Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sosis Termasuk Makanan Tidak Sehat, Kenapa?

ilustrasi sosis (pexels.com/Nam Phong Bùi)

Sosis sering kali menjadi pilihan praktis untuk camilan maupun lauk, terutama karena rasanya yang gurih dan cara penyajiannya yang mudah. Selain itu, sosis terbuat dari daging sehingga sering kali dianggap sebagai sumber protein yang mudah didapatkan. Namun, di balik kelezatannya, sosis termasuk makanan olahan yang sering dipertanyakan kesehatannya. 

Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa konsumsi sosis dalam jumlah besar dapat membawa risiko bagi kesehatan tubuh. Lalu, apa yang membuat sosis dianggap sebagai makanan tidak sehat? Di sini, kita akan mengulasnya secara lebih mendalam.

1. Sosis termasuk makanan tinggi pemrosesan

ilustrasi sosis (unsplash.com/Rachel Clark)

Sosis tergolong makanan olahan karena mengalami berbagai macam pemrosesan, seperti pengawetan, pengasapan, atau penambahan bahan pengawet. Proses ini sering kali melibatkan penambahan nitrat dan nitrit, yang berfungsi sebagai bahan pengawet untuk meningkatkan rasa dan memperpanjang masa simpan. Namun, zat-zat ini dapat menimbulkan risiko kesehatan jika sosis dimasak pada suhu tinggi.

Jika sosis terkena panas tinggi, nitrat dan nitrit dapat membentuk senyawa berbahaya yang dikenal sebagai nitrosamin. Senyawa ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker tertentu, khususnya kanker usus. Oleh sebab itu, meskipun sosis dapat menjadi tambahan yang lezat untuk makanan, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah sedang dan menyadari potensi implikasi kesehatan yang terkait dengan daging olahan.

2. Kandungan natriumnya pun besar

ilustrasi sosis (pexels.com/Pixabay)

Hampir semua sosis mengandung natrium dalam jumlah yang sangat tinggi. Umumnya, sosis mengandung antara 540 hingga 1920 mg natrium per 100 gram. Kadar natrium ini jauh melebihi asupan harian yang direkomendasikan, yang menimbulkan kekhawatiran bagi mereka yang mengonsumsi daging olahan ini secara teratur.

Konsumsi natrium yang tinggi telah dikaitkan dengan hipertensi dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Karena itu, penting bagi konsumen untuk memperhatikan asupan natrium mereka, terutama saat memasukkan sosis dalam makanan mereka. Membuat sosis sendiri atau menyeimbangkan konsumsi sosis dengan makanan rendah natrium lainnya dapat membantu mengurangi risiko kesehatan ini.

3. Tinggi lemak jenuh

ilustrasi sosis (pexels.com/Nam Phong Bùi)

Sosis mengandung lemak jenuh yang tinggi, dengan beberapa jenis mengandung hingga 13 gram per sajian. Tingginya kadar lemak jenuh ini tentu saja mengkhawatirkan karena terkait dengan risiko penyakit jantung. Mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh secara teratur dapat menyebabkan komplikasi kesehatan seiring berjalannya waktu.

Asupan lemak jenuh yang berlebihan diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL, yang dapat menyebabkan masalah kardiovaskular. Oleh sebab itu, disarankan bagi individu untuk memantau konsumsi sosis dan makanan tinggi lemak jenuh lainnya. Memilih sosis yang lebih rendah lemak atau menggunakan metode memasak yang lebih sehat dapat membantu menjaga pola makan yang seimbang sekaligus mengurangi risiko penyakit yang berhubungan dengan jantung.

4. Risiko kesehatan dari terlalu banyak makan sosis

ilustrasi sosis (pexels.com/Edwin Jaulani)

Konsumsi daging olahan secara teratur telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker. Risiko kesehatan ini dapat muncul bahkan dengan konsumsi sedang. Ini menyoroti potensi bahaya memasukkan daging olahan ke dalam diet secara teratur.

Untuk mengurangi risiko ini, para ahli menekankan pentingnya membatasi asupan daging olahan hingga kurang dari 20 gram per hari. Dengan memperhatikan porsi dan frekuensi konsumsi, individu dapat membuat pilihan makanan yang lebih sehat yang berkontribusi pada kesehatan keseluruhan yang lebih baik dan mengurangi kemungkinan mengembangkan kondisi kronis yang terkait dengan daging olahan.

Jadi, meskipun bahan utama sosis adalah daging dan bisa menjadi sumber protein, tetapi sosis bukanlah makanan yang sehat. Alasannya, sosis adalah makanan yang telah melalui pemrosesan rumit dengan tambahan garam yang tinggi serta tinggi kandungan lemak jenuh sehingga dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Referensi

Eat This Not That. "What Happens to Your Body When You Eat Sausage". Diakses pada Desember 2024.
Pipers Farm. "Sausages, Nasty or Natural?". Diakses pada Desember 2024.
Times of India. "Are Sausages and Salamis Really Healthy?". Diakses pada Desember 2024.
Verywell Fit. "Sausage Nutrition Facts and Health Benefits". Diakses pada Desember 2024.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us