Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Autoimun, Apa Saja?

ilustrasi makanan (pexels.com/Ella Olsson)
ilustrasi makanan (pexels.com/Ella Olsson)

Bagi seseorang dengan kondisi autoimun, asupan konsumsi perlu diperhatikan. Meski tidak selalu berdampak negatif, makanan yang harus dihindari penderita autoimun berikut sebaiknya tidak masuk dalam menu harian. Alasannya, makanan-makanan berikut dapat menjadi trigger atau pemicu kondisi autoimun jadi lebih parah.

Sebagai antisipasi, sebaiknya hindarkan menu berikut dalam konsumsi harianmu, ya. Wajib diperhatikan, ya!

Makanan yang harus dihindari penderita autoimun

Apa hubungannya makanan dengan autoimun? Dilansir Caplan Health Institute, beberapa orang yang menderita autoimun juga mengalami kebocoran usus atau intestinal permeability. Maksudnya, lapisan usus yang biasa melindungi tubuh dari semua bakteri, racun, dan partikel makanan yang tidak tercerna ini jadi terbuka.

Lubang-lubang kecil yang timbul di dinding usus tersebut menyebabkan makanan tidak tercerna dengan baiknya. Akibatnya, bakteri dan racun pun keluar dari usus dan memasuki aliran darah sehingga memicu peradangan. Nah, sistem kekebalan tubuh pun menganggapnya sebagai penjajah, lalu menyerangnya.

FYI, sistem kekebalan tubuh punya sel memori untuk makanan yang tidak tercerna. Tiap kali kamu memakannya, maka secara otomatis tubuh akan bereaksi dan mengirimkan antibodi untuk melawan.

Kendati demikian, makanan yang harus dihindari penderita autoimun mungkin sangat personal dan berbeda pada tiap individu. Walau begitu, beberapa menu berikut kerap menjadi trigger pada individu dengan autoimun. 

1. Gluten atau gandum

ilustrasi gandum (pexels.com/Foodie Factor)
ilustrasi gandum (pexels.com/Foodie Factor)

Gluten dapat menyebabkan tubuh seseorang dengan autoimun bereaksi negatif atau yang kerap disebut Non-Celiac Gluten Sensitivity (NCGS). Kondisi ini terjadi ketika seseorang merasakan gejala akibat konsumsi gluten, tetapi tidak mengalami kerusakan jaringan, respons imun, atau hasil tes diagnostik.

Dilansir sumber yang sama, gejala NCGS meliputi kabut otak, nyeri sendi, sakit kepala, serta mati rasa pada beberapa bagian tubuh. Seseorang dengan autoimun juga dapat mengalami kepekaan terhadap komponen lain dari gandum selain gluten. Kondisi ini kerap muncul pada penyakit Hashimoto.

2. Produk susu

Produk susu dapat memicu respons imun tertentu yang bereaksi pada satu atau lebih protein dari susu, terutama susu sapi. Kondisi ini bahkan dapat memicu peradangan, terlebih pada penderita penyakit celiac yang kerap mengalami intoleransi laktosa.

Selain itu, penelitian yang sedang berlangsung pun menunjukkan potensi hubungan susu sapi dengan penyakit autoimun lain, seperti diabetes tipe-1, melansir Persona Labs. Oleh karena itu, susu sapi dan turunannya menjadi makanan yang harus dihindari penderita autoimun.

3. Makanan mengandung gula

ilustrasi gula (freepik.com/stockking)
ilustrasi gula (freepik.com/stockking)

Siapa yang tidak tergoda dengan makanan manis? Well, seseorang dengan autoimun mungkin perlu mengurangi porsi bahkan mengindarinya sama sekali. Pasalnya, konsumsi gula tinggi dapat meningkatkan produksi TH17 yang merupakan sel inflamasi, melansir studi hewan dalam jurnal Immunity.

Hasil penelitian tersebut juga mengungkapkan potensi peran diet rendah gula dalam mengelola penyakit autoimun, seperti penyakit Crohn. Di luar daripada itu, gula tinggi juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme yang berkaitan erat dengan obesitas dan diabetes.

4. Daging merah

Makanan yang harus dihindari penderita autoimun berikutnya adalah daging merah. Alasannya, daging tersebut mengandung banyak lemak jenuh yang dapat memicu dan memperparah peradangan. Studi dalam Scientific Reports menunjukkan bahwa konsumsi daging merah yang tinggi dikaitkan dengan timbulnya penyakit rheumatoid arthritis dini. 

Meski demikian, bukan berarti seseorang dengan autoimun harus menghindari daging merah sama sekali, ya. Kamu tetap dapat mengonsumsinya, tetapi dengan batas asupan rendah atau sesuai yang direkomendasikan dokter.

5. Sayuran nightshade

Ilustrasi terong (Pexels.com/Toa Heftiba Şinca)
Ilustrasi terong (Pexels.com/Toa Heftiba Şinca)

Pernah mendengar istilah tanaman nightshade? Well, meski tidak diketahui secara jelas asal-usul penyebutannya, konon dikatakan demikian karena tanaman sayuran kelompok ini lebih suka tumbuh dan berbunga di malam hari atau tempat yang teduh, melansir Colorado State University. Contohnya, kentang, tomat, terong, dan sebagainya.

Seseorang dengan autoimun sebaiknya menghindari sayuran ini sepenuhnya. Pasalnya, sayuran tersebut mengandung senyawa glikoalkaloid yang beracun sehingga membuat  sistem kekebalan tubuh menunjukkan reaksi berlebih. Pada akhirnya, konsumsinya dapat menyebabkan peradangan dan memicu kondisi lebih parah.

6. Biji-bijian

Selain gandum, beberapa biji-bijian lain juga termasuk dalam makanan yang harus dihindari penderita autoimun. Contoh lainnya yakni biji barley, oat, rye, dan sebagainya. Di luar itu, olahan makanan yang terbuat dari biji-bijian, misalnya pasta.

Ini penting diperhatikan karena bagi seseorang dengan penyakit autoimun pencernaan seperti celiac dan penyakit Crohn, diet bebas biji bisa meringankan gejala. Sementara itu, konsumsi biji-bijian dapat memicu peradangan, melansir Amy Myers MD.

7. Telur

ilustrasi telur (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi telur (pexels.com/Pixabay)

Siapa di sini yang suka mengonsumsi telur? Mau dijadikan menu utama atau topping tambahan, telur memang menu yang lezat di lidah. Meski demikian, telur termasuk makanan yang harus dihindari penderita autoimun, lho.

Alasannya, protein dan kolesterol yang terkandung dalam telur memiliki sifat pro-inflamasi. Beberapa protein telur juga rentan terhadap mimikri molekuler sehingga memicu munculnya zat asing berbahaya, melansir Persona Labs.

8. Kacang-kacangan

Diet autoimmune atau yang kerap disebut Autoimmune Protocol (AIP) menyarankan untuk mencoret kacang-kacangan dalam menu harian. Pasalnya, protein dalam kacang dapat bertindak sebagai alergen. Selain itu, kacang-kacangan mengandung antinutrisi seperti lektin dan fitat yang dapat mengiritasi saluran pencernaan. 

Kondisi tersebut lebih sering terjadi pada varietas kacang yang susah dicerna. Contohnya, kacang hitam, lentil merah, dan buncis. Meski demikian, beberapa varietas kacang yang dianggap tidak sulit dicerna pun tetap dapat memicu masalah pada sebagian orang, melansir Eat Gangster.

9. Minyak nabati olahan

ilustrasi minyak nabati (freepik.com/jcomp)
ilustrasi minyak nabati (freepik.com/jcomp)

Selain bentuk asalnya, disarankan juga untuk tidak mengonsumsi makanan dengan tambahan minyak nabati olahan. Misalnya, minyak jagung, minyak kedelai, minyak sawit, dan sebagainya.

Dilansir Nutrition with Susan, minyak-minyak tersebut mengandung asam lemak omega-6 yang bersifat pro-inflamasi. Dengan demikian, dapat memperburuk gejala autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus. Kamu dapat menggantikannya dengan sumber lemak alami seperti minyak zaitun.

Makanan yang harus dihindari penderita autoimun di atas mungkin berbeda tiap individu. Untuk itu, penting memahami kondisimu dan tanyakan pada dokter mana saja makanan yang berpotensi jadi trigger, ya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us