubuh ibu secara intuitif merespons kebutuhan kesehatan bayi.

9. ASI mengalami perubahan saat masa growth spurt

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Jonathan Borba)
ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Jonathan Borba)

Selama masa percepatan pertumbuhan atau growth spurt, bayi cenderung lebih sering menyusu. Teresa Pitman, pemimpin La Leche League dan salah satu penulis The Womanly Art of Breastfeeding, menjelaskan bahwa frekuensi menyusui yang meningkat ini memicu tubuh ibu untuk menghasilkan ASI dengan kandungan lemak lebih tinggi. Hal ini memastikan bayi mendapatkan nutrisi ekstra yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan pesatnya.

Keajaiban ASI tidak hanya terletak pada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, tetapi juga pada sifatnya yang terus berubah sesuai kondisi dan kebutuhan bayi. Dengan memberikan ASI, ibu tidak hanya memberikan makanan tetapi juga perlindungan dan cinta yang akan membantu bayi tumbuh sehat dan kuat.

Referensi

“6 Magical Ways Breast Milk Changes to Meet Your Baby's Needs.” ecostore. Diakses Januari 2025.
“6 Magical Ways Breastmilk Changes to Meet Your Baby’s Needs.” Today’s Parent. Diakses Januari 2025.
“5 Magical Ways Your Breast Milk Changes to Meet Your Baby’s Needs.” Lola&Lykke. Diakses Januari 2025.
“How Does Breast Milk Change for Your Baby’s Needs?” Lactation Lab. Diakses Januari 2025.
Hassiotou, F., Geddes, D. T., & Hartmann, P. E. (2013). Cells in human milk: state of the science. Clinical and Translational Immunology, 2(1), e3. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sani Eunoia
EditorSani Eunoia
Follow Us