Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Medis Mengapa Ginseng Tidak Boleh Terlalu Sering Dikonsumsi

ilustrasi ginseng (freepik.com/Onlyyouqj)

Sejak pandemi COVID-19 melanda, menjaga stamina tubuh adalah hal wajib yang perlu dilakukan. Caranya beragam, mulai dari pola makan sehat, olahraga rutin, tidur cukup, serta mampu mengelola stres dengan baik. Selain itu, banyak pula yang menambah asupan bahan herbal untuk mengoptimalkan tubuh. Salah satunya adalah ginseng.

Ginseng telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok selama berabad-badan. Tanaman ini bisa diklasifikasikan berdasarkan berapa lama ditanam: segar, putih, atau merah.

Jenisnya ada beberapa macam, tetapi yang populer adalah ginseng Amerika (Panax quinquefolius) dan ginseng Asia (Panax ginseng). Manfaatnya pun beragam, mulai dari meningkatkan stamina, mencegah kanker, meningkatkan daya ingat, dan sebagainya.

Meski menyehatkan, tetapi tidak semua orang bisa mengonsumsi ginseng, dan bahkan konsumsinya tak boleh berlebihan. Siapa saja yang sebaiknya menghindari ginseng dan mengapa konsumsinya tak boleh berlebihan? Berikut ini penjelasannya.

1. Menyebabkan pusing, hipertensi, diare, dan sulit tidur

ilustrasi pusing (pixabay.com/Sammy-Williams)

Mengonsumsi ginseng sebaiknya diberi jeda untuk mencegah keracunan. Dilansir American Family Physician, kita disarankan untuk tidak mengonsumsi ginseng selama dua minggu setelah rutin mengonsumsinya selama 3-4 minggu.

Kemudian, ginseng dalam bentuk ekstrak tidak boleh dikonsumsi lebih dari 200 miligram (mg) per hari. Sementara itu, untuk konsumsi akar ginseng kering yang diseduh menjadi teh atau dikunyah, jumlah asupan yang direkomendasikan adalah 0,5 hingga 2 gram per hari.

Dilansir Medical News Today, pusing, gangguan pencernaan seperti diare, hipertensi, dan sulit tidur merupakan beberapa efek samping yang perlu diwaspadai.

2. Memicu timbulnya episode mania

ilustrasi seseorang yang tampak bersemangat (unsplash.com/Andre Hunter)

Sebuah laporan berjudul "Review of cases of patient risk associated with ginseng abuse and misuse" yang terbit di Journal of Ginseng Research tahun 2014 mendapati orang dewasa tanpa riwayat gangguan kejiwaan mengalami episode mania setelah konsumsi ginseng dalam bentuk kapsul selama dua bulan. 

Laporan kasus serupa dari Devrek Public Hospital Psychiatric Clinic di Turki juga menyebutkan bahwa pasien berusia 47 tahun menunjukkan gejala episode mania setelah mengonsumsi ginseng merah atau ginseng Korea selama tiga minggu. Pasien tersebut sebelumnya tidak memiliki riwayat gangguan afektif (affective disorder) atau gangguan mood dan juga tidak pernah menunjukkan gejala episode mania.

Mania adalah kondisi gangguan suasana hati yang membuat seseorang merasa sangat bersemangat, baik secara fisik maupun mental.

3. Berisiko mengalami reaksi alergi

ilustrasi reaksi alergi (southerncaliforniaallergy.com)

Mengutip eMedicineHealth, beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi seperti area mata, mulut, lidah, dan tenggorokan menjadi bengkak. Kemudian, ada pula yang mengalami gatal-gatal, mata berair, dan sulit bernapas.

Terdapat pula risiko mengalami anafilaksis, yaitu reaksi alergi parah yang bisa mengancam nyawa bila tidak segera ditangani.

4. Pasien dengan long QT syndrome tidak dianjurkan untuk mengonsumsi ginseng

ilustrasi detak jantung pada long QT syndrome (lqttrx.com)

Sindrom QT panjang atau long QT syndrome (LQTS) adalah kondisi irama jantung yang berpotensi menyebabkan detak jantung cepat atau kacau. Detak jantung cepat ini bisa menyebabkan pingsan secara tiba-tiba. Beberapa orang bisa mengalami kejang. Dalam beberapa kasus, LQTS bisa menyebabkan kematian mendadak.

Mengutip laman Children's Hospital of Philadelphia, pasien LQTS tidak boleh mengonsumsi minuman yang mengandung kafein dan ginseng yang umumnya terkandung dalam minuman berenergi.

Mengonsumsi ginseng secara berlebihan atau terus-menerus tanpa jeda juga berisiko mengalami LQTS. Laporan berjudul "Cardiovascular effects on panax ginseng" yang terbit di jurnal Turgut Ozal Medical Center tahun 2016 mendapati seorang pasien berusia 43 tahun tanpa riwayat penyakit jantung mengalami LQTS setelah mengonsumsi ginseng setiap hari selama enam bulan.

5. Tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan anak kecil

ilustrasi kehamilan (pexels.com/Dominika Roseclay)

Ibu hamil, ibu yang sedang menyusui, dan anak kecil tidak dianjurkan untuk mengonsumsi ginseng. Dilansir Healthline, konsumsi ginseng saat hamil, khususnya selama trimester pertama, tidak dianjurkan karena ada risiko kelainan pada janin.

Mount Sinai Health Hospital juga menyebutkan anak kecil tidak dianjurkan untuk mengonsumsi ginseng Amerika tanpa perintah dari dokter anak.

6. Bisa berinteraksi dengan obat pengencer darah dan obat diabetes

ilustrasi ginseng (bodynutrition.org)

Dilansir WebMD, orang yang rutin minum obat pengencer darah, seperti warfarin, dan obat untuk diabetes sangat disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mencoba mengonsumsi ginseng. Ini karena kemungkinan adanya interaksi antara ginseng dengan obat-obatan tersebut.

Ginseng memang berbagai manfaatnya sudah terkenal luas. Akan tetapi, belum tentu cocok untuk semua orang. Selain itu, konsumsi secara berlebihan dan tanpa jeda juga tidak disarankan.

Bila ada riwayat penyakit seperti alergi, diabetes, dan punya darah kental sebaiknya tidak mengonsumsi ginseng. Anak kecil serta ibu hamil dan menyusui pun sebaiknya tidak mengonsumsinya dalam bentuk apa pun. Paling baiknya konsultasikan terlebih dulu ke dokter untuk memastikan keamanannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us