Studi: Remaja yang Cukup Tidur Otaknya Lebih Tajam

- Remaja yang tidur lebih awal dan lebih lama memiliki keterampilan mental lebih tajam dan nilai tes kognitif yang lebih baik.
- Perbedaan kecil dalam durasi tidur dapat membuat perubahan signifikan pada kemampuan kognitif remaja.
- Otak remaja yang sedang berkembang membutuhkan antara 8–10 jam tidur setiap malam.
Remaja yang tidur lebih awal dan tidur lebih lama dari teman sebayanya cenderung memiliki keterampilan mental yang lebih tajam dan mendapat nilai yang lebih baik dalam tes kognitif, menurut penelitian.
Sebuah penelitian terhadap lebih dari 3.000 remaja menunjukkan mereka yang tidur lebih awal, tidur paling lama, dan memiliki detak jantung tidur paling rendah mengungguli yang lain dalam hal membaca, kosakata, pemecahan masalah, dan tes mental lainnya.
Tidur malam dikaitkan dengan kinerja mental
Para peneliti berpikir bahwa remaja dengan kebiasaan tidur yang baik mendapatkan nilai yang lebih baik daripada mereka yang kurang tidur. Namun, dari studi ini terungkap bahwa perbedaan kecil saja dari durasi tidur dapat membuat perubahan yang cukup signifikan.
Peneliti berpikir bahwa tidur mendorong kemampuan kognitif yang lebih baik, sebagian karena ini disebut dapat memperkuat ingatan saat tidur.
Istirahat malam yang baik telah lama dikaitkan dengan kinerja mental, dan penelitian terkini memberikan wawasan yang lebih jauh mengenai hubungan ini selama masa remaja—periode krusial bagi perkembangan otak.
Temuan studi

Para peneliti menganalisis data dari 3.222 anak muda dalam studi perkembangan kognitif otak, sebuah investigasi jangka panjang terbesar terhadap perkembangan otak dan kesehatan anak. Mereka yang ikut serta menjalani pemindaian otak, tes kognitif, dan melacak tidur menggunakan Fitbits.
Bahkan, mereka yang memiliki kebiasaan tidur terbaik pun mendapatkan waktu tidur yang lebih sedikit daripada yang direkomendasikan para ahli. Padahal, remaja berusia 13 hingga 18 tahun seharusnya tidur selama delapan hingga 10 jam per malam.
Para remaja terbagi dalam tiga kelompok yang berbeda, yaitu:
- Kelompok I: Sekitar 39 persen remaja tidur paling larut dan bangun paling pagi. Mereka tidur rata-rata tujuh jam, 10 menit per malam.
- Kelompok II: Sekitar 24 persen dari partisipan tidur rata-rata selama tujuh jam, 21 menit.
- Kelompok III: Sekitar 37 persen tidur paling awal, tidur paling lama dan memiliki detak jantung tidur paling rendah. Mereka tidur sekitar tujuh jam, 25 menit.
Meskipun tidak ada perbedaan yang berarti dalam pencapaian pendidikan dari tiga kelompok tersebut, tetapi remaja dalam kelompok III mendapat nilai tertinggi dalam tes kognitif, diikuti oleh kelompok II, sementara kelompok I mendapat nilai paling rendah.
Pemindaian otak menunjukkan bahwa mereka yang berada di kelompok III memiliki volume otak terbesar dan fungsi otak terbaik.
Efek kurang tidur pada remaja
Otak remaja yang sedang berkembang membutuhkan antara delapan hingga 10 jam tidur setiap malam. Efek dari kurang tidur kronis (terus-menerus), dapat meliputi:
- Kesulitan konsentrasi.
- Mengantuk di kelas.
- Rentang perhatian yang lebih pendek.
- Gangguan memori.
- Pengambilan keputusan yang buruk.
- Kurangnya antusiasme.
- Murung dan pemarah.
- Depresi.
- Cenderung untuk mengambil risiko.
- Refleks fisik yang lebih lambat.
- Kekakuan, yang dapat mengakibatkan cedera fisik.
- Berkurangnya kinerja olahraga.
- Kinerja akademik berkurang.
- Kerap sakit karena kelelahan.
- Bolos.
Tips untuk orang tua
Diskusikan dengan anak tentang waktu tidur malam mereka. Yang bisa dilakukan oleh orang tua antara lain:
- Membolehkan anak untuk bangun siang saat akhir pekan.
- Dorong anak untuk tidur lebih awal setiap hari Minggu agar bangun pagi pada hari Senin.
- Tentukan bersama batas waktu yang tepat untuk aktivitas yang menstimulasi, seperti pekerjaan rumah atau waktu main gadget. Doronglah aktivitas yang menenangkan pada malam hari, seperti membaca.
- Bantu anak remaja untuk menjadwalkan kegiatan sepulang sekolah untuk meluangkan waktu istirahat dan tidur.
- Kaji jadwal mingguan bersama-sama dan lihat apakah mereka memiliki kegiatan yang berlebihan. Pangkas kegiatan jika diperlukan.
- Dorong anak remaja untuk tidur siang sepulang sekolah untuk mengisi ulang tenaga mereka.
- Bekerja sama untuk menyesuaikan jam biologis anak remaja. Orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Remaja umumnya membutuhkan antara delapan hingga 10 jam tidur setiap malam. Namun, sebagian besar remaja hanya tidur sekitar 6,5–7,5 jam per malam, dan sebagian lagi kurang dari itu.
Kurang tidur secara teratur dapat menyebabkan kurang tidur kronis. Pada akhirnya ini dapat memiliki efek besar pada kehidupan remaja, berdampak pada kesehatan mental, meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan kepercayaan diri yang rendah. Hal ini juga dapat memengaruhi prestasi akademik anak.
Referensi
Ma, Qing, Barbara J Sahakian, Bei Zhang, Zeyu Li, Jin-Tai Yu, Fei Li, Jianfeng Feng, and Wei Cheng. “Neural Correlates of Device-Based Sleep Characteristics in Adolescents.” Cell Reports 44, no. 5 (April 16, 2025): 115565.
"Teenagers who go to bed early and sleep longer have sharper brains, study finds". The Guardian. Diakses Mei 2025.
Paruthi, Shalini, Lee J. Brooks, Carolyn D’Ambrosio, Wendy A. Hall, Suresh Kotagal, Robin M. Lloyd, Beth A. Malow, et al. “Consensus Statement of the American Academy of Sleep Medicine on the Recommended Amount of Sleep for Healthy Children: Methodology and Discussion.” Journal of Clinical Sleep Medicine 12, no. 11 (November 14, 2016): 1549–61.
"Teenagers and sleep". Better Health Channel. Diakses Mei 2025.
"Earlier Bedtimes Linked to Better Brain Function in Adolescents." Neuroscience. Diakses Mei 2025.