Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pengaruh Menopause terhadap Kadar Kolesterol Perempuan

ilustrasi perempuan usia menopause (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Menopause meningkatkan risiko kolesterol
  • Peningkatan kadar kolesterol terjadi setelah menopause, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada perempuan.
  • Perubahan hormonal memengaruhi metabolisme lipid

Menopause adalah proses biologis alami yang menandai berakhirnya masa reproduksi perempuan, biasanya terjadi saat memasuki usia 45 tahun. Selama masa ini, perempuan mengalami berbagai perubahan fisiologis akibat fluktuasi kadar hormon, khususnya penurunan hormon estrogen.

Pergeseran hormonal ini tidak hanya memengaruhi kesehatan reproduksi, tetapi juga memiliki implikasi signifikan terhadap kesehatan kardiovaskular, khususnya terkait kadar kolesterol. 

Sebelum menopause, perempuan umumnya memiliki kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL), atau kolesterol jahat, yang lebih rendah. Namun, setelah menopause, kadar LDL perempuan meningkat, yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Memahami bagaimana menopause memengaruhi kolesterol dapat membantu perempuan mengelola kesehatan mereka secara lebih efektif selama masa ini.

1. Perubahan kolesterol selama menopause

Penelitian menunjukkan, status menopause berhubungan signifikan dengan peningkatan kadar kolesterol.

Misalnya, sebuah penelitian yang melibatkan perempuan paruh baya menemukan bahwa perempuan pascamenopause memiliki kadar kolesterol total dan LDL yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan pramenopause. Secara khusus, kadar kolesterol total diamati meningkat dari rata-rata 196 mg/dL pada perempuan pramenopause menjadi 201 mg/dL pada perempuan pascamenopause, yang menunjukkan peningkatan yang marginal tetapi signifikan (PLoS One, 2023).

Perubahan hormonal selama menopause menyebabkan perubahan metabolisme lipid. Estrogen memengaruhi kemampuan hati untuk memproses lipid; dengan demikian, penurunannya mengakibatkan peningkatan LDL dan trigliserida sekaligus berpotensi menurunkan high-density lipoprotein (HDL) alias kolesterol baik. Pergeseran ini menciptakan profil lipid yang lebih aterogenik, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.

2. Mekanisme di balik perubahan kolesterol

ilustrasi pembuluh darah (pixabay.com/Narupon Promvichai)

Mekanisme di balik perubahan ini rumit dan multifaktorial. Saat kadar estrogen turun selama menopause, aktivitas enzim yang mengatur metabolisme lipid berubah.

Misalnya, penurunan estrogen dapat menyebabkan peningkatan aktivitas lipase hati, yang berkontribusi pada kadar LDL yang lebih tinggi. Selain itu, hormon lain seperti hormon anti-Müllerian (AMH) telah terbukti berinteraksi dengan estrogen dan memengaruhi profil lipid selama transisi ini.

3. Implikasi jangka panjang

Implikasi jangka panjang dari peningkatan kadar kolesterol pascamenopause sangat signifikan. Risiko penyakit kardiovaskular meningkat drastis bagi perempuan setelah menopause.

Pada usia 60-an dan 70-an, angka penyakit kardiovaskular di kalangan perempuan dapat mendekati angka pada laki-laki, dengan beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami menopause dini mungkin menghadapi risiko yang lebih tinggi lebih cepat.

Oleh sebab itu, pemantauan dan pengelolaan kadar kolesterol selama dan setelah menopause menjadi penting untuk menjaga kesehatan jantung.

4. Mengelola kadar kolesterol selama menopause

ilustrasi cek kadar kolesterol (pexels.com/Artem Podrez)

Untuk mengurangi dampak menopause pada kadar kolesterol, modifikasi gaya hidup sangat penting. Perempuan dianjurkan untuk mengadopsi kebiasaan yang menyehatkan jantung, seperti:

  • Perubahan pola makan: Memasukkan makanan yang tinggi serat larut, seperti gandum, kacang-kacangan dapat membantu menurunkan LDL. Mengurangi asupan lemak jenuh dan meningkatkan asam lemak omega-3 juga dapat bermanfaat.
  • Aktivitas fisik teratur: Berolahraga teratur membantu meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan dan dapat membantu mengelola berat badan dan kadar kolesterol. 
  • Manajemen berat badan: Menjaga berat badan yang sehat sangat penting karena kelebihan berat badan dapat memperburuk dislipidemia (kolesterol atau lipid yang tidak normal di dalam darah).

5. Intervensi medis

Bagi sebagian perempuan, perubahan gaya hidup mungkin tidak cukup untuk mengelola peningkatan kadar kolesterol secara efektif. Dalam kasus seperti itu, dokter dapat merekomendasikan pengobatan, seperti statin atau terapi penurun lipid lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan masing-masing.

Statin, yang merupakan kelompok obat utama dalam pengobatan dislipidemia, bekerja dengan menghambat produksi kolesterol di hati, sehingga dapat menurunkan LDL. Penggunaan statin telah terbukti efektif dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, terutama pada perempuan yang mengalami hiperlipidemia pascamenopause.

Kesimpulannya, menopause berdampak signifikan pada kadar kolesterol perempuan karena perubahan hormonal yang mengubah cara tubuh memetabolisme lipid. Memahami perubahan ini memberdayakan perempuan untuk mengambil langkah proaktif dalam mengelola kesehatan kardiovaskular mereka selama masa transisi ini.

Pemantauan kadar kolesterol secara teratur dan menerapkan pilihan gaya hidup yang menyehatkan jantung merupakan strategi penting untuk mengurangi risiko yang terkait dengan peningkatan kolesterol pascamenopause.

Referensi

"Menopause and Cholesterol: What You Need to Know". Balance. Diakses Desember 2024. 
"How Does Menopause Affect Cholesterol Levels?" Healthline. Diakses Desember 2024. 
"What Is The Link Between Menopause And Cholesterol Levels?" Medical News Today. Diakses Desember 2024. 
Do Kyeong Song et al., “The effect of menopause on cardiovascular risk factors according to body mass index in middle-aged Korean women,” PLoS ONE 18, no. 3 (March 23, 2023): e0283393, https://doi.org/10.1371/journal.pone.0283393.
"How Menopause Affects Cholesterol—And How to Manage It". Time. Diakses pada Desember 2024. 
"This Hormone May Be The Missing Ingredient To Heart-Healthy Cholesterol Levels for Menopausal Women". University of Pittsburgh. Diakses Desember 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us