Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berisiko Tunda Pemulihan, Hindari 5 Makanan Ini setelah Operasi Caesar

ilustrasi perempuan hamil (pexels.com/Jonas Kakaroto)

Persalinan caesar adalah salah satu prosedur operasi besar. Oleh sebab itu, penting bagi perempuan yang baru menjalaninya untuk fokus pada semua aspek perawatan pascaoperasi.

Salah satu faktor yang penting diperhatikan untuk mempercepat pemulihan adalah makanan. Ada beberapa makanan yang perlu dimasukkan ke dalam diet setelah operasi caesar, tetapi ada pula makanan yang harus dihindari.

Pembatasan makanan didasarkan pada keyakinan bahwa beberapa makanan dapat menunda penyembuhan bekas luka operasi atau memperburuk ketidaknyamanan pada perempuan setelah operasi caesar. Berikut ini telah dirangkum dari laman Parent Circle dan Miniklub Parenting beberapa makanan yang harus dihindari setelah melahirkan secara caesar.

1. Sayuran kucifer

ilustrasi kembang kol (unsplash.com/Louis Hansel)

Sayuran kucifer, seperti kubis, kembang kol, brokoli, perlu dibatasi atau dihindari pada hari-hari pertama setelah operasi caesar. Pasalnya, semua makanan ini memicu gas dan perut kembung. Padahal, mengeluarkan gas setelah operasi caesar bisa sangat menyakitkan.

Selain itu, sayuran kucifer juga cenderung sulit dicerna. Untuk itu, lebih baik menunggu sampai rasa sakit jahitan mereda sebelum mengonsumsi makanan ini.

2. Makanan pedas

ilustrasi makanan pedas (pixabay.com/Jungyeon)

Lebih baik jauhi makanan pedas dan berbumbu tajam setelah operasi caesar, tak peduli seberapa inginnya kamu makan makanan tersebut. Pasalnya, makanan pedas dapat menyebabkan banyak masalah pencernaan, seperti kembung yang dapat meningkatkan rasa sakit di area sayatan.

Jika ingin mengonsumsi makanan pedas, sebaiknya tunggu sampai luka benar-benar sembuh. Atau, jika kamu penggemar berat makanan pedas, kamu perlu membatasi asupan makanan pedas dalam jumlah moderat.

3. Minuman berkarbonasi dan berkafein

ilustrasi kopi (pexels.com/Chevanon Photography)

Minuman berkarbonasi dan berkafein menyebabkan gangguan lambung dan peningkatan frekuensi buang air kecil karena sifat diuretiknya, yang meningkatkan risiko dehidrasi. Dehidrasi setelah operasi caesar dapat menyebabkan masalah buang air besar dan mempengaruhi produksi ASI secara negatif.

Minuman berkarbonasi juga sarat akan gula dan pengawet buatan, menjadikannya pilihan yang buruk bagi perempuan setelah operasi caesar. Sedangkan, minuman berkafein bisa mengganggu waktu tidur ibu, yang berdampak pada emosi ibu yang menjadi semakin kacau.

4. Fast food dan junk food

ilustrasi kentang goreng (pixabay.com/Ande_Hazel)

Pada hari-hari pertama setelah menjalani operasi caesar, tingkat aktivitas ibu akan sangat rendah. Oleh sebab itu, penting untuk menghindari makanan cepat saji dan junk food karena makanan ini akan menyebabkan penambahan berat badan dan sarat akan zat aditif yang tidak sehat.

Selain itu, fast food dan junk food juga dapat memicu sembelit yang bisa terasa sangat tidak nyaman bagi perempuan yang baru menjalani operasi caesar. Butuh waktu sekitar 4 hari atau lebih untuk kembali ke normal setelah operasi, jadi ada baiknya menghindari makanan cepat saji pada hari-hari tersebut.

5. Makanan dan minuman dingin

ilustrasi es krim (pixabay.com/silviarita)

Ada baiknya menghindari makanan dingin setelah persalinan caesar. Sebab, makanan dingin yang ekstrem dapat menghambat aliran darah pada ibu. Tingkat kekebalan tubuh ibu yang sangat rendah akan membuatnya rentan terhadap infeksi umum, seperti pilek, batuk, dan sakit tenggorokan.

Pilek, batuk, dan bersin terasa sangat menyakitkan bagi perempuan yang baru saja melahirkan secara caesar. Jadi, hindari minuman dingin, seperti yoghurt, es krim, air es, dan es batu sementara waktu.

Masa-masa setelah persalinan caesar adalah periode krusial bagi ibu dan bayi. Nutrisi yang baik dapat membantu mempercepat pemulihan. Sebaliknya, pilihan makanan yang kurang tepat dapat menunda pemulihan. Untuk itu, sangat penting bagi ibu untuk berhati-hati dalam memilih makanan setelah menjalani operasi caesar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eka Ami
EditorEka Ami
Follow Us