Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Seseorang Bisa Meninggal karena Serangan Asma Parah?

ilustrasi asma (pexels.com/Cnordic Nordic)
ilustrasi asma (pexels.com/Cnordic Nordic)
Intinya sih...
  • Dalam kondisi ekstrem, serangan asma yang parah bisa menyebabkan tubuh kekurangan oksigen.
  • Ketika pasokan oksigen menurun drastis, fungsi organ vital, termasuk otak, bisa terganggu.
  • Jika pasien tidak segera mendapatkan pertolongan medis, serangan ini berpotensi menyebabkan henti napas dan kematian.

Asma bukan sekadar gangguan pernapasan biasa. Kondisi ini bisa membahayakan nyawa jika tidak ditangani dengan baik. Saat serangan asma terjadi, saluran napas mengalami peradangan dan penyempitan, yang membuat pengidapnya sulit bernapas. Dalam kasus yang parah, kekurangan oksigen dapat menyebabkan komplikasi serius dan berdampak fatal. 

Meski demikian, asma sebenarnya merupakan kondisi yang dapat dikontrol. Dengan manajemen yang tepat, risiko komplikasi dapat diminimalkan. Bagaimana serangan asma parah bisa berujung fatal dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

1. Mengapa serangan asma bisa berakibat fatal?

ilustrasi kesulitan bernapas (freepik.com/krakenimages.com)
ilustrasi kesulitan bernapas (freepik.com/krakenimages.com)

Serangan asma terjadi ketika otot-otot di sekitar saluran napas menyempit, menyebabkan udara sulit masuk dan keluar dari paru-paru.

Pada serangan ringan, gejala bisa mereda dalam beberapa menit. Namun, pada kasus yang lebih parah, serangan bisa berlangsung selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari.

Tingkat keparahan serangan ini bergantung pada seberapa besar peradangan terjadi serta seberapa efektif pengobatan yang diberikan. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, serangan asma bisa terus memburuk hingga mencapai kondisi yang mengancam nyawa.

Dalam kondisi ekstrem, serangan asma yang parah bisa menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Ketika pasokan oksigen menurun drastis, fungsi organ vital, termasuk otak, bisa terganggu.

Jika pasien tidak segera mendapatkan pertolongan medis, serangan ini berpotensi menyebabkan henti napas dan kematian. Oleh karena itu, penting bagi pasien asma untuk mengenali tanda-tanda serangan berat dan segera mencari bantuan medis jika gejala memburuk.

2. Asma parah

Tidak ada definisi universal untuk asma parah, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengategorikannya ke dalam tiga jenis:

  • Asma yang tidak diobati.
  • Asma yang sulit diobati.
  • Asma yang resistan terhadap terapi.

Untuk menentukan tingkat keparahan, tenaga medis akan mempertimbangkan frekuensi serangan, kebutuhan akan terapi inhalasi atau kortikosteroid oral, serta fungsi pernapasan pasien.

Namun, tingkat keparahan asma bisa bervariasi pada setiap individu, sehingga serangan yang dianggap ringan bagi satu orang bisa menjadi kondisi serius bagi orang lain.

Penyebab mengapa beberapa orang mengalami asma parah sementara yang lain tidak masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, yang jelas, pasien asma berisiko mengalami serangan asma yang parah. 

3. Tanda-tanda peringatan

ilustrasi tanda peringatan asma (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi tanda peringatan asma (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Gejala serangan asma berat muncul mirip dengan serangan ringan. Namun, gejala ini akan lebih intens dan lebih sulit diatasi dengan obat asma. Gejala ini juga bisa mengancam jiwa. Gejalanya dapat meliputi:

  • Sesak napas yang memburuk.
  • Nyeri dada atau sesak.
  • Batuk yang kering atau disertai lendir berlebih.
  • Mengi terus-menerus setelah pengobatan dengan inhaler penyelamat.

Beberapa tanda yang bisa menjadi alarm peringatan dari serangan asma berat meliputi:

  • Hasil pembacaan aliran ekspirasi puncak (PEF) yang rendah dengam mengukur aliran udara keluar dari paru-paru.
  • Peningkatan penggunaan inhaler atau gejala yang tidak merespons inhaler
  • Kelelahan parah.
  • Batuk yang memburuk.
  • Sesak napas, terutama jika membangunkan tidur malam atau membuat berbicara lebih sulit.
  • Merasa seperti terengah-engah.
  • Sesak dada.
  • Toleransi yang menurun terhadap olahraga. 

Serangan asma parah bukan hanya mengganggu pernapasan, tetapi juga bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Penyempitan saluran napas yang ekstrem dapat menyebabkan kekurangan oksigen, merusak organ vital, dan bahkan mengancam nyawa.

Referensi

Bagnasco, Diego, Pierluigi Paggiaro, Manuela Latorre, Chiara Folli, Elisa Testino, Arianna Bassi, Manlio Milanese, et al. “Severe Asthma: One Disease and Multiple Definitions.” World Allergy Organization Journal 14, no. 11 (November 1, 2021): 100606.
Alves, Alexssandra Maia, Luane Marques De Mello, Aline Silva Lima Matos, and Álvaro Augusto Cruz. “Severe Asthma: Comparison of Different Classifications of Severity and Control.” Respiratory Medicine 156 (July 17, 2019): 1–7. 
"Acute Severe Asthma". Diakses pada Februari 2025. University of Rochester Medical Center Rochester.
"Asthma Attack". Diakses pada Februari 2025. University of Rochester Medical Center Rochester. The American College of Allergy, Asthma & Immunology.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Rifki Wuda
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us