Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini 10 Perawatan Medis saat Puasa Ramadan yang Diperbolehkan dan Tidak

saltinhalator.dk

Puasa Ramadan pada zaman Rasulullah tentu berbeda dengan zaman sekarang. Ada banyak hal baru yang muncul, terutama dalam bidang kesehatan.

Mungkin kamu bertanya-tanya, kira-kira perawatan dan pengobatan medis apa saja yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan saat puasa? Berikut di antaranya.

1. Penggunaan obat semprot asma membatalkan puasa karena obat tersebut masuk ke mulut, tenggorokan, lalu masuk ke dalam perut

designf4.com

2. Inhaler atau alat untuk mengalirkan obat ke paru-paru bisa membatalkan puasa, kecuali inhaler tersebut sekadar dihirup aromanya untuk meredakan pilek

saltinhalator.dk

3. Menerima transfusi darah membatalkan puasa karena memasukkan darah sama dengan memasukkan sari-sari makanan

Ilustrasi/mayocliniclabs.com

4. Orang gagal ginjal yang memerlukan cuci darah (dialisis) juga diperbolehkan untuk tak berpuasa, karena menyebabkan perubahan terhadap elektrolit dan cairan tubuh

verywellhealth.com

5. Konsumsi obat minum jelas membatalkan puasa, sebagai gantinya kamu bisa mengonsumsinya sebelum atau sesudah puasa

businessdailyafrica.com

6. Namun, pemberian obat melalui jalur suntikan intradermal atau intramuskular tak membatalkan puasa karena bukan merupakan makanan atau minuman

ilustrasi obat (pexels.com/Pixabay)

7. Penggunaan obat tetes mata tak membatalkan puasa karena tak ada lubang yang menghubungkan mata, perut, dan otak

lucid.me

8. Meski begitu, penggunaan obat tetes telinga dan hidung dapat membatalkan puasa, karena keduanya merupakan lubang terbuka

wisegeek.com

9. Penggunaan cairan infus membatalkan puasa karena pada prinsipnya infus menggantikan cairan dan makanan untuk tubuh

ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (pexels.com/rawpixel)

10. Enema atau prosedur memasukkan cairan ke dalam kolon melalui anus bisa membatalkan puasa

wikimedia.org

Itu tadi perawatan dan pengobatan medis yang sering dilakukan saat puasa Ramadan. Jika membatalkan, kamu bisa melakukannya selepas buka puasa.

Namun, jika mendesak, bukan masalah kamu tak berpuasa. Toh, orang yang sedang sakit dapat keringatan untuk tak berpuasa dan bisa menggantinya di hari lain.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu D. Wicaksono
Yudha
Bayu D. Wicaksono
EditorBayu D. Wicaksono
Yudha
EditorYudha
Follow Us