Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gak Mudah, 7 Hal Ini Dirasakan Penderita Kanker Saat Jalani Kemoterapi

medicalnewstoday.com

Setiap tahunnya, jutaan orang di Indonesia dari berbagai kelompok usia, gender, dan sosial melakukan kemoterapi. Sel-sel kanker yang tumbuh dan berkembang di dalam tubuh harus segera dimusnahkan dengan tindakan medis ini.

Sebagai orang awam, kamu mungkin hanya bisa merasa iba saat melihat pasien kemo tetap berjuang untuk hidup: rambut yang rontok, lemas berbaring di atas ranjang, mengeluh sakit, hingga menangis tanpa suara. Namun, pernahkah kamu membayangkan apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh pasien hingga selalu mengerang kesakitan?

1. Obat kemo juga menyerang sel-sel sehat

dru.pw

Obat kemo bersifat sangat powerful untuk membunuh sel-sel kanker yang tumbuh dengan sangat cepat. Namun, sel-sel yang sehat pun rupanya juga ikut terbunuh akibat obat ini. Akibatnya, ada banyak efek samping yang dirasakan oleh pasien.

Yang menyedihkan, beberapa efek kemo juga bisa berhenti setelah kemoterapi selesai, tetapi beberapa efek lainnya tidak akan pernah hilang. Seberapa parah efek samping yang ditimbulkan ini juga sangat bergantung pada kesehatan tubuh, usia, dan jenis kemoterapi yang dijalani.

2. Melemahkan sistem imun dan peredaran darah

pinterest.com/reader's digest

Selagi menjalani proses kemoterapi, pengecekan darah secara rutin adalah hal yang wajib dilakukan. Hal ini karena obat yang digunakan cukup membahayakan sumsum tulang belakang, tempat sel-sel darah merah diproduksi. Karena itu, risiko anemia pun rentan dialami pula oleh pasien kemo, akibat tidak cukup tersedianya sel-sel darah mereka untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh. Adapun ciri-ciri anemia yang biasa ditunjukkan antara lain sebagai berikut.

  • kulit pucat
  • kelelahan
  • kepala terasa ringan
  • sulit untuk berpikir
  • merasa dingin
  • merasa lemah

Kemo juga bisa menurunkan kadar sel-sel darah putih yang berperan penting dalam sistem imun untuk mencegah dan melawan infeksi. Meski tak jelas gejalanya, pasien biasanya jadi lebih mudah terkena penyakit. Dalam urusan pembekuan darah pun, kemo juga berpengaruh. Tanda-tandanya bisa dilihat dari pendarahan pada hidung yang tidak cepat berhenti, adanya darah saat muntah, dan darah menstruasi lebih banyak dibandingkan situasi normal.

Yang tak kalah penting, beberapa jenis obat kemo juga berisiko melemahkan otot-otot jantung atau mengganggu ritme kerja jantung. Akibatnya, kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh pun jadi tidak efektif. Bahkan, ada lagi beberapa jenis obat kemo lainnya yang meningkatkan risiko serangan jantung.

3. Mengganggu sistem saraf dan otot

healthywomen.org

Salah satu alasan mengapa sebagian pasien kemoterapi juga kerap menjadi lebih emosional dan terganggu ingatannya adalah karena terjadinya chemo fog. Pasalnya, obat kemo juga memengaruhi sistem saraf pusat yang berfungsi mengatur emosi, pola pikir, dan koordinasi. Gangguan kognitif ringan ini bisa jadi hilang setelah melakukan beberapa perawatan. Namun, tidak sedikit pula kasus yang menunjukkan chemo brain terjadi hingga bertahun-tahun kemudian.

Beberapa obat kemo juga membuat pasien merasakan sakit dan nyeri, lemah, hingga mati rasa. Otot akan terasa lemah, sakit, atau bahkan bergetar. Tak hanya itu, keterampilan motorik maupun refleks juga bisa berkurang, berikut gangguan keseimbangan dan koordinasi.

4. Mengacaukan sistem pencernaan

choosehope.com

Efek samping kemoterapi yang paling umum adalah sistem penceraan yang menjadi terganggu. Mulut akan terasa kering dan sakit, mulai dari lidah, bibir, gusi, sampai kerongkongan, hingga sulit untuk mengunyah dan menelan. Dalam beberapa kasus, mulut juga bisa terluka sehingga lebih rentan untuk pendarahan dan infeksi di area tersebut. Selain itu, rasa logam atau lidah yang dipenuhi bintik warna putih atau kuning juga mungkin terjadi, membuat makanan terasa jadi tidak enak.

Obat-obat yang sangat kuat ini juga membahayakan saluran pencernaan. Akibatnya, muntah menjadi hal yang tidak terhindarkan, diikuti beberapa gangguan lain seperti: rasa kembung, konstipasi, diare, dan lain sebagainya. Kombinasi ini menyebabkan pasien jadi kehilangan gairah untuk makan dan menyebabkan mereka cenderung kehilangan berat badan, serta merasa lemas. Untuk menghindari risiko lebih buruk, paling tidak membuat tubuh tetap terhidrasi dengan baik adalah cara yang harus dilakukan.

5. Memengaruhi sistem reproduksi dan seksual

mayoclinic.org

Pasien tetap bisa melakukan aktivitas seks bersama pasangan, tetapi besar kemungkinan gairah dan atmosfer yang biasa dimiliki akan berkurang. Hal ini karena kemoterapi diketahui dapat mengubah komposisi hormon, baik pada pria maupun wanita.  Pada pria, efek yang dihasilkan biasanya mengurangi kuantitas sperma dan menyebabkan infertiilitas secara temporer. 

Pada wanita, perubahan hormon dapat menyebabkan haid yang tidak rutin, hot flashes alias rasa panas pada tubuh, hingga menopause yang lebih cepat. Seperti pada pria, infertilitas temporer juga efek yang sangat mungkin terjadi. Vagina juga akan terasa lebih kering sehingga aktivitas seksual menjadi menyakitkan dan lebih rentan terkena berbagai infeksi. Bagi wanita yang tengah merencanakan kehamilan, dokter juga akan menyarankan untuk menunda terlebih dahulu, selagi dalam masa perawatan kemo.

6. Membahayakan sistem ekskresi (ginjal dan kantung kemih)

medicalnewstoday.com

Sebagai organ ekskresi, ginjal bekerja untuk mengeluarkan obat-obatan kemo yang keras dari tubuh. Namun, proses ini juga membahayakan organ vital ini sendiri. Beberapa efek yang mungkin dihasilkan antara lain:

  • penurunan frekuensi buang air kecil
  • pembengkakan pada tangan, kaki, dan pergelangan kaki
  • sakit kepala
  • iritasi kantung kemih dengan gejala seperti sensasi panas dan terbakar saat buang air kecil dan frekuensi buang air kecil yang justru meningkat

Untuk membantu menekan bahaya yang lebih besar, dokter akan selalu menyarankan pasien untuk minum lebih banyak. Hal ini untuk membantu mendorong obat-obatan kemo keluar dari tubuh, sehingga sistem tubuh tetap dapat bekerja dengan sebagaimana mestinya. Sebagai catatan, selama beberapa hari dalam proses kemo, urin yang dihasilkan juga mungkin berwarna merah atau oranye, hasil dari obat-obatan tersebut.

7. Melemahkan sistem kerangka tubuh

hewell.northwell.edu

Berkurangnya massa tulang umum terjadi pada orang-orang yang lanjut usia. Namun, penderita kemo yang masih berusia muda sekalipun tidak terlepas dari dampak ini. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa jenis obat yang menurunkan kadar kalsium pada tubuh dan tulang.

Menurut National Institutes of Health (NIH), wanita yang menjalani kemoterapi sebagai pengobatan untuk kanker payudara mempunyai risiko osteoporosis dan patah tulang lebih besar. Kombinasi antara obat kemo dan penurunan kadar estrogen menjadi penyebabnya. Adapun area tubuh yang lebih rentan mengalami gangguan kesehatan tulang dan sendi adalah: pinggul, panggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.

Selain tujuh efek samping di atas, kemoterapi juga biasanya menyebakan kerontokan rambut pada tubuh, mulai dari kulit kepala, alis, hingga kaki. Kondisi ini bahkan dapat terjadi hanya dalam beberapa minggu saja setelah proses kemo. Selain itu, gangguan pada kuku tangan maupun kaki (lebih mudah patah) serta kulit yang teriritasi juga sering tidak terhindarkan. 

Menjalani hidup sebagai penderita kanker tidaklah mudah dan proses penyembuhan yang harus dilalui pun tidaklah menyenangkan. Untuk itu, cobalah untuk lebih banyak berempati kepada orang-orang terdekatmu yang tengah berjuang hidup melawan kanker dan meyakinkan mereka bahwa mereka juga tetap layak untuk hidup.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu D. Wicaksono
Nurulia R F
3+
Bayu D. Wicaksono
EditorBayu D. Wicaksono
Follow Us