Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pasien Buta akibat Penuaan Kini Bisa Melihat Lagi berkat Chip Ini

Seorang laki-laki membaca buku.
ilustrasi membaca buku (pexels.com/Yogendra Singh)
Intinya sih...
  • Chip PRIMA berhasil memulihkan penglihatan tengah pada 26 dari 32 pasien lansia dengan kebutaan akibat degenerasi makula, bahkan sebagian dari mereka bisa membaca lagi.
  • Sistem ini bekerja dengan mengubah sinar inframerah menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak, menggantikan fungsi retina yang rusak.
  • Meski masih hitam putih, tetapi versi baru PRIMA tengah dikembangkan agar memungkinkan pengenalan wajah dan penglihatan lebih tajam.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebuah chip mungil yang ditanamkan di dalam mata berhasil mengembalikan penglihatan pada orang yang kehilangan penglihatan akibat degenerasi makula terkait usia, penyakit mata yang selama ini dianggap tak bisa disembuhkan.

Alat bernama PRIMA system ini diuji di 17 rumah sakit di Eropa, dan hasilnya menakjubkan. Tercatat, 26 dari 32 pasien yang menjalani uji coba selama setahun menunjukkan perbaikan signifikan pada penglihatan tengah mereka. Bahkan, sebagian dari mereka kembali bisa membaca.

“Ini adalah pertama kalinya percobaan pemulihan penglihatan menunjukkan hasil luar biasa pada banyak pasien,” kata dr. José-Alain Sahel dari University of Pittsburgh School of Medicine, salah satu penulis utama studi tersebut, mengutip laman resmi Universitas Pittsburgh.

Lebih dari 80 persen peserta mampu membaca huruf, kata, bahkan beberapa sudah bisa membaca halaman buku. “Ini dulu cuma mimpi ketika kami memulai riset ini 15 tahun lalu,” tambahnya.

Cara kerja chip

Degenerasi makula menyebabkan kerusakan pada bagian retina yang bertugas menangkap detail penglihatan. Pada kondisi parah yang disebut geographic atrophy, sel-sel retina yang menangkap cahaya mati, menciptakan “lubang” di tengah pandangan, sementara penglihatan tepi masih tersisa.

Chip PRIMA, hasil rancangan dr. Daniel Palanker dari Universitas Stanford, bekerja layaknya pengganti sel retina yang mati.

Ukurannya hanya 2x2 milimeter, lebih tipis dari sehelai rambut, dengan 378 piksel fotovoltaik di dalamnya. Chip ini ditanam di balik retina, tepat di area yang paling rusak.

Bagian lain dari sistem PRIMA adalah kacamata khusus yang terhubung ke prosesor kecil di saku pengguna. Kacamata ini menangkap gambar, lalu mengubahnya menjadi sinar inframerah (tak terlihat oleh mata) dan mengirimkannya ke implan. Chip kemudian mengubah sinar tersebut menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak, seperti fungsi alami mata manusia.

Menariknya, chip ini tidak membutuhkan baterai karena mendapatkan daya dari cahaya inframerah itu sendiri.

Harapan baru bagi orang dengan kebutaan parsian

Seorang perempuan membaca buku.
ilustrasi membaca buku (pexels.com/Anna Shvets)

Setelah melalui uji coba kecil, tim peneliti memperluas studi ke 38 pasien di lima negara Eropa. Rata-rata peserta berusia 79 tahun dan mengalami kehilangan penglihatan akibat atrofi retina. Setelah operasi, mereka menjalani pelatihan intensif untuk belajar “melihat kembali” dengan chip ini, mulai dari mengenali pola hingga membaca teks.

Hasilnya luar biasa. Sebanyak 81 persen pasien menunjukkan peningkatan nyata dalam kemampuan melihat.
Salah satu pasien, Sheila Irvine, mengaku harapannya kembali menyala setelah bertahun-tahun kehilangan kemampuan membaca.

“Sebelum implan, rasanya seperti ada dua lingkaran hitam di mataku. Sekarang aku bisa melihat huruf lagi. Belajar membaca ulang tidak mudah, tapi makin sering aku berlatih, makin banyak yang aku pahami,” ujarnya.

Meski 19 peserta mengalami efek samping pascaoperasi, tetapi sebagian besar cepat pulih dan penglihatan tepi mereka tidak terganggu.

Saat ini, PRIMA masih menampilkan gambar hitam putih, tetapi tim peneliti tengah mengembangkan versi skala abu-abu agar pengguna dapat mengenali wajah dan melihat dengan lebih detail.

“Yang paling diinginkan pasien adalah bisa membaca dan mengenali wajah orang tercinta,” kata dr. Palanker. “Ini baru generasi pertama. Ke depannya, resolusi chip akan meningkat dan kacamatanya pun tampak lebih alami."

Referensi

"Retinal Implant Restores Central Vision in Patients with Age-Related Macular Degeneration." University of Pittsburgh.

Frank G. Holz et al., “Subretinal Photovoltaic Implant to Restore Vision in Geographic Atrophy Due to AMD,” New England Journal of Medicine, October 20, 2025, https://doi.org/10.1056/nejmoa2501396.

"Eye prosthesis is the first to restore sight lost to macular degeneration." Stanford Medicine. Diakses Oktober 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

46 Makanan Tinggi Protein, Bisa Bantu Kamu Turunkan Berat Badan

22 Okt 2025, 13:06 WIBHealth