14 Penyebab Depresi Kambuh yang Perlu Diperhatikan

Salah satunya karena pengobatan depresi yang tidak tuntas

Depresi berat ialah kondisi yang kompleks dan menantang. Memang, kondisi ini dapat dikendalikan dengan perawatan intensif. Akan tetapi, masih ada potensi depresi kambuh dan kondisinya menjadi lebih berat.

Kekambuhan depresi adalah hal yang umum terjadi. Kekambuhan didefinisikan sebagai episode baru depresi setelah pemulihan. Ada kejadian tertentu yang dapat memicu episode depresi. Pemicu biasanya adalah hal-hal yang sangat pribadi. Dan, hal-hal yang menyebabkan kekambuhan depresi bagi satu orang belum tentu memicu kekambuhan bagi orang lain.

Untuk membantu menurunkan risiko mengalami kekambuhan, kali ini kita akan mempelajari apa saja penyebab depresi kambuh.

1. Menghentikan pengobatan atau pengobatan yang tidak tuntas

Menurut Everyday Health, sebagian besar kekambuhan depresi dialami oleh orang yang menghentikan pengobatan atau tidak menjalankan rutinitas pengobatan dengan baik. Kebanyakan orang ini menghentikan pengobatan atau psikoterapi ketika sudah merasa lebih baik. Akibatnya, mereka tidak benar-benar pulih dan gejala depresi perlahan kembali.

Studi dalam British Journal of General Practice (2020) menunjukkan bahwa tidak menyelesaikan pengobatan di antara episode-episode dapat membuat depresi lebih mungkin kambuh.

Menjaga jadwal tidur, berolahraga secara teratur, makan dengan baik, menghindari alkohol, dan obat-obatan adalah bagian dari pengobatan depresi yang efektif. Mempertahankan kebiasaan yang sehat dan konsisten dapat secara signifikan menurunkan risiko kekambuhan depresi.

2. Perubahan hormon

14 Penyebab Depresi Kambuh yang Perlu Diperhatikanilustrasi perempuan mengalami perubahan suasana hati (pexels.com/cottonbro studio)

Perubahan hormon pada perempuan dapat memicu depresi. Alasannya, hormon memengaruhi susunan kimiawi otak yang mengendalikan emosi dan suasana hati.

Karena alasan ini, perempuan lebih rentan mengalami depresi saat pubertas, selama dan setelah kehamilan, dan saat perimenopause. Memiliki gangguan depresi sebelum hamil menempatkan perempuan pada risiko yang lebih besar mengalami depresi pascapersalinan.

3. Stres

Saat sedang stres, kita cenderung malas mengurus diri. Stres bisa membuat kita tidur tidak nyenyak, makan makanan yang tidak sehat, dan tidak menghabiskan waktu yang cukup untuk melakukan hal-hal yang disukai.

Jika kamu mengalami stres kronis dan membiarkannya, kamu mungkin akan mengalami kekambuhan depresi. Saat stres, kita juga cenderung melupakan hal yang paling penting, seperti kesehatan mental. Neuroscience Institute menyarankan untuk menghindari stres dengan cara apa pun guna mencegah kekambuhan depresi.

Baca Juga: 12 Suplemen dan Rempah untuk Meredakan Depresi, Bisa Dicoba nih!

4. Peristiwa traumatis

14 Penyebab Depresi Kambuh yang Perlu DiperhatikanJalan utama kota Magelang yang diselimuti abu vulkanis gunung Merapi di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023). (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Peristiwa menakutkan, seperti bencana alam dan kecelakaan, dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan depresi. Tak hanya itu, peringatan dari kejadian semacam itu juga dapat menjadi pemicu. 

Sebuah studi yang dimuat dalam The British Journal of Psychiatry (2016) melaporkan bahwa orang yang terlibat dalam serangan, bencana alam, dan pengerahan militer memiliki risiko depresi yang jauh lebih besar. Sayangnya, tidak semua peristiwa ini dapat dicegah.

5. Perilaku adiktif

Alkohol dan perjudian kerap digunakan sebagai pelarian sementara untuk stres. Bukan rahasia lagi bahwa perilaku ini berpotensi menyebabkan ketagihan. Yang tidak diketahui banyak orang, terlalu banyak menonton TV juga dapat menjadi pemicu depresi.

Survei tahun 2015 yang dipublikasikan dalam American Public Health Association melaporkan bahwa menonton banyak episode TV berturut-turut dapat memicu depresi umum yang memicu stres dan kecemasan.

Lalu, saat orang tersebut berhenti menonton TV, hal itu dapat menyebabkan perubahan neurokimia secara tiba-tiba dan perasaan kehilangan, sama halnya seperti mereka yang berhenti mengonsumsi obat-obatan atau alkohol.

6. Penyalahgunaan zat

14 Penyebab Depresi Kambuh yang Perlu Diperhatikanilustrasi narkoba (unsplash.com/matthew_t_rader)

Penyalahgunaan zat, seperti obat-obatan dan/atau alkohol dapat menimbulkan banyak komplikasi. Bagi kamu yang sedang atau pernah mengalami depresi, penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol dapat memperburuk keadaan. 

Menurut Neuroscience Institute, ini karena zat pengubah pikiran memengaruhi suasana hati dan perilaku secara dramatis. Oleh sebab itu, penggunaan zat juga dapat menjadi bumerang yang secara signifikan menyebabkan kekambuhan depresi.

7. Kondisi medis lainnya

Memiliki kondisi kesehatan lain juga dapat meningkatkan risiko kambuhnya depresi. Satu studi yang dimuat dalam jurnal General Hospital Psychiatry tahun 1997 menemukan bahwa kekambuhan depresi umum terjadi pada individu yang didiagnosis dengan diabetes. Kekambuhan depresi juga lebih sering dialami oleh orang dengan kondisi mental tertentu, seperti kecemasan dan gangguan penggunaan zat.

Cleveland Clinic juga memperkirakan sepertiga orang yang didiagnosis dengan penyakit serius atau penyakit kronis juga mengalami gejala depresi. Alasannya, setelah didiagnosis dengan penyakit serius, seseorang bisa merasa sedih dan putus asa. Jika ini terus berlanjut, pengobatan mungkin diperlukan.

Beberapa penyakit kronis yang berpotensi memicu depresi meliputi diabetes, penyakit jantung, radang sendi, penyakit ginjal, HIV/AIDS, lupus, dan multiple sclerosis. Penyakit kronis biasanya dapat diperbaiki dengan pengobatan dan gaya hidup sehat.

8. Hari peringatan tertentu

14 Penyebab Depresi Kambuh yang Perlu Diperhatikanilustrasi melihat album foto (pexels.com/Dominika Roseclay)

Beberapa hari peringatan, seperti Hari Ibu atau hari ulang tahun dapat mengingatkan kamu akan kematian orang yang kamu cintai atau pengalaman traumatis masa kecil.

Pada hari itu mungkin juga mengharuskan kamu untuk mengunjungi anggota keluarga yang tidak ingin kamu temui, sehingga berpotensi memicu depresi kambuh. 

Peringatan momen besar dalam hidup, seperti perceraian, juga bisa memicu gejala depresi.

9. Perubahan dalam keluarga

Dilansir PsychCentral, perceraian, kematian orang tercinta, atau anak yang telah mandiri (misalnya kuliah di luar kota atau luar negeri) bisa menjadi perubahan besar dalam keluarga yang menyebabkan stres.

Terkadang, penambahan anggota rumah tangga dapat memberikan tekanan pada kehidupan sehari-hari. Misalnya, meminta anggota keluarga yang lanjut usia untuk tinggal di rumah untuk dirawat mungkin sangat menuntut secara emosional dan fisik.

10. Stres profesional atau finansial

Kehilangan pekerjaan atau ketidakmampuan membayar tagihan merupakan pemicu stres. Perubahan pekerjaan, kritik dari atasan, dan tanggung jawab baru dapat berkontribusi terhadap stres yang kamu rasakan setiap hari.

11. Gangguan tidur

14 Penyebab Depresi Kambuh yang Perlu Diperhatikanilustrasi gangguan tidur (pexels.com/cottonbro)

Tidur adalah fungsi penting tubuh, dan gangguan tidur seiring waktu dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres, mengutip PsychCentral.

Punya peliharaan baru, bayi baru di rumah, atau mungkin tetangga yang bising dapat mengganggu tidur. Ciptakanlah ruang tidur yang nyaman serta bangun sleep hygiene yang baik.

12. Musim tertentu

Musim tertentu juga dapat memperburuk gejala depresi yang memicu kekambuhan. Ini disebut gangguan afektif musiman. Kondisi ini paling umum terjadi pada musim gugur dan musim dingin, saat cuaca lebih dingin dan siang hari lebih pendek, tetapi beberapa orang dapat mengalami depresi musiman di musim panas, mengutip Everyday Health.

13. Tidak mengetahui pemicu pribadi

Kalau kamu tidak tahu pemicu depresi pribadi, mengenali kekambuhan depresi mungkin merupakan sebuah tantangan.

Coba catat apa, kapan, dan siapa yang menyebabkan kamu mengalami gejala. Memperhatikan tanggal, seperti hari libur, waktu saat stres secara alami lebih tinggi bagi keluarga dan individu, dapat membantu.

14. Fokus diri yang negatif

14 Penyebab Depresi Kambuh yang Perlu Diperhatikanilustrasi depresi (pixabay.com/HolgersFotografie)

Kamu tidak perlu mengalami depresi untuk mengalami harga diri yang buruk. Namun, terus-menerus merendahkan diri dapat menyebabkan perasaan kronis rendahnya harga diri yang terkait dengan depresi.

Jika kamu didiagnosis dengan depresi dan khawatir mengalami kekambuhan, ingatlah bahwa ini adalah hal biasa. Yang perlu kamu lakukan adalah segera mencari bantuan medis agar situasi tersebut dapat segera diatasi.

Baca Juga: Depresi Eksistensial, Apakah Ini Kondisi Mental yang Nyata?

Topik:

  • Nurulia
  • Donny Andrian

Berita Terkini Lainnya