Ruam dan Biduran akibat Stres, Apakah Berbahaya?

- Stres dapat menyebabkan ruam dan biduran.
- Reaksi tubuh terhadap stres bisa memicu peradangan pada kulit.
- Manajemen stres dan perawatan kulit yang tepat diperlukan untuk mengatasi ruam dan biduran.
Stres tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga bisa menimbulkan dampak fisik yang cukup mengganggu. Salah satu reaksi tubuh yang dapat terjadi akibat stres adalah munculnya ruam dan biduran. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa gatal, peradangan, dan ketidaknyamanan.
Meskipun kondisi ini sering dianggap sebagai respons sementara tubuh, tetapi banyak yang bertanya-tanya apakah dampak jangka panjangnya berbahaya. Untuk memahami lebih lanjut, penting untuk mengetahui penyebab dan langkah yang perlu diambil agar masalah kulit akibat stres tidak memburuk.
1. Stres bisa menyebabkan ruam dan biduran

Ruam stres adalah kondisi kulit yang muncul sebagai respons terhadap tekanan atau kecemasan. Gejala utama ruam ini adalah munculnya bintik-bintik merah yang gatal dan bisa muncul di berbagai bagian tubuh.
Stres bisa memicu reaksi sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan peradangan pada kulit, menghasilkan ruam atau bintik-bintik merah yang tidak nyaman.
Biduran (urtikaria) adalah kondisi kulit lain yang juga bisa dipicu oleh stres. Biduran ditandai dengan munculnya bentol-bentol yang gatal, sering kali disertai sensasi terbakar atau perih. Biduran akibat stres biasanya terlihat seperti gigitan nyamuk kecil yang bengkak.
Meskipun penyebab utama biduran bisa beragam, termasuk alergi, infeksi, atau faktor lingkungan, stres adalah pemicu umum yang bisa memperburuk kondisi ini.
2. Ruam dan biduran akibat stres adalah hal yang wajar

Ruam dan biduran akibat stres merupakan respons alami tubuh terhadap tekanan fisik maupun emosional. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Dermatology Practical and Conceptual tahun 2021 menjelaskan bahwa stres bisa memengaruhi sistem endokrin, imun, dan neurologis.
Interaksi ini bisa memicu peradangan pada kulit, yang berujung pada kondisi seperti psoriasis, eksim, atau ruam stres lainnya.
Faktanya, ruam dan biduran akibat stres lebih umum terjadi daripada yang kita kira. Studi lain dalam Advances in Dermatology and Allergology tahun 2018 menemukan hubungan antara stres dan rasa gatal pada sekelompok partisipan perempuan.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa stres tidak hanya bisa memperburuk kondisi kulit seperti biduran kronis, tetapi juga menurunkan sensitivitas kulit terhadap rasa gatal.
Dengan kata lain, stres berat bisa membuat kamu merasakan gatal lebih intens, menjadikan ruam dan biduran akibat stres sebagai respons tubuh yang wajar dalam situasi tertentu.
3. Penanganan ruam dan biduran akibat stres

Ruam dan biduran akibat stres umumnya bersifat sementara dan bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu 24 jam. Namun, jika stres tidak dikelola dengan baik, kondisi ini bisa saja berulang di kemudian hari.
Oleh karena itu, langkah utama untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengelola pemicu stres. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dalam bisa membantu menenangkan pikiran dan mengurangi reaksi fisik akibat stres.
Selain itu, menjaga kulit tetap sehat juga penting. Menggunakan pelembap untuk mencegah iritasi, mandi dengan air dingin, atau mengonsumsi antihistamin bisa membantu meringankan gejala.
Jika ruam dan biduran tidak kunjung membaik, atau disertai dengan gejala lain seperti sesak napas, konsultasikan segera dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Ruam dan biduran akibat stres memang bisa menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi biasanya bukan kondisi yang berbahaya. Dengan manajemen stres yang baik dan perawatan kulit yang tepat, gejalanya dapat diatasi dengan mudah.
Referensi
Ograczyk-Piotrowska, Alicja, Zofia Gerlicz-Kowalczuk, Anna Pietrzak, and Anna M. Zalewska-Janowska. “Stress, Itch and Quality of Life in Chronic Urticaria Females.” Advances in Dermatology and Allergology 35, no. 2 (January 1, 2018).
Graubard, Rachel, Ariadna Perez-Sanchez, and Rajani Katta. “Stress and Skin: An Overview of Mind Body Therapies as a Treatment Strategy in Dermatology.” Dermatology Practical & Conceptual, September 28, 2021.
"What are hives?" American Academy of Dermatology Association. Diakses pada Desember 2024.