Stroke Iskemik Bisa Ditangani dengan Terapi Reperfusi, Ini Kata Dokter

Stroke masih menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan di seluruh dunia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke setiap tahunnya.
Untungnya, perkembangan teknologi membuat penyakit ini lebih mudah ditangani. Salah satu metode untuk menangani stroke adalah terapi reperfusi atau reperfusion therapy. Dengan waktu dan penanganan yang tepat, orang yang terkena serangan stroke bisa bergerak seperti semula dengan metode ini.
1. Terapi reperfusi untuk stroke iskemik

Secara singkat, terapi reperfusi merupakan penanganan medis untuk mengembalikan aliran darah yang tersumbat di arteri. Menurut penjelasan dr. Sigit Dewanto H., SpN, FINS, FINA, dokter spesialis saraf dari RS Pondok Indah – Puri Indah, terapi ini bisa digunakan pada pasien yang mengalami stroke iskemik ( stroke akibat penyumbatan darah).
"Jadi ini cuma bisa untuk yang jenis yang iskemik, ya. Kalau yang jenis hemoragik pendekatannya berbeda," jelas dr. Sigit dalam acara diskusi media RS Pondok Indah pada Rabu (25/10/2023) di Jakarta.
Terapi reperfusi untuk penanganan stroke dibagi menjadi tiga. Ini meliputi intravenous thrombolysis (IVT), intra-arterial thrombolysis, dan mechanical thrombectomy (MT). Ketiganya akan digunakan berdasarkan waktu serangan pasien yang terkena stroke.
2. Pentingnya golden time untuk pasien stroke

Lamanya mendapatkan penanganan setelah terkena serangan stroke menjadi faktor penting dalam terapi reperfusi. Menurut penjelasan dr. Sigit, terapi reperfusi akan bekerja maksimal jika dilakukan selama golden time, yaitu waktu critical untuk mengurangi risiko cacat permanen dan kematian bagi pasien stroke.
Metode IVT bisa digunakan kepada pasien stroke dengan kurun waktu kurang dari 4 jam setelah serangan. Dokter akan menggunakan suntikan khusus ke dalam vena untuk menghancurkan sumbatan.
Untuk penanganan menggunakan intra-arterial thrombolysis, pasien harus ditangani tidak lebih dari 6 jam setelah serangan stroke.
Sementara itu, untuk MT, metode ini digunakan untuk pasien yang terkena serangan stroke tidak lebih dari 24 jam. Dokter akan menggunakan kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah untuk menghancurkan penyumbatan.
"Jadi, golden time ini sangat penting ya dalam penanganan stroke. Dokter akan lihat pasien kena serangan stroke sudah berapa jam, kemudian ditentukan metode yang akan dipakai. Yang penting cepat dibawa ke rumah sakit dan di bawah 24 jam," papar dr. Sigit.
3. Tips pencegahan stroke

Walaupun teknologi untuk penanganan stroke sudah sangat berkembang, tetapi dr. Sigit tetap menekankan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan stroke bisa dilakukan dengan mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat diubah.
Beberapa tips yang disampaikan dr. Sigit meliputi:
- Menerapkan pola hidup sehat.
- Memenuhi asupan nutrisi dengan gizi seimbang.
- Mengurangi konsumsi makanan asin dan bergaram.
- Menghindari kebiasaan merokok.
- Menghindari kebiasaan mengonsumsi alkohol.
- Berolahraga secara teratur.
- Melakukan cek kesehatan secara rutin.
Stroke yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah bisa ditangani dengan terapi reperfusi. Metode pengobatan ini dinilai efektif dalam mengurangi risiko kematian dan cacat permanen bagi pasien stroke.