Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Obat SNRI: Cara Kerja, Manfaat, dan Efek Samping

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) merupakan kelompok obat antidepresan yang digunakan untuk mengobati depresi, kecemasan, OCD, ADHD, fibromialgia, nyeri saraf, dan gangguan nyeri lainnya.
  • Obat ini cenderung memiliki hasil terbaik ketika penggunanya juga mendapatkan beberapa jenis terapi untuk kondisi yang mendasarinya.
  • SNRI sangat mirip dengan kategori antidepresan lain, yaitu SSRI, tetapi SNRI memiliki efek yang sedikit lebih luas pada proses kimia di otak, dan beberapa individu yang tidak merespons SSRI bisa mendapat manfaat dari SNRI.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) adalah kelompok obat antidepresan. Obat ini digunakan untuk mengobati depresi dan kecemasan, gangguan obsesif kompulsif (OCD), attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), fibromialgia, nyeri saraf, dan gangguan nyeri lainnya.

Pertama kali diperkenalkan pada pertengahan 1990-an, SNRI bekerja dengan cara menghalangi reabsorpsi bahan kimia otak serotonin dan norepinefrin.

SNRI sangat mirip dengan kategori antidepresan lain, yaitu selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), tetapi SNRI memiliki efek yang sedikit lebih luas pada proses kimia di otak, dan beberapa individu yang tidak merespons SSRI bisa mendapat manfaat dari SNRI. Penelitian telah menunjukkan bahwa SNRI mungkin sedikit lebih efektif daripada SSRI, tetapi bisa menyebabkan lebih banyak efek samping pada beberapa individu.

1. Cara kerja

SNRI bekerja pada transporter serotonin (SERT) dan transporter norepinefrin (NET), yang merupakan glikoprotein dalam sinapsis. Fungsinya untuk mengambil neurotransmiter ekstra dari sinapsis ini dan mentransfernya kembali ke saraf prasinaptik untuk digunakan lebih lanjut.

Dengan menghambat aktivitas transporter ini, SNRI meningkatkan jumlah kedua neurotransmiter di neuron. Peningkatan konsentrasi mengubah suasana hati dan meningkatkan kewaspadaan pada orang dengan gejala depresi. Pembawa pesan kimia ini bertanggung jawab untuk mengatur proses mental dan fisik selain keadaan emosional, termasuk cinta seksual dan romantis, trauma, dan dorongan obsesif.

Terkadang, dokter meresepkan obat SNRI untuk pengobatan masalah kesehatan yang tampaknya tidak terkait dengan depresi atau kecemasan. Kondisi nyeri kronis, seperti fibromialgia dan nyeri neuropatik yang terkait neuropati diabetik dan inkontinensia urine stres pada perempuan, telah merespon dengan baik terhadap obat SNRI tertentu.

Neuropati diabetik dan migrain juga telah terbukti membaik pada beberapa orang dengan penggunaan Effexor, yang juga digunakan untuk mengobati kelelahan kronis dan beberapa gejala menopause.

Perlu dicatat, antidepresan cenderung memiliki hasil terbaik ketika orang yang meminumnya juga mendapatkan beberapa jenis terapi. 

Obat-obatan dapat berguna untuk mengobati gejala depresi dan kecemasan, tetapi obat tersebut tidak mengatasi akar penyebab, emosi, atau keadaan yang menyebabkan atau berkontribusi pada kondisi kesehatan mental.

Secara umum, pengguna antidepresan juga sangat direkomendasikan untuk menemui profesional kesehatan mental.

2. Manfaat

ilustrasi obat SNRI (unsplash.com/danilo.alvesd)
ilustrasi obat SNRI (unsplash.com/danilo.alvesd)

Aantidepresan SNRI adalah tablet atau kapsul oral yang disetujui untuk pengobatan kondisi berikut:

  • Gangguan depresi mayor.
  • Gangguan kecemasan umum.
  • Gangguan kecemasan sosial.
  • Gangguan panik.
  • Fibromyalgia.
  • Nyeri neuropatik perifer diabetes.
  • Nyeri muskuloskeletal kronis.

Penggunaan di luar label meliputi:

  • Hot flash karena kemoterapi hormonal.
  • PTSD.
  • ADHD.
  • Nyeri neuropatik

Beberapa pengurangan gejala mungkin terlihat dalam 1–2 minggu. Namun, mungkin perlu 6–8 minggu pengobatan sebelum efek penuh terlihat.

3. Efek samping

Para ilmuwan baru mulai memahami sejauh mana fungsi yang dilakukan serotonin dan norepinefrin di otak manusia. Karena neurotransmiter sangat terlibat dalam semua aktivitas fisiologis, semua antidepresan membawa beberapa risiko efek samping yang tidak diinginkan.

Seperti halnya semua obat antidepresan, individu yang menggunakan SNRI dapat merespons dengan cara yang berbeda. Mereka mungkin mengalami efek samping yang bervariasi dalam tingkat keparahan dari ringan hingga parah, atau mungkin tidak mengalami efek samping sama sekali.

Efek samping yang mungkin dialami seseorang yang menggunakan SNRI meliputi:

  • Efek kardiovaskular: Hipertensi bersama dengan peningkatan denyut jantung dapat terjadi. Risiko hipertensi berkelanjutan terlihat pada 2,3 persen orang dalam studi terkontrol. Penggunaan agen ini dapat meningkatkan konsentrasi serum low-density lipoprotein (LDL), kolesterol dan trigliserida. Hal ini dapat meningkatkan risiko aterosklerosis dan stroke. Hipotensi ortostatik—istilah untuk perasaan pingsan ketika berdiri atau meregangkan tubuh terlalu cepat—dan pingsan juga telah dilaporkan.
  • Efek gastrointestinal: Konstipasi, mulut kering, anoreksia, penambahan berat badan, dan mual adalah beberapa efek gastrointestinal merugikan yang umum dari SNRI.
  • Efek sistem saraf: Efek yang paling umum pada sistem saraf termasuk pusing, sakit kepala (tidak berhubungan dengan tekanan darah), kantuk, gangguan tidur (insomnia, hipersomnia), kebingungan, dan kehilangan memori. Pada dosis tinggi, kecemasan, depresi, dan perasaan ingin bunuh diri dapat meningkat. Selain itu, kejang telah dilaporkan dalam beberapa kasus.
  • Kemungkinan efek pada hati: Kerusakan hati mungkin terjadi ketika seseorang sudah mengalami penyakit hati kronis.
  • Efek samping pada sistem kemih dan reproduksi: Impotensi, ejakulasi tertunda dan dini, dan anorgasmia telah dilaporkan. Hiponatremia (natrium sangat rendah) adalah efek samping utama dari SSRI dan SNRI.
  • Pendarahan abnormal: Pendarahan abnormal harus dilaporkan ke dokter. SNRI harus digunakan dengan hati-hati jika seseorang menggunakan antikoagulan seperti warfarin atau aspirin.
  • Kehamilan dan SNRI: Pada uji coba hewan, SNRI telah menunjukkan efek teratogenik (perkembangan janin atau embrio). Penggunaannya dikontraindikasikan pada ibu hamil serta ibu menyusui dan risiko apa pun harus ditimbang secara menyeluruh dengan dokter sebelum menggunakan SNRI saat hamil atau menyusui. Menurut sebuah studi tahun 2010, risiko keguguran pada perempuan yang menggunakan antidepresan saat hamil meningkat sebesar 68 persen, dan SNRI Effexor terbukti sedikit meningkatkan risiko aborsi spontan. Studi yang sama menemukan bahwa menggabungkan antidepresan dapat melipatgandakan risiko keguguran.
  • Efek lain: Gangguan penglihatan, midriasis (pelebaran pupil), trombositopenia (jumlah trombosit darah rendah), anemia, alopecia (rambut rontok), artralgia (nyeri sendi yang terus-menerus), dan sindrom mirip lupus ditemukan pada beberapa orang.

4. Interaksi obat

ilustrasi interaksi obat-obatan (unsplash.com/hikendal)
ilustrasi interaksi obat-obatan (unsplash.com/hikendal)

Zat dan obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan bersama dengan SNRI. Ini termasuk:

  • Monoamine oxidase inhibitor.
  • Antidepresan trisiklik.
  • Triptan.
  • Antikoagulan.
  • Antihistamin.
  • Alkohol.
  • Theophylline.
  • Ketoconazole.

Untuk menghindari reaksi obat yang merugikan, beri tahu obat apa pun yang sedang kamu konsumsi dengan psikiater atau dokter sebelum mulai minum antidepresan.

5. Merek dagang

Nama generik dan merek antidepresan SNRI meliputi:

  • Cymbalta.
  • Desvenlafaxine.
  • Drizalma Sprinkle.
  • Duloxetine.
  • Effexor XR.
  • Fetzima.
  • Levomilnacipran.
  • Milnacipran.
  • Pristiq.
  • Savella.
  • Venlafaxine.

6. Peringatan

ilustrasi obat SNRI (unsplash.com/Pawel Czerwinski)
ilustrasi obat SNRI (unsplash.com/Pawel Czerwinski)

Dokter cenderung menyarankan agar orang menghindari konsumsi alkohol saat mengonsumsi antidepresan. Ini karena alkohol dapat:

  • Memperburuk gejala depresi, termasuk pikiran dan perilaku bunuh diri.
  • Membuat perawatan lebih sulit.
  • Meningkatkan risiko efek samping antidepresan.
  • Memperburuk efek samping antidepresan.
  • Meningkatkan risiko overdosis.

Menggabungkan antidepresan dan alkohol juga dapat memberi tekanan tambahan pada hati, yang dapat menyebabkan masalah hati.

Namun, beberapa orang mungkin enggan untuk menghindari alkohol sepenuhnya. Bagi mereka yang ingin terus minum alkohol sambil mengonsumsi antidepresan, penting untuk melakukannya secara moderat dan aman.

Beberapa dokter menyarankan agar perempuan pengguna antidepresan tidak mengonsumsi lebih dari satu minuman beralkohol per hari, sementara untuk laki-laki tidak lebih dari dua minuman beralkohol per hari. Dokter juga mungkin merekomendasikan mengonsumsi alkohol dengan makanan, dan meminumnya perlahan.

Beberapa orang ingin berhenti menggunakan SNRI karena berbagai alasan. Misalnya karena efek samping atau peningkatan gejala depresi. Jangan berhenti minum obat tanpa berbicara dengan dokter terlebih dahulu. Menghentikan konsumsinya secara tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus obat atau kembalinya depresi.

Dokter dapat membantu mengurangi dosis obat secara bertahap dan aman untuk mengurangi gejala putus obat. Dokter juga dapat membantu memantau kekambuhan depresi.

Obat SNRI adalah kelas antidepresan yang dapat membantu meringankan gejala depresi, kecemasan, atau nyeri kronis pada beberapa orang. Jika SNRI tidak bekerja, ada banyak obat lain dan pilihan pengobatan non obat untuk depresi. Penting untuk terus berusaha menemukan pengobatan yang cocok. Sekitar 80–90 persen orang dengan depresi akhirnya merespons dengan baik terhadap pengobatan.

Referensi

GoodTherapy. Diakses pada Juli 2024. SNRIs (Serotonin Norepinephrine Reuptake Inhibitors)
RxList. Diakses pada Juli 2024. How Do SNRI Antidepressants Work?
Medical News Today. Diakses pada Juli 2024. What to know about serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) drugs.
National Alliance on Mental Illness. Diakses pada Juli 2024. Can I drink alcohol while taking antidepressants?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us