Makan Nasi Sisa Bisa Menyebabkan Keracunan Makanan?

- Keracunan makanan bisa disebabkan oleh nasi sisa yang terkontaminasi bakteri, virus, atau racun tertentu.
- Nasi matang sekalipun bisa menampung bakteri Bacillus cereus yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
- Cara mencegah keracunan nasi sisa antara lain dengan memastikan kebersihan dan penyimpanan yang tepat.
Kebanyakan orang mengaitkan keracunan makanan dengan makan daging ayam yang tidak matang atau produk segar yang tidak dibersihkan dengan benar. Bagaimana dengan nasi sisa? Karena nasi adalah makanan pokok dan hampir selalu ada di meja makan, restoran, pusat jajanan, dan lain-lain, yuk ketahui apakah makan nasi sisa bisa menyebabkan keracunan makanan.
Kaitan antara nasi sisa dan keracunan makanan

Keracunan makanan adalah penyakit yang terjadi setelah kamu makan makanan atau minum air yang telah terkontaminasi dengan bakteri, parasit, virus, atau racun tertentu yang berpotensi berbahaya. Gejala yang dirasakan bisa berupa muntah, diare, demam, dan kram perut.
Sebagian besar kasus keracunan makanan sembuh dengan sendirinya dalam waktu seminggu. Namun, ini bisa sangat berisiko bagi orang-orang yang sistem imunnya lemah, sedang hamil, atau anak usia di bawah 5 tahun.
Pasalnya, tubuh mereka tidak dilengkapi "senjata" untuk melawan organisme dengan semestinya. Dalam kasus yang lebih ekstrem, keracunan makanan bahkan bisa menyebabkan kematian.
Nasi mungkin tampak seperti makanan yang berisiko rendah untuk dikonsumsi dan menyebabkan keracunan makanan. Akan tetapi, nasi matang sekalipun bisa menampung bakteri tertentu yang bisa membuat kamu jatuh sakit jika tidak disimpan dan dipanaskan kembali dengan benar.
Beras bisa mengandung spora Bacillus cereus, yaitu bakteri yang bisa menyebabkan keracunan makanan. Bakteri ini ditemukan di dalam tanah dan menghasilkan racun yang menyebabkan penyakit pencernaan saat tertelan.
Spora bakteri ini dapat bertahan hidup bahkan saat nasi sudah dimasak, dan jika nasi dibiarkan di suhu ruangan, spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri dan berkembang biak. Bakteri kemudian dapat menghasilkan racun yang dapat membuat kamu sakit.
Jika racun itu benar-benar terbentuk, tidak peduli seberapa tinggi suhu saat kamu memanaskan kembali nasi sisa, racun tersebut akan tetap ada. Penyakit karena bakteri Bacillus cereus dapat menyebabkan beberapa gejala yang tidak menyenangkan, seperti mual, muntah, dan diare.
Umumnya muntah dan diare bisa terjadi 1–5 jam setelah makan nasi sisa yang tidak disimpan dengan baik, yang disebut sebagai "fried rice syndrome". Infeksi Bacillus cereus biasanya ringan, tetapi bisa berbahaya terutama pada mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Risiko ini tidak hanya berlaku untuk beras. Biji-bijian apa pun dapat menampung bakteri jika tidak disimpan dengan benar dan bisa bikin kamu sakit parah apabila kamu tidak menyimpan dan memanaskannya kembali dengan benar.
Cara mencegah keracunan nasi sisa
Keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama yang perlu kamu lakukan sebagai konsumen sekaligus industri makanan.
Lakukan langkah-langkah ini untuk mencegah keracunan nasi sisa alias fried rice syndrome.
Pastikan praktik kebersihan yang baik, seperti cuci tangan dan membersihkan permukaan yang bersentuhan dengan makanan saat menyiapkan makanan berupa nasi dan makanan lainnya.
Jangan menyimpan nasi pada suhu zona bahaya (5 hingga 60 derajat Celcius) selama lebih dari 2 jam karena bakteri bisa tumbuh sangat cepat. Itu artinya nasi matang tidak boleh dibiarkan pada suhu ruangan lebih dari 2 jam, dan tidak lebih dari 1 jam jika suhunya lebih dari 32 derajat Celcius.
Setelah tidak panas lagi, nasi harus disimpan di wadah tertutup di kulkas dengan suhu di bawah 4 derajat Celcius. Dalam kondisi ini, nasi bisa bertahan hingga 4 hari di kulkas.
Nasi matang juga bisa disimpan di freezer dalam wadah yang aman. Ini bisa bertahan selama 3 hingga 4 bulan.
Kalau ingin memasak nasi sisa menjadi nasi goreng, masaklah dengan suhu yang cukup tinggi, setidaknya 75 derajat Celcius, untuk membunuh bakteri.
Untuk mencegah kontaminasi silang, pisahkan bahan mentah dan makanan matang. Pastikan daging mentah dan sarinya serta telur dan kulit telurnya tidak bersentuhan dengan makanan matang.
Konsumsi makanan yang dimasak sesegera mungkin dan hindari menyimpannya pada suhu ruangan untuk mengurangi waktu bagi bakteri untuk tumbuh.
Saat memesan makanan dari katering, hindari pemesanan berlebihan karena sering mengakibatkan sisa makanan ditinggal dalam suhu ruangan. Ikuti rekomendasi label "baik dikonsumsi sebelum" atau "consume by" atau tips keamanan lainnya.
Ingat, nasi sisa sebaiknya hanya dipanaskan satu kali. Hindari menyimpan dan memanaskan nasi sisa yang sama berulang-ulang.
Semua makanan sisa (terlepas itu nasi, pasta, kaserol, dan lainnya) harus dipanaskan kembali pada suhu internal 74 derajat Celcius untuk membantu memastikan keamanannya.
Kesimpulannya, nasi sisa bisa saja menyebabkan keracunan makanan apabila tidak disimpan dengan baik. Nasi menyediakan nutrisi penting untuk membuat kamu tetap berenergi dan bergizi baik. Jadi, menikmati nasi dan memakan nasi sisa keesokan harinya dianggap sehat dan aman, asalkan disimpan dan dipanaskan kembali dengan benar.
Referensi
"Food Poisoning." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses Juli 2025.
"Is Leftover Rice Safe to Eat?" Consumer Reports. Diakses Juli 2025.
Dolores Rodrigo, Cristina M. Rosell, and Antonio Martinez, “Risk of Bacillus Cereus in Relation to Rice and Derivatives,” Foods 10, no. 2 (February 2, 2021): 302, https://doi.org/10.3390/foods10020302.
"Fried Rice Syndrome: Why It Happens and How To Avoid It." Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.
"Leftovers and Food Safety." USDA. Diakses Juli 2025.