Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cacing Kremi pada Anak: Gejala, Penyebaran, Pengobatan

ilustrasi anak (pexels.com/Khalilullah Shah)
ilustrasi anak (pexels.com/Khalilullah Shah)
Intinya sih...
  • Infeksi cacing kremi dapat menular melalui tangan, permukaan yang terkontaminasi, makanan, peralatan makan, mainan, dan area publik lainnya.
  • Tanda-tanda infeksi cacing kremi pada anak antara lain gatal-gatal di sekitar anus, keputihan pada anak perempuan, serta gejala sakit perut dan mual.
  • Dokter mendiagnosis cacing kremi berdasarkan identifikasi cacing dan gejala, seperti gatal di daerah anus.

Infeksi cacing kremi adalah penyakit usus yang sangat umum dialami anak-anak usia sekolah dasar. Cacing kremi atau pinworm adalah cacing kecil, tipis, dan bagian ekornya tampak seperti jarum (pada cacing betina), yang hidup di usus besar dan rektum manusia.

Panjang cacing kremi sekitar seperempat hingga setengah inci. Cacing betina "bekerja" saat tidur. Mereka meninggalkan usus melalui anus dan menyimpan telurnya di kulit sekitarnya.

Apabila anak terkena infeksi cacing kremi, tak perlu terlalu khawatir. Cacing kremi umumnya tidak menyebabkan bahaya (hanya gatal dan gelisah saat tidur) dan tidak butuh waktu lama untuk menghilangkannya. Kenali hal-hal seputar infeksi cacing kremi pada anak lewat ulasan berikut.

1. Penyebaran

Infeksi cacing kremi (juga disebut sebagai seatworm infection atau threadworm infection) dapat menular.

Cacing kremi masuk ke dalam tubuh ketika anak menelan atau menghirup telur cacing kremi mikroskopis. Telur-telur ini dapat ditemukan di tangan dan permukaan yang terkontaminasi, seperti:

  • Seprai.
  • Handuk.
  • Pakaian (terutama pakaian dalam dan piama).
  • Toilet.
  • Perlengkapan kamar mandi.
  • Makanan.
  • Gelas minuman.
  • Peralatan makan.
  • Mainan.
  • Meja dapur.
  • Meja belajar atau meja makan siang di sekolah.
  • Permainan bak pasir (sandbox).

Telur cacing masuk ke sistem pencernaan dan menetas di usus kecil. Dari usus kecil, larva cacing kremi pergi ke usus besar, di mana mereka hidup sebagai parasit (dengan kepala menempel pada dinding bagian dalam usus).

Sekitar 1 hingga 2 bulan kemudian, cacing kremi betina dewasa meninggalkan usus besar melalui anus (lubang tempat keluarnya buang air besar). Mereka bertelur di kulit tepat di sekitar anus, yang memicu rasa gatal di daerah tersebut. Ini sering kali terjadi pada malam hari.

Apabila area yang gatal digaruk, telur cacing kremi mikroskopis berpindah ke jari. Nah, jari yang terkontaminasi kemudian dapat membawa telur cacing kremi ke mulut, di mana mereka kembali ke dalam tubuh, atau tinggal di berbagai permukaan, di mana mereka dapat hidup selama 2 sampai 3 minggu.

2. Gejala

ilustrasi anak sulit tidur akibat infeksi cacing kremi (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi anak sulit tidur akibat infeksi cacing kremi (pexels.com/cottonbro)

Tanda paling umum dari infeksi cacing kremi adalah gatal-gatal di sekitar anus sehingga menyebabkan sulit tidur. Rasa gatal ini biasanya lebih parah pada malam hari karena cacing berpindah ke daerah sekitar anus untuk bertelur.

Pada anak perempuan, infeksi cacing kremi dapat menyebar ke vagina dan menyebabkan keputihan. Jika gatal merusak kulit, ini bisa menyebabkan infeksi kulit bakteri.

Apabila anak terkena infeksi cacing kremi, cacing bisa terlihat di daerah anus, terutama 2 atau 3 jam setelah anak tertidur. Cacing mungkin terlihat seperti potongan-potongan kecil benang putih. Ya, ukurannya sangat kecil. Cacing juga mungkin terlihat di pakaian dalam anak pada pagi hari.

Sakit perut dan mual adalah gejala yang kurang umum tetapi bisa terjadi jika ada banyak cacing kremi di usus.

3. Faktor risiko

Setiap orang dapat mengalami infeksi cacing kremi. Namun, kondisi ini memang lebih sering terjadi pada anak-anak.

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami infeksi cacing kremi, seperti:

  • Mendatangi pusat penitipan anak.
  • Tinggal serumah dengan orang yang terinfeksi cacing kremi.
  • Tidak sering mencuci tangan.
  • Tinggal di lingkungan yang ramai, seperti asrama.
  • Kebiasaan mengisap ibu jari atau menggigiti kuku.

4. Diagnosis

ilustrasi tes tape untuk cek cacing kremi pada anak (pexels.com/Ksenia Chernaya)
ilustrasi tes tape untuk cek cacing kremi pada anak (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Dokter mendiagnosis cacing kremi berdasarkan identifikasi cacing dan gejala, seperti gatal di daerah anus.

Cacing mungkin terlihat dengan mata telanjang, pada pakaian dalam atau seprai, tetapi telurnya terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop.

Tes tape dengan plester khusus atau selotip dapat membantu mengidentifikasi telur. Orang tua atau pengasuh harus melakukan tes pada anak pada pagi hari setelah anak bangun, sebelum anak pergi ke kamar mandi.

Untuk melakukan tes tape, gunakan selembar selotip dan letakkan dengan kuat pada kulit di sekitar anus dengan sisi perekat menghadap ke bawah. Nantinya, telur akan menempel pada selotip. Sebuah mikroskop kemudian dapat mengidentifikasi infeksi cacing kremi.

Dianjurkan untuk melakukan tes tiga hari berturut-turut untuk meningkatkan kemungkinan menemukan telur cacing kremi.

5. Pengobatan

Dokter biasanya akan merekomendasikan obat anti cacing yang dijual bebas atau diresepkan untuk anak. Obat ini diberikan dalam satu dosis dan diulang dalam dua minggu. Dokter mungkin memutuskan untuk merawat seluruh keluarga, terutama jika anak pernah mengalami infeksi cacing kremi sebelumnya.

Meskipun obat-obatan mengatasi infeksi cacing, gatal-gatal dapat berlanjut selama sekitar satu minggu. Jadi, dokter juga mungkin memberi anak krim atau obat lain untuk membantu menghentikan rasa gatal.

Mencuci tangan secara teratur dan membersihkan rumah secara rutin (termasuk sering mengganti pakaian dalam, dan mencuci piama, handuk, dan seprai semua anggota keluarga) juga akan membantu mencegah penyebaran infeksi cacing kremi dalam keluarga.

6. Komplikasi yang dapat terjadi

ilustrasi anak-anak (pexels.com/Rebecca Zaal)
ilustrasi anak-anak (pexels.com/Rebecca Zaal)

Sebagian besar waktu, infeksi cacing kremi tidak menyebabkan masalah serius. Akan tetapi, dalam kasus yang jarang, dan terutama jika memiliki banyak cacing kremi, cacing kremi dapat menyebar dari daerah anus ke vagina ke rahim, saluran tuba, dan di sekitar organ panggul. Hal ini dapat menyebabkan peradangan pada vagina (vulvovaginitis).

Komplikasi langka lainnya termasuk:

  • Infeksi bakteri akibat menggaruk daerah anus.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Radang usus buntu.
  • Infeksi perut.
  • Penurunan berat badan.

7. Pencegahan

Orang tua dan pengasuh dapat melakukan beberapa langkah untuk mencegah infeksi cacing kremi pada anak, seperti:

  • Mengajarkan anak mencuci tangan yang baik.
  • Sering mencuci seprai dan pakaian dalam.
  • Benar-benar mencuci kursi toilet.
  • Menyeka atau membersihkan mainan.
  • Membiasakan anak sedini mungkin untuk mandi setiap hari
  • Mengajarkan anak-anak untuk tidak memasukkan jari ke dalam mulut.
  • Menjaga kuku tetap pendek.
  • Pastikan anak mencuci tangan sebelum makan.
  • Menyeka area anus secara menyeluruh dengan setiap penggantian popok.
  • Menghindari menggaruk kulit di daerah anus.

Hubungi dokter jika anak mengeluh kulitnya gatal atau selalu tampak menggaruk-garuk area anus atau vagina. Tanyakan juga apakah cacing kremi bisa menjadi penyebabnya jika anak sulit tidur atau mulai mengompol (cacing kremi dapat mengiritasi uretra, saluran tempat kencing meninggalkan kandung kemih dan keluar dari tubuh, dan menyebabkan mengompol).

Infeksi cacing kremi pada anak cukup umum terjadi dan ini dalam sebagian kasus tidak berbahaya. Dengan minum obat, mengikuti saran dokter, dan melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran penyakit, anak dapat terbebas dari cacingan dalam waktu singkat.

Referensi

"Pinworm Infections." KidsHealth. Diakses Februari 2025.
"What to know about pinworm in kids." Medical News Today. Diakses Februari 2025.
"Pinworm Infection." WebMD. Diakses Februari 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
novita ayu
Nuruliar F
novita ayu
Editornovita ayu
Follow Us