5 Penyakit Berkaitan dengan Inflamasi yang Tak Boleh Diremehkan

Tes darah rutin dapat mendeteksi adanya kelainan

Beberapa di antara kalian tentunya pernah mendapatkan resep obat steroid atau obat anti-inflamasi seperti ibuprofen dan aspirin. Akan tetapi, tahukah kalian apa yang dimaksud dengan inflamasi dan penyakit apa sajakah yang berkaitan dengan inflamasi?

Secara garis besar ada dua tipe inflamasi, yaitu inflamasi akut dan kronis. Seseorang yang memiliki inflamasi kronis awalnya mungkin tidak merasakan gejala apapun karena onset penyakit terjadi lama.

Beberapa contoh penyakit inflamasi kronis, yaitu diabetes tipe 2 dan rematik. Seperti yang sudah kita ketahui, gejala diabetes dan rematik awalnya terlihat sepele atau bisa jadi tidak kita sadari. Saat kita akhirnya mengetahui tengah mengidap penyakit tersebut, bisa jadi kondisinya sudah cukup parah.

Nah, untuk mencegah keterlambatan pengobatan, lebih baik kita kenali bersama jenis-jenis penyakit yang berkaitan dengan inflamasi kronis dan bagaimana cara mengatasinya agar tidak menyebar ke organ tubuh lain berikut ini, ya!

1. Rematik

5 Penyakit Berkaitan dengan Inflamasi yang Tak Boleh Diremehkanilustrasi nyeri pada pergelangan tangan (pixabay.com/Septimiu)

Rematik, selain disebut penyakit autoimun, juga merupakan penyakit yang berkaitan dengan inflamasi. Dikutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), sistem imun tubuh secara tidak sengaja menyerang sel yang sehat dan kemudian menyebabkan inflamasi di bagian tubuh tertentu. Inflamasi pada pasien rematik umumnya terjadi di pinggir/tepi sendi pada organ tangan, pergelangan tangan, dan lutut.

Gejala rematik, meski terkesan ringan, tidak boleh diremehkan karena dapat mengakibatkan kerusakan sendi. Merangkum laman Everyday Health, gejala rematik yang sudah dirasakan selama 6 bulan berturut-turut sebaiknya segera diperiksakan untuk mendapatkan analisa dan tindakan medis. Keterlambatan dalam mendapatkan pengobatan medis akan mengakibatkan inflamasi menyebar dan akhirnya menyebabkan hilanganya kepadatan tulang (bone loss).

2. Perlemakan hati

5 Penyakit Berkaitan dengan Inflamasi yang Tak Boleh Diremehkanilustrasi organ hati (pixabay.com/LillyCantabile)

Penyakit perlemakan hati atau Fatty Liver Disease adalah kondisi medis yang ditandai dengan penumpukan lemak di organ hati. Salah satu kategori penyakit perlemakan hati yang patut diwaspadai adalah perlemakan hati non alkohol atau NAFLD. Organ hati pada pasien yang menderita NAFLD mengalami penumpukan lemak, tetapi tidak ada kerusakan pada jaringan ataupun inflamasi. Pasien yang memiliki NAFLD berpotensi untuk mengalami Nonalcoholic Steatohepatitis atau NASH.

NAFLD patut diwaspadai karena umumnya pasien tidak merasakan gejala apapun. Mengutip Mayo Clinic, jumlah pasien yang mengalami NAFLD mengalami peningkatan di dunia, khususnya di negara bagian barat. Kondisi baru terdeteksi saat pasien melakukan tes darah rutin. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan pasien juga dapat menunjukkan gejala seperti:

  • perut bengkak di sisi kanan atas.
  • pembuluh darah terlihat jelas pada tangan.
  • kulit berubah warna menjadi kekuningan.

Kemudian, perbedaan utama antara NAFLD dengan NASH adalah pasien dengan NASH menunjukkan inflamasi dan penumpukan lemak di organ hati. Apabila tidak segera diobati dapat menyebabkan sirosis (kerusakan organ hati). Laman Hopkins Medicine menyebut jika seseorang yang memiliki berat badan berlebihan mempunyai kadar kolesterol buruk (LDL) tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi berisiko untuk mengalami NASH.

Baca Juga: Studi: Perceraian Picu Risiko Inflamasi pada Laki-laki

3. Spondilitis ankilosa

5 Penyakit Berkaitan dengan Inflamasi yang Tak Boleh Diremehkanilustrasi x-ray tulang belakang (pexels.com/cottonbro)

Termasuk salah satu penyakit inflamasi kronis, spondilitis ankilosa terjadi karena faktor genetik dan faktor lingkungan. Dilansir laman Hospital for Special Surgery (HSS), kurang lebih 90% dari pasien yang didiagnosa spondilitis ankilosa memiliki penanda genetik HLA-B27 yang ditemukan di sel darah putih. Sekedar informasi, tidak semua orang yang memiliki penanda genetik HLA-B27 akan mengalami spondilitis ankilosa.

Spondilitis ankilosa berpengaruh kepada keelastisan tubuh seseorang, terutama di bagian tulang belakang, sendi, atau tulang dada. Gejala utama yang dirasakan oleh penderita spondilitis ankilosa antara lain; nyeri punggung atau sakit di bagian leher, badan terasa kaku di pagi hari dan setelah istirahat dalam kurun waktu lama.

Pengobatan dini untuk spondilitis ankilosa sangat dianjurkan untuk mencegah inflamasi di organ tubuh lain seperti di aorta (pembuluh darah di jantung), artritis, dan paru-paru. Pengamatan yang mendetail seperti menggunakan penggambaran digital (CT-Scan, MRI scan, atau X-ray) dan tes fisik sangat dianjurkan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan spondilitis ankilosa secara total. Pengobatan dilakukan dengan terapi fisik, latihan pernapasan, dan obat anti nyeri (NSAID).

4. Diabetes tipe 2

5 Penyakit Berkaitan dengan Inflamasi yang Tak Boleh Diremehkanilustrasi obesitas (pexels.com/Andres Ayrton)

Diabetes tipe 2 terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik atau tubuh tidak memproduksi insulin dengan cukup. Fungsi insulin di dalam tubuh adalah untuk mengatur kadar darah di dalam tubuh. Lalu, apa kaitannya insulin dengan inflamasi?

Dirangkum WebMD, sel kimia seperti cytokine dapat memicu inflamasi di dalam tubuh yang kemudian menyebabkan gangguan pada insulin. Faktor pemicu seperti jarang berolahraga dan memiliki berat badan berlebihan menyebabkan penimbunan sel lemak di bagian perut. Sel lemak yang berlebihan secara tidak langsung memicu tingginya kadar cytokine yang lantas menyebabkan inflamasi hingga membuat insulin jadi tidak berfungsi dengan baik.

Langkah termudah untuk mencegah terjadinya diabetes tipe 2 adalah mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis. Dikutip Medical News Today, pola makan yang mengandung kadar gula tinggi dapat memicu inflamasi yang dapat mengarah kepada diabetes tipe 2. Selain mengurangi makanan dan minuman berkadar gula tinggi, kita juga perlu mengonsumsi makanan rendah lemak dan menjaga berat badan di ukuran normal.

5. Asma

5 Penyakit Berkaitan dengan Inflamasi yang Tak Boleh Diremehkanilustrasi alat inhalasi untuk asma (pixabay.com/coltsfan)

Asma termasuk penyakit yang berkaitan dengan inflamasi kronis. Seseorang yang memiliki penyakit asma akan kesulitan bernapas, batuk, mengeluarkan bunyi saat bernapas, dan napas menjadi pendek.

Kondisi asma terjadi karena saluran pernapasan yang menyempit dan membengkak (inflamasi). Merangkum jurnal Mutation Research tahun 2010, inflamasi di saluran pernapasan terjadi karena respon imun yang berlebihan terhadap zat yang bukanlah alergen untuk orang tersebut.

Penyakit asma tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol untuk tidak menjadi buruk. Salah satu pengobatan yang digunakan oleh seseorang dengan penyakit asma adalah alat inhalasi. Dilansir badan kesehatan dunia atau WHO, ada dua jenis inhalasi, yaitu bronchodilators yang membuka saluran agar dapat bernapas dan steroid yang meredakan inflamasi di saluran.  

Seseorang yang memiliki penyakit asma juga dianjurkan untuk menghindari alergen/pemicu gejala asma, contohnya debu, kotoran binatang tikus dan kecoak, infeksi dari flu, senyawa kimia di produk pembersih, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) menyarankan mereka yang mempunyai sakit asma untuk memperoleh vaksin seperti influenza, tdap, dan pneumonia.

Mayoritas penyakit-penyakit ini dapat dicegah melalui tes darah rutin minimum setahun sekali serta menerapkan pola hidup yang sehat. Informasi mengenai tes darah rutin dapat diperoleh dari dokter atau laboratorium terdekat. Penyakit spondilitis ankilosa dan asma memiliki kombinasi genetik, namun, pengobatan dini dan vaksin, khususnya untuk penderita asma dapat mencegah risiko komplikasi kesehatan. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: 5 Fakta Anya Geraldine Sakit Inflamasi Usus hingga Harus Dioperasi

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya