Benarkah Laki-laki Tidak Boleh Minum Susu Kedelai? Cek Faktanya!

Kedelai adalah salah satu makanan sumber protein yang kerap dijadikan alternatif pengganti daging merah atau pun susu sapi. Makanan ini biasanya diolah menjadi “susu”, yakni berupa susu kedelai, yang juga banyak disukai. Tak hanya enak, susu kedelai juga menawarkan beragam manfaat kesehatan.
Sayangnya, ada beberapa rumor yang menyebutkan konsumsi susu kedelai dapat memengaruhi kesehatan reproduksi pria. Oleh sebab itu, banyak ketakutan ataupun pantangan untuk mengonsumsi susu kedelai bagi laki-laki. Namun, benarkah laki-laki tidak boleh minum susu kedelai? Yuk, simak saja penjelasannya berikut!
1. Susu kedelai dan kandungan nutrisinya

Susu kedelai dibuat dari sari pati kedelai yang sudah dihancurkan. Produk ini biasanya digunakan sebagai alternatif sumber protein bagi yang tidak toleran terhadap laktosa atau gula dalam susu sapi. Dalam pembuatannya, susu kedelai biasanya dicampur dengan beberapa bahan tambahan, seperti pemanis atau pun penstabil.
Susu kedelai kaya akan nutrisi, termasuk vitamin dan mineral. Minuman ini merupakan sumber protein lengkap, serat, kalium, vitamin B6, magnesium, folat, dan seng yang baik. Selain itu, susu kedelai juga mengandung senyawa fitoestrogen yang disebut dengan isoflavon.
Isoflavon merupakan senyawa yang mirip dengan hormon estrogen pada manusia. Hormon ini juga disebut hormon seks, yang lebih banyak ditemukan pada perempuan. Nah, keberadaan senyawa inilah yag menjadi pro dan kontra saat mengonsumsi susu kedelai bagi laki-laki.
2. Efek konsumsi susu kedelai pada laki-laki

Dalam beberapa penelitian, konsumsi susu kedelai pada laki-laki dilaporkan memengaruhi kesehatan reproduksi dan maskulinitas pria. Orang-orang mengaitkannya dengan penurunan kadar testosteron, jumlah sperma yang berkurang, serta disfungsi ereksi. Bahkan, konsumsi kedelai juga disebut-sebut memengaruhi timbulnya gejala feminisasi pada pria, seperti ginekomastia (pembesaran kelenjar susu pada laki-laki).
Dalam jurnal Internal Medicine tahun 2022, dilaporkan seorang laki-laki berusia 54 tahun yang rutin mengonsumsi susu kedelai setiap hari selama 3 tahun, mengalami disfungsi ereksi dan ginekomastia. Ia mengonsumsi susu kedelai sekitar 1,2 liter setiap harinya untuk menurunkan berat badan. Ini setara dengan 310 mg asupan isoflavon setiap hari.
Penelitian lain yang dimuat dalam jurnal Human Reproduction tahun 2008, juga melaporkan hal yang serupa. Studi tersebut meneliti efek isoflavon dari kedelai terhadap kualitas sperma terhadap 99 partisipan. Hasilnya, asupan kedelai yang tinggi memiliki efek pada kualitas sperma yang lebih rendah. Namun, penelitian ini melibatkan sekitar 72 persen responden yang memiliki obesitas atau kelebihan berat badan. Di mana, efek penurunan kualitas sperma juga lazim pada kondisi tersebut.
Kesimpulan serupa juga dilaporkan dalam publikasi lain yang dimuat dalam jurnal Nutrition tahun 2011. Dalam studi tersebut, dilaporkan seorang anak berusia 19 tahun dan menderita diabetes tipe 1 mengalami hilangnya libido, penurunan kadar testosteron, dan disfungsi ereksi setelah konsumsi sejumlah besar produk berbasis kedelai dalam pola makan vegannya. Ia mengonsumsi isoflavon setara dengan 360 mg per hari dalam bentuk susu kedelai, keripik kedelai, tahu, kecap, dan kacang kedelai.
Penelitian yang dilakukan terhadap hewan, juga dilaporkan dalam Proceeding of the Society for Experimental Biology and Medicine tahun 1995. Penelitian tersebut menguji efek isoflavon terhadap tikus jantan. Dalam prosedurnya, tikus jantan diberikan paparan isoflavon dosis tinggi. Hasil menunjukkan bahwa isoflavon dapat menghambat perkembangan organ seksual tikus.
3. Jadi, apakah benar laki-laki tidak boleh minum susu kedelai?

Meski telah ada beberapa penelitian yang melaporkan efek isoflavon dalam kedelai terhadap kesehatan seksual dan reproduksi pria, hal ini masih menjadi pro dan kontra. Pasalnya, sebagian besar penelitian dilakukan hanya pada satu orang, objek mengalami kondisi medis tertentu seperti diabetes atau obesitas, serta dosis penggunaan yang terlalu tinggi. Para ahli menyebut bahwa hasil penelitian tersebut masih tidak bisa dijadikan acuan kesimpulan untuk diterapkan pada populasi yang lebih besar.
Lagi pula, meski isoflavon bersifat mirip seperti hormon estrogen pada manusia, zat tersebut tidak bekerja dengan cara yang sama ketika masuk ke dalam tubuh. Ahli gizi Matthew Nagra melalui Hone Health menjelaskan bahwa isoflavon di dalam tubuh bekerja 100 hingga 1000 kali lebih lemah daripada sifat estrogen manusia. Jadi, kandungan tersebut tidak cukup efektif untuk memengaruhi hormon estrogen dalam tubuh dan menyebabkan perubahan seksual yang drastis pada laki-laki.
Oleh sebab itu, rumor yang menyebutkan bahwa laki-laki tidak boleh mengonsumsi susu kedelai adalah tidak benar. Para ahli menyebutkan bahwa susu kedelai bisa menjadi alternatif minuman sehat kaya protein buat semua orang. Ahli gizi Rhianon Lambert menambahkan, konsumsi susu kedelai 1 hingga 2 porsi sehari tidak berbahaya bagi rata-rata orang, baik laki-laki maupun perempuan.
Susu kedelai merupakan minuman kaya protein yang bisa dijadikan alternatif pengganti susu sapi yang sehat. Minuman ini kaya nutrisi yang bisa membantu mendukung kesehatan tubuh. Baik laki-laki maupun perempuan boleh mengonsumsi susu kedelai. Namun, sebaiknya selalu konsumsi dalam jumlah yang wajar, jangan berlebihan.
Referensi
Harvard School of Public Health. "Straight Talk About Soy". Diakses pada Oktober 2024.
Hone Health. "What Most Men Get Wrong About Soy". Diakses pada Oktober 2024.
Imai H, Nishikawa H, Suzuki A, Kodama E, Iida T, Mikura K, Hashizume M, Kigawa Y, Tadokoro R, Sugisawa C, Endo K, Iizaka T, Otsuka F, Nagasaka S. Secondary Hypogonadism due to Excessive Ingestion of Isoflavone in a Man. Internal Medicine. 2022 Oct 1;61(19):2899-2903.
Jorge E. Chavarro, Thomas L. Toth, Sonita M. Sadio, Russ Hauser, Soy food and isoflavone intake in relation to semen quality parameters among men from an infertility clinic, Human Reproduction, Volume 23, Issue 11, 1 November 2008, Pages 2584–2590.
Siepmann T, Roofeh J, Kiefer FW, Edelson DG. Hypogonadism and erectile dysfunction associated with soy product consumption. Nutrition. 2011 Jul-Aug;27(7-8):859-62.