Hipokalsemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Hipokalsemia bisa meningkatkan risiko osteoporosis

Hipokalsemia adalah kondisi yang terjadi saat tingkat kalsium dalam darah (bukan tulang) terlalu rendah. Seseorang dikatakan mengalami hipokalsemia jika konsentrasi kalsium serum (darah) total, kurang dari 8,8 mg/dL. 

Hipokalsemia kemungkinan disebabkan oleh produksi kalsium yang rendah atau sirkulasi kalsium yang tidak mencukupi dalam tubuh. Kekurangan magnesium atau vitamin D terkait dengan sebagian besar kasus hipokalsemia.

Gejala hipokalsemia tergantung pada seberapa ringan atau parahnya. Kondisi ini bisa diobati dan bisa berlangsung untuk waktu yang singkat atau menjadi kronis, tergantung penyebabnya. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut informasi seputar hipokalsemia.

1. Apa itu hipokalsemia?

Hipokalsemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi kekakuan otot (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kalsium merupakan salah satu mineral terpenting dan umum dalam tubuh. Sebagian besar kalsium tubuh di simpan di tulang, namun kalsium juga diperlukan dalam darah.

Kalsium dalam darah berperan dalam membantu kerja saraf, membantu membuat otot-otot saling menekan sehingga bisa bergerak, membantu pembekuan darah jika berdarah, dan membantu jantung bekerja dengan baik.

Jika tingkat kalsium dalam darah rendah, maka kondisi ini disebut hipokalsemia. Hipokalsemia bisa menghambat kemampuan tubuh untuk melalukan fungsi-fungsi penting tersebut. Kalsium dalam tulang juga diperlukan untuk membuatnya kuat.

Jika tidak mengonsumsi cukup kalsium lewat pola makan sehari-hari, maka tubuh mengambil kalsium dari tulang untuk digunakan dalam darah, yang mana ini bisa melemahkan tulang.

Tingkat kalsium dalam darah dan tulang dikontrol oleh dua hormon, yaitu hormon paratiroid dan kalsitonin. Vitamin D juga berperan penting dalam menjaga kadar kalsium karena diperlukan tubuh untuk menyerap mineral tersebut.

Hipokalsemia bisa memengaruhi usia berapa pun, termasuk bayi, dan biasanya tergantung penyebabnya. Misalnya, bayi dengan hipokalsemia (hipokalsemia neonatus) biasanya sering kali disebabkan oleh kelainan genetik.

Dilansir Healthline, hipokalsemia neonatus terjadi pada bayi yang baru lahir. Sebagian besar kasusnya terjadi dalam dua hari pertama sesudah lahir. Bayi yang baru lahir berisiko karena tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang. Hal ini terutama berlaku untuk bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes.

Para ahli belum dapat menentukan seberapa umum hipokalsemia. Ini kemungkinan terjadi karena hipokalsemia biasanya adalah efek samping dari masalah kesehatan lain.

Hipokalsemia merupakan efek samping umum dari pengangkatan tiroid (tiroidektomi). Sekitar 7 persen hingga 49 persen orang mengalami hipokalsemia sementara sesudah tiroidektomi, mengutip Cleveland Clinic.

2. Penyebab

Hipokalsemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi hipopatiroidisme (pro.endocrineweb.com)

Terdapat banyak fungsi dan faktor kompleks yang terlibat dalam mempertahankan tingkat kalsium yang stabil dalam darah dan tubuh. Oleh sebab itu, beberapa kondisi dan gangguan kesehatan yang berbeda bisa menyebabkan hipokalsemia.

Dalam sebagian besar kasus, masalah dengan kadar hormon paratiroid dan/atau kadar vitamin D terlibat dengan penyebab hipokalsemia. Ini karena hormon paratiroid membantu mengendalikan kadar kalsium dalam darah dan vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium.

Tiga penyebab paling umum hipokalsemia mencakup:

  • Hipopatiroidisme: Hipopatiroidisme terjadi saat kelenjar paratiroid (empat kelenjar kecil seukuran kacang polong di belakang tiroid di leher) tidak memproduksi cukup hormon paratiroid. Rendahnya kadar hormon paratiroid mengakibatkan rendahnya kadar kalsium dalam tubuh. Seseorang bisa menderita hipopatiroidisme karena kelainan bawaan atau karena satu atau lebih kelenjar paratiroid atau kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan (tiroidektomi)
  • Kekurangan vitamin D: Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dengan baik. Oleh sebab itu, kekurangan vitamin D dalam tubuh bisa mengakibatkan hipokalsemia. Kekurangan vitamin D bisa disebabkan oleh kelainan bawaan atau karena tidak mendapat cukup sinar matahari atau tidak cukup mengonsumsi vitamin D.
  • Gagal ginjal: Hipokalsemia pada gagal ginjal kronis disebabkan oleh peningkatan kadar fosfor dalam darah dan penurunan produksi ginjal dari jenis vitamin D tertentu.

Penyebab lain dari hipokalsemia termasuk:

  • Obat-obatan tertentu: Bifosfonat, kortikosteroid, rifampisin, klorokuin, kalsitonin, cinacalcet, denosumab, foscarnet, dan plicamycin bisa menyebabkan hipokalsemia.
  • Pseudohypoparathyroidism: Ini merupakan kelainan bawaan yang mengakibatkan tubuh tidak merespons dengan baik jumlah normal hormon paratiroid yang dimilikinya. Tubuh bertindak seperti tidak mempunyai kadar hormon paratiroid yang normal.
  • Pankreatitis: Sekitar 15 persen hingga 88 persen orang dengan pankreatitis akut akan mengalami hipokalsemia.
  • Hipomagnesemia: Kelenjar paratiroid memerlukan magnesium untuk membuat dan melepaskan hormon paratiroid, jadi saat magnesium terlalu rendah (hipomagnesemia), maka hormon paratiroid tidak cukup diproduksi dan kadar kalsium dalam darah juga lebih rendah.
  • Kelainan genetik langka tertentu: Mutasi genetik seperti sindrom DiGeorge, bisa menyebabkan hipokalsemia.

3. Gejala

Hipokalsemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi nyeri otot (freepik.com/drobotdean)

Beberapa orang kemungkinan tidak mempunyai gejala atau tanda dari hipokalsemia. Nah, karena kondisi ini memengaruhi sistem saraf, bayi yang terkena hipokalsemia kemungkinan akan berkedut atau gemetar.

Orang dewasa yang mempunyai gejala kemungkinan akan mengalami:

  • Kejang otot.
  • Kekakuan otot.
  • Kelelahan.
  • Perubahan suasana hati, seperti kecemasan, depresi, atau mudah marah.
  • Parestesia, atau perasaan tertusuk jarum, di ekstremitas.
  • Hipotensi.
  • Masalah memori.
  • Kesulitan berbicara atau menelan.
  • Parkinsonisme.
  • Papilledema atau pembengkakan cakram optik.

Gejala hipokalsemia berat meliputi:

  • Aritmia.
  • Kejang.
  • Gagal jantung kongestif.
  • Laringospasme atau kejang pada kotak suara.

Gejala jangka panjang hipokalsemia antara lain:

  • Kuku rapuh.
  • Kulit kering.
  • Demensia.
  • Batu ginjal atau endapan kalsium lainnya dalam tubuh.
  • Katarak.
  • Eksem.

Baca Juga: Bukan Cuma untuk Tulang Sehat, Ini 5 Manfaat Kalsium Lainnya 

4. Diagnosis

Hipokalsemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi prosedur tes darah (amoryurgentcare.com)

Dokter menegakkan diagnosis hipokalsemia dengan menggunakan tes darah konsentrasi kalsium. Selain itu, mencari tahu dan mendiagnosis penyebab dari hipokalsemia juga sama pentingnya.

Dokter bisa melakukan tes atau prosedur berikut untuk mencoba menentukan penyebab hipokalsemia atau untuk memastikan hipokalsemianya tidak memengaruhi bagian tubuh lain:

  • Tes darah lainnya: Dokter mungkin akan melakukan lebih banyak tes darah untuk memeriksa kadar magnesium, fosfor, hormon paratiroid, dan/ atau vitamin D.
  • Elektrokardiogram (EKG): EKG merupakan prosedur yang menggunakan elektroda yang dipasang di dada untuk mengukur irama jantung. Hipokalsemia bisa mengakibatkan irama jantung yang tidak normal.
  • Tes pencitraan tulang: Tes pencitraan tulang bisa digunakan untuk melihat apakah pasien mempunyai masalah kalsium di tulangnya, seperti osteomalacia atau rakitis.

5. Pengobatan

Hipokalsemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi minum obat atau suplemen (pexels.com/JESHOOTS.com)

Beberapa kasus hipokalsemia hilang tanpa pengobatan, sementara beberapa kasus parah dan bahkan bisa mengancam jiwa. Dalam kasus hipokalsemia akut, maka dokter kemungkinan besar akan memberikan kalsium melalui pembuluh darah atau secara intravena.

Perawatan hipokalsemia lainnya meliputi:

  • Obat-obatan: Banyak kasus hipokalsemia mudah diobati dengan perubahan pola makan. Mengonsumsi suplemen kalsium, vitamin D, atau magnesium, atau sumber makan vitamin dan mineral tersebut juga bisa membantu mengobati hipokalsemia.
  • Perawatan rumah: Menghabiskan waktu di bawah sinar matahari akan meningkatkan kadar vitamin D. Jumlah sinar matahari yang dibutuhkan berbeda-beda untuk setiap orang. Namun, pastikan untuk menggunakan tabir surya sebagai perlindungan jika berada di bawah sinar matahari yang lama. Dokter mungkin juga akan merekomendasikan rencana pola makan tinggi kalsium.

6. Prognosis

Hipokalsemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi nyeri pinggang (freepik.com/freepik)

Gejala hipokalsemia sering hilang dengan pengobatan yang tepat. Kondisi ini jarang mengancam jiwa. Dalam banyak kasus, hipokalsemia hilang dengan sendirinya. Namun, orang dengan hipokalsemia kronis mungkin butuh pengobatan sepanjang hidupnya.

Orang dengan hipokalsemia juga berisiko terkena osteoporosis karena tulang mereka melepaskan kalsium ke dalam aliran darah, alih-alih menggunakannya. Komplikasi lainnya yaitu meliputi:

  • Batu ginjal.
  • Gagal ginjal.
  • Detak jantung abnormal atau aritmia.
  • Masalah sistem saraf.

Kunci untuk mencegah hipokalsemia yaitu dengan mempertahankan kadar kalsium ke tingkat yang normal atau sehat. Sebaiknya makan makanan yang kaya akan kalsium seperti produk susu (seperti susu, yoghurt dan keju), kacang polong, tahu, bayam, brokoli, kacang-kacangan dan biji-bijian.

Jika tidak khawatir tidak mendapat cukup vitamin D atau magnesium, bicarakan dengan dokter mengenai konsumsi suplemen. Ini penting karena asupan kalsium terlalu tinggi dapat menyebabkan kelebihan kalsium (hiperkalsemia). Ada pula peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, batu ginjal, dan masalah kesehatan serius lainnya.

Baca Juga: 7 Tanda Tubuhmu Kekurangan Kalsium, Cegah Selagi Masih Muda!

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya