- Meningkatkan kesehatan tulang, karena kaya akan kalsium yang mendukung kepadatan massa tulang
- Menurunkan tekanan darah. Air minum yang tinggi magnesium dan kalsium dengan tingkat tekanan darah yang secara signifikan lebih rendah, melansir Journal of the American Heart Association
- Bermanfaat bagi kesehatan jantung. Tekanan darah yang menurun dan stabil secara aktif berkontribusi menunjang kesehatan jantung. Meski demikian, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengukur bagaimana air mineral memengaruhi kesehatan jantung
- Mengatasi sembelit. Magnesium dalam air mineral bisa berperan mengatasi sembelit. Magnesium menarik air ke dalam usus dan melemaskan otot-otot usus, sehingga kotoran lebih mudah dikeluarkan.
Perbedaan Air Mineral dan Demineral, Mana yang Lebih Baik?

- Air mineral berasal dari reservoir bawah tanah alami dan mata air mineral, mengandung banyak mineral seperti kalsium, magnesium, kalium, sodium, bikarbonat, besi, dan seng.
- Air demineral dimurnikan secara khusus dengan menghilangkan sebagian besar atau seluruh ion mineral dan garamnya melalui tiga tahap proses produksi.
- Manfaat air mineral termasuk meningkatkan kesehatan tulang, menurunkan tekanan darah, bermanfaat bagi kesehatan jantung, dan mengatasi sembelit. Air demineral tidak boleh digunakan sebagai air konsumsi karena risikonya dapat memengaruhi kesehatan tubuh.
Meski terlihat bening, air terdiri dari banyak komposisi. Kandungan inilah yang membuat jenis air mineral pun beragam. Dua di antaranya adalah air mineral dan demineral.
Walau tidak tampak secara fisik, perbedaan air mineral dan demineral sebetulnya cukup signifikan. Tak hanya unsur penyusunnya, keduanya juga berbeda dari tujuan penggunaan serta manfaatnya.
Lantas, bisakah keduanya dijadikan sebagai air minum? Simak uraian lengkapnya di bawah ini.
Apa itu air mineral?

Kita semua akrab dengan sebutan "air mineral" yang umum dinikmati sehari-hari. Namun, sebetulnya apa itu air mineral? Air mineral merupakan air yang berasal dari reservoir bawah tanah alami dan mata air mineral. Dengan begitu, kandungan mineralnya lebih tinggi daripada air ledeng atau air keran yang bisa diminum.
Mineral yang terkandung dalam air mineral umumnya meliputi kalsium, magnesium, kalium, sodium, bikarbonat, besi, dan seng. Food and Drug Administration (FDA) menentukan, air mineral harus mengandung setidaknya 250 bagian per juta dari total padatan terlarut dan tidak boleh diberi mineral tambahan pada produk.
Oleh sebab itu, air mineral biasanya dikemas langsung dari sumber mata air. Meski terbilang lebih alami, bukan berarti air mineral tidak melewati tahap pemrosesan sama sekali. Tahapan pemrosesan tersebut dapat mencakup penambahan atau penghilangan gas karbon dioksida (CO2) atau menghilangkan zat beracun, seperti arsenik.
Beberapa air mineral juga mengandung CO2 lebih banyak sehingga membuatnya menjadi produk air mineral karbonasi. Selain itu, jenis dan jumlah mineral tergantung dari mana air itu berasal. Jadi, tidak heran jika produsen air minuman dalam kemasan mengambil air dari berbagai sumber yang diklaim memiliki mineral tinggi.
Apa itu air demineral?

Jika air mineral mengandung banyak mineral, demineral justru sebaliknya. Disebut air demineral karena air dimurnikan secara khusus dengan menghilangkan sebagian besar atau seluruh ion mineral dan garamnya. Termasuk kandungan yang banyak dijumpai pada air mineral, yakni kalsium, magnesium, natrium, klorida, sulfat, nitrat, dan bikarbonat.
Air jenis ini juga disebut sebagai air deionisasi, DI, atau air Demin. Berbeda dengan air sulingan, air demineral dimurnikan dalam keadaan diam. Air demineral direbus dan dibiarkan mengembun ulang, suatu proses yang juga menghilangkan ion garam.
Dilansir Bronkhorst, air demineral melewati tiga tahap proses produksi. Pertama, proses pertukaran ion menggunakan resin penukar ion, sehingga ion positif digantikan oleh ion hidrogen dan ion negatif digantikan oleh ion hidroksida.
Proses Elektro-Deionisasi yang juga terjadi proses pertukaran ion, yakni arus listrik dikirim melalui resin agar resin tetap diregenerasi. Ion yang tidak diinginkan bergerak menjauh dari permukaan reaksi ke elektroda. Terakhir, melalui filtrasi membran.
Pengulangan tahap pembuatan air demineralisasi menentukan kualitas produk akhir yang diperlukan. Beberapa tahap produksi air demineralisasi juga mencakup sistem reverse osmosis (RO). Artinya, air diberi tekanan dan dipaksa melalui lubang sangat kecil, sehingga dapat menyaring zat-zat pencemar berbahaya.
Perbedaan air mineral dan demineral
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan air mineral dan demineral paling dasar adalah bagaimana air tersebut didapat. Jika air mineral diambil tanpa melewati banyak proses, air demineral justru harus melalui banyak penyaringan. Hasilnya, kedua air memiliki komposisi yang berbeda.
Perbedaan komponen pengusung tersebut membuat keduanya digunakan dalam hal yang berbeda, serta memiliki manfaat dan risiko yang berbeda pula, di antaranya:
Manfaat air mineral dan risikonya
Mengingat komposisinya yang unik dan kaya akan senyawa bermanfaat bagi tubuh, air mineral klaimnya punya fungsi kesehatan yang lebih baik. Oleh karenanya, air mineral banyak digunakan sebagai air konsumsi. Beberapa efek baik air mineral bagi tubuh termasuk:
Meski klaimnya baik untuk kesehatan tubuh, terlalu banyak mineral juga tidak baik. Beberapa merek mungkin mengandung sodium yang terlalu tinggi, khususnya bagi individu yang sedang diet sodium. Sementara itu, isu kandungan mikroplastik dalam air kemasan masih jadi risiko efek samping yang perlu diperhatikan.
Di luar daripada itu, air mineral dengan karbonasi mungkin dapat merusak enamel gigi. Untuk itu, kamu tetap perlu mengontrol konsumsi minuman berkarbonasi, bahkan jika itu 'hanya' air mineral.
Manfaat air demineral dan risikonya
Berkat sifatnya yang bebas mineral, air demineral acap digunakan untuk keperluan industri dan ilmiah. Termasuk untuk pengujian laboratorium, mencuci mobil, air cucian pembuatan chip komputer, optimalisasi sel bahan bakar, setrika uap, hingga dan aplikasi pengangkat uap.
Berbeda dengan air mineral, air demineral tidak boleh digunakan sebagai air konsumsi. Pasalnya, air ini mungkin mengandung lebih sedikit kebutuhan mineral dalam tubuh. Risikonya dapat memengaruhi kesehatan kardiovaskular, kepadatan tulang, dan hilangnya nutrisi tertentu.
Memasak dengan air demineralisasi menyebabkan hilangnya banyak elemen penting dari makanan. Rasa air tersebut pun konon kurang enak sehingga membuat seseorang enggan meminumnya.
Perbedaan air mineral dan demineral paling dasar ada pada proses pembuatannya. Kenali manfaat dan risikonya, serta jangan asal konsumsi, ya!
FAQ seputar perbedaan air mineral dan demineral
- Apa perbedaan utama antara air mineral dan air demineral?
Air mineral mengandung mineral alami seperti kalsium, magnesium, dan natrium yang baik untuk tubuh, sedangkan air demineral adalah air yang sudah dihilangkan kandungan mineralnya melalui proses penyulingan atau reverse osmosis. - Apakah air demineral aman untuk diminum?
Air demineral aman diminum dalam jangka pendek, tetapi jika dikonsumsi terus-menerus bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit karena tidak mengandung mineral penting yang dibutuhkan tubuh. - Mengapa air demineral banyak digunakan di industri?
Karena air demineral bebas dari mineral dan ion yang bisa menyebabkan kerak atau korosi, sehingga cocok digunakan untuk mesin, laboratorium, atau proses kimia. - Apakah rasa air mineral dan demineral berbeda?
Ya, air mineral biasanya memiliki rasa sedikit segar atau “berisi” karena mineralnya, sementara air demineral cenderung hambar karena tidak mengandung mineral sama sekali. - Mana yang lebih baik untuk kesehatan sehari-hari?
Untuk konsumsi harian, air mineral lebih disarankan karena membantu menjaga keseimbangan mineral tubuh dan mendukung fungsi organ secara alami.
Referensi:
"What Are The Health Benefits of Mineral Water?". Medical News Today. Diakses Oktober 2025.
"What Is the Difference Between Demineralized, Deionized, and Distilled Water?". SAMCO Technologies. Diakses Oktober 2025.
"Mineralized or Demineralized Water: Which is Better for You?". DNA Health. Diakses Oktober 2025.