Makanan Pedas Ampuh untuk Diet? Cek Kebenaran 8 Mitos Kesehatan Ini

Jangan mudah percaya informasi yang salah

Sejak kita kecil tentu kita telah dihadapkan dengan berbagai pernyataan mengenai kesehatan. Dulu mungkin kita gampang percaya karena yang memberi tahu adalah orang tua. Namun, seiring bertambahnya wawasan dan akses informasi yang lebih mudah, kita mulai mempertanyakan kebenarannya. Faktanya, mitos kesehatan banyak sekali beredar dan dipercaya masyarakat.

Yang namanya mitos, tentu kebenarannya harus dicari tahu. Biasakan untuk tidak langsung menelan informasi yang didapat bulat-bulat, yuk, cek kebenarannya di sini!

1. Olahraga bikin kita makin pintar?

Makanan Pedas Ampuh untuk Diet? Cek Kebenaran 8 Mitos Kesehatan Iniunsplash.com/curtismacnewton

Tidak diragukan lagi bahwa olahraga memberikan banyak manfaat bagi tubuh, beberapa di antaranya adalah memperkuat daya tahan tubuh dan secara umum dapat meningkatkan kualitas hidup.

Pernah dengar orang bilang bahwa olahraga bisa meningkatkan kecerdasan? Mungkin banyak yang tak percaya dan menganggapnya hanya sebagai trik agar kamu lebih rajin untuk berolahraga. Bagaimana faktanya?

Tak sepenuhnya salah. Menurut sebuah laporan dalam jurnal Nature Medicine tahun 2019, olahraga dapat melepaskan protein yang disebut irisin, yang dapat meningkatkan koneksi saraf di berbagai bagian otak, serta kemampuan berpikir dan memori. Selain itu, olahraga juga dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

2. Wortel bisa bikin mata kita sehat?

Makanan Pedas Ampuh untuk Diet? Cek Kebenaran 8 Mitos Kesehatan Inipexels.com/cottonbro

"Wortelnya dimakan, ya, biar matanya sehat!"

Mungkin dulu orang tua kamu tak bosan-bosannya mengingatkanmu untuk menghabiskan wortel di piring makan. Namun, apakah benar wortel bermanfaat besar untuk kesehatan mata?

Sedikit cerita, melansir Scientific American, kesuksesan Angkatan Udara Inggris dalam menembak jatuh pesawat Jerman selama Perang Dunia II adalah karena... wortel. Hal tersebut dikemukakan oleh U.K. Ministry of Food, lembaga yang kini sudah tak lagi berfungsi. Lembaga tersebut meluncurkan kampanye propaganda yang menyebut bahwa sayur tersebut yang membuat para pilot Inggris memiliki penglihatan tajam di malam hari, lalu mendorong warga untuk mengonsumsinya.

Faktanya, wortel kaya akan beta-karoten dan lutein, yang mana keduanya adalah antioksidan yang dapat membantu mencegah kerusakan mata akibat radikal bebas.

Menurut penelitian dalam jurnal Pharmacognosy Reviews tahun 2010, radikal bebas adalah senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan, penuaan, dan penyakit kronis, termasuk penyakit mata bila kadarnya tinggi dalam tubuh.

Beta-karoten memberi warna merah, oranye, dan kuning pada tanaman. Wortel yang berwarna oranye tinggi akan senyawa tersebut, yang nantinya akan diubah tubuh menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja.

Laporan dalam jurnal Visual Neuroscience tahun 2013 menyebut, vitamin A dibutuhkan untuk membentuk rhodopsin, yaitu pigmen ungu kemerahan yang peka akan cahaya di sel mata, yang bisa membuatmu melihat dengan baik di malam hari. 

Melansir Healthline, tubuh akan menyerap dan menggunakan beta-karoten lebih efisien bila wortel dimasak ketimbang dimakan mentah. Selain itu, vitamin A dan prekursornya larut dalam lemak, sehingga makan wortel dengan sumber lemak dapat meningkatkan penyerapannya dalam tubuh.

Wortel kuning mengandung paling banyak lutein, yang mana ini dapat membantu kita terhindar dari degenerasi makula, kondisi yang membuat penglihatan kabur atau hilang secara bertahap.

Baca Juga: Salah Kaprah, 5 Mitos COVID-19 Ini Masih Saja Populer di Masyarakat

3. Konsumsi makanan pedas bisa membantu menurunkan berat badan?

Makanan Pedas Ampuh untuk Diet? Cek Kebenaran 8 Mitos Kesehatan Iniunsplash.com/anaisc_98

Cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang diiringi olahraga rutin. Ada yang bilang bahwa konsumsi makanan pedas bisa membantu menurunkan berat badan lebih cepat. Benarkah demikian?

Melansir Medical Daily, sebuah studi yang dipresentasikan di pertemuan tahunan Biophysical Society menemukan bahwa cabai bisa membantu menurunkan berat badan lewat efek termogenik, yakni proses menciptakan panas dari pembakaran kalori.

Tim peneliti dari Universitas Wyoming, Amerika Serikat, melakukan uji coba pada tikus dan menemukan bahwa capsaicin, senyawa dalam cabai, dapat mencegah kenaikan berat badan dengan mengaktifkan thermogenesis di dalam tubuh.

Dengan memicu thermogenesis, capsaicin secara efekfif mengubah lemak jahat yang tidak sehat menjadi lemak cokelat pembakar lemak. Lemak cokelat secara alami mengubah lemak putih menjadi lemak cokelat saat kita olahraga. Capsaicin dapat bertindak sebagai bahan alami yang dapat dimakan, yang dapat meniru efek pembakaran lemak dari olahraga. Tikus uji coba tidak mengalami kenaikan berat badan walaupun diberikan makanan tidak sehat yang tinggi lemak.

Walau dibutuhkan uji coba terhadap manusia, tetapi tak ada salahnya menambahkan cabai dalam piring makanmu setiap hari.

4. Laki-laki lebih tahan dingin ketimbang perempuan?

Makanan Pedas Ampuh untuk Diet? Cek Kebenaran 8 Mitos Kesehatan Inifreepik.com/KamranAydinov

Mungkin kamu pernah lihat adegan seorang laki-laki memberikan jaketnya kepada seorang perempuan. Banyak yang menganggap bahwa perempuan lebih mungkin merasa kedinginan atau mungkin itu sekadar gestur romatis belaka. Faktanya?

Melansir The Guardian, laporan dalam Nature Climate Change tahun 2015 menyebut bahwa perempuan lebih nyaman pada suhu 2,5 derajat Celcius lebih hangat daripada laki-laki, biasanya antara 24-25 derajat Celcius.

Laki-laki dan perempuan memiliki suhu inti tubuh yang sama, lebih dari 37 derajat Celcius. Bahkan, beberapa penelitian menemukan suhu inti tubuh perempuan sedikit lebih tinggi. Namun, persepsi kita tentang suhu lebih bergantung pada suhu kulit, yang bagi perempuan cenderung lebih rendah. Satu studi melaporkan bahwa suhu rata-rata tangan perempuan yang terpapar dingin hampir 3 derajat Celcius lebih rendah daripada yang diamati pada laki-laki.

Hal tersebut dipengaruhi oleh hormon estrogen karena dapat sedikit mengentalkan darah, mengurangi aliran ke kapiler yang menyuplai ekstremitas (anggota gerak) tubuh. Artinya, pada perempuan, aliran darah ke ujung jari tangan dan kaki cenderung lebih mudah terhenti saat cuaca dingin. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan cenderung merasa lebih dingin saat masa ovulasi, ketika kadar estrogen tinggi.

Metabolisme tubuh juga berperan, karena ini menentukan seberapa cepat energi panas diproduksi dan rata-rata, kaum hawa memiliki tingkat metabolisme yang lebih rendah. Secara sederhana, massa otot yang lebih tinggi cenderung berarti metabolisme istirahat yang lebih tinggi, yang terkait dengan pembakaran lebih banyak kalori dan aliran darah yang lebih tinggi, yang keduanya membantu menjaga ekstremitas tetap hangat.

5. Makan malam dalam porsi banyak akan bikin gemuk?

Makanan Pedas Ampuh untuk Diet? Cek Kebenaran 8 Mitos Kesehatan Iniunsplash.com/labunsky

Nyatanya, memang benar demikian. Menurut sebuah penelitian dalam Journal of Human Nutrition and Dietetics tahun 2014, peneliti menemukan bahwa orang-orang yang asupan kalorinya 33 persen di malam hari lebih mungkin untuk mengalami kenaikan berat badan, ketimbang orang-orang yang makan lebih banyak saat sarapan.

6. Bawang putih membantu mengatasi sakit gigi?

Makanan Pedas Ampuh untuk Diet? Cek Kebenaran 8 Mitos Kesehatan Iniunsplash.com/asthetik

Bagi yang pernah sakit gigi, tentu familier dengan rasa sakitnya yang bisa begitu menyiksa. Ada yang bilang sakit gigi bisa diobati dengan bawang putih. Ini mitos atau fakta?

Ternyata, bawang putih memang bisa membantu meredakan gigi yang cenat-cenut. Menurut sebuah penelitian dalam jurnal PLOS One tahun 2014, salah satu senyawa dalam bawang putih, yaitu allicin, diketahui memiliki kekuatan antibakteri dan antimikroba yang dapat membantu membunuh bakteri yang jadi biang kerok sakit gigi. Allicin bisa ditemukan dalam bawang putih segar setelah diremukkan atau dipotong.

7. Kurang tidur bisa "dirapel" saat akhir pekan?

Makanan Pedas Ampuh untuk Diet? Cek Kebenaran 8 Mitos Kesehatan Iniunsplash.com/theyshane

Tak jarang kesibukan sehari-hari, stres pikiran, insomnia, atau kebiasaan membuat seseorang tidur larut alias begadang. Terus-terusan kurang tidur sudah terbukti berdampak buruk bagi tubuh.

Mengenai hal tersebut, banyak orang yang mengakali kurang tidur di hari-hari kerja dengan tidur lebih banyak di akhir pekan. Apakah cara ini efektif? Ternyata, ada studi yang meneliti hal ini.

Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Sleep Research tahun 2018 mengamati pola tidur pada 38.000 orang dewasa di Swedia yang menjawab pertanyaan tentang gaya hidup mereka, riwayat kesehatan, serta durasi rata-rata tidur pada hari kerja dan akhir pekan.

Peneliti menganalisis data 13 tahun dan menemukan bahwa orang-orang yang tidur selama 5 jam atau kurang tiap malamnya memiliki 65 persen risiko lebih tinggi mengalami kematian dini, ketimbang orang-orang yang secara konsisten tidur selama 6-7 jam tiap malamnya. (Hubungan tersebut tidak berlaku pada usia di atas 65 tahun yang cenderung memiliki waktu tidur konsisten dan lebih sedikit secara umum).

Namun, ketika peneliti mengamati orang-orang yang kurang tidur di hari kerja tetapi tidur lebih lama di akhir pekan, ada temuan mengejutkan: orang-orang tersebut tampaknya tidak memiliki risiko kematian dini lebih tinggi dibanding orang-orang yang tidur 6-7 jam setiap malamnya.

Temuan tersebut mengindikasikan bahwa kurang tidur di hari kerja bisa dikompensasi saat akhir pekan dan ini punya implikasi pada risiko kematian.

8. Makan tepat sebelum tidur akan menyebabkan mimpi buruk?

Makanan Pedas Ampuh untuk Diet? Cek Kebenaran 8 Mitos Kesehatan Iniunsplash.com/alexagorn

Sekilas ini terdengar tidak masuk akal, bukan? Namun, bagaimana kebenarannya?

Melansir Restonic, ada beberapa penelitian yang mendukung kepercayaan dan menunjukkan bukti bahwa makan sebelum tidur bisa membuatmu mengalami mimpi buruk.

Kamu mungkin sudah tahun bahwa makan sebelum tidur pada dasarnya tidak disarankan. Tambahan makanan tersebut berarti tubuh akan meningkatkan metabolisme dan suhu tubuh, yang menyebabkan lebih banyak aktivitas otak selama tidur fase REM. Kondisi tersebut berarti lebih banyak mimpi. Namun, apakah itu berarti lebih banyak mimpi buruk?

Studi yang dilakukan oleh Universitas Montreal, Kanada, yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Psychology tahun 2015, menemukan hubungan antara makanan, makan sebelum tidur, dan mimpi buruk. Dalam studi tersebut, tim peneliti menemukan bahwa 9,5 persen partisipan studi melaporkan hubungan antara makan larut malam dan mimpi buruk. 

Studi lainnya dalam Journal of The Mind and Body menemukan bahwa es krim dan permen batangan (candy bar) dapat memicu peningkatan gelombang otak. Ini menyebabkan 7 dari 10 partisipan studi mengalami mimpi buruk. Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa tidur dalam kondisi perut kekenyangan, apa pun yang dimakan, dapat menciptakan gelombang otak yang memicu mimpi buruk.

Nah, sekarang kamu sudah tercerahkan, kan? Apa pun informasi kesehatan yang kamu dapat, baik itu anjuran, nasihat, atau informasi yang kamu dapat dari grup aplikasi pesan baiknya cek kebenarannya, ya!

Baca Juga: 5 Mitos tentang Maag yang Sering Dipercaya Masyarakat, Sudah Tahu?

Wraid Wordo Photo Writer Wraid Wordo

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya